Monday, June 22, 2020

MENGIKUT TUHAN: Meneladani Prajurit

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Juni 2020


"Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus."  2 Timotius 2:3

Timotius adalah salah seorang pemuda yang mengasihi Tuhan dan merespons panggilan Tuhan dalam hidupnya.  Arti nama Timotius adalah memuliakan Tuhan.  Ia adalah salah seorang pemuda yang menjadi rekan sekerja Paulus di ladang Tuhan, yang begitu setia dan terpercaya.  Dalam suratnya rasul Paulus berusaha untuk memberikan dorongan dan semangat kepada  'anaknya'  yang terkasih ini untuk tetap setia dalam mengerjakan panggilan Tuhan sebagai pemberita Injil sekalipun ada banyak kesulitan, kesukaran, dan tantangan dari orang-orang yang berusaha untuk menghambat dan menghalangi.

     Rasul Paulus menasihati Timotius untuk belajar dari orang-orang yang menjalani hidup sebagai:  prajurit, olahragawan dan petani.  Setiap orang percaya adalah prajurit-prajurit Kristus yang dipanggil untuk berperang melawan musuh, karena itu seorang prajurit haruslah seorang pemberani, bermental baja, dan bukan seorang penakut.  Musuh utama dari prajurit Kristus adalah Iblis dengan bala tentaranya, suatu kekuatan yang tidak kelihatan secara kasat mata, yakni pemerintah, penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap atau roh-roh jahat di udara  (Efesus 6:12).  Sebelum terjun ke medan peperangan seorang prajurit harus terlebih dahulu masuk ke kawah candradimuka:  dilatih dan ditempa.  Ia juga diajar untuk memiliki ketaatan penuh kepada perintah sang komandan!  Hal penting lain yang tak boleh diabaikan seorang prajurit adalah tetap fokus:  "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya."  (2 Timotius 2:4).

     Orang percaya harus fokus kepada perkara-perkara rohani atau mengutamakan perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi!  (Kolose 3:1-2).  Seorang prajurit harus punya komitmen dan integritas yang tinggi supaya ia berkenan kepada komandan, sebab seorang komandan akan berkenan pada prajurit yang taat dan dapat diandalkan.  Kita semua adalah prajurit-prajurit Kristus yang sudah dibeli dan dibayar lunas dengan darah-Nya sendiri, oleh karena itu kita harus berusaha agar kita bisa menyenangkan hati Tuhan dan mempermuliakan Dia melalui perkataan dan perbuatan kita.

Prajurit Kristus adalah orang yang taat dan siap berperang setiap saat!

Sunday, June 21, 2020

MENGUTAMAKAN TUHAN: Tak Perlu Kuatir

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Juni 2020


"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."  Matius 6:33

Semua orang pasti pernah merasa kuatir!  Kebanyakan orang menguatirkan tentang kebutuhan hidupnya:  apa yang dimakan, minum dan pakai.  Demi memenuhi kebutuhan hidup tersebut orang bekerja sedemikian kerasnya sampai-sampai mereka lupa waktu.  Berusaha mati-matian demi mengejar materi itu tidaklah salah, yang menjadi persoalan adalah ketika kita terlalu terfokus mengejar materi duniawi, lalu mengesampingkan perkara-perkara rohani.  Tuhan menegur dan memperingatkan jemaat di Laodikia yang tampak kaya secara jasmani, tapi sesungguhnya mereka miskin rohani  (Wahyu 3:17).

     Saat-saat ini kita sedang diperhadapkan dengan keadaan dunia yang semakin hari semakin berat dan penuh kesukaran, wajarlah bila orang dihantui oleh kekuatiran.  Apa itu kekuatiran?  Sesungguhnya kekuatiran adalah rasa takut tentang sesuatu hal yang belum tentu akan terjadi, merasa cemas, atau merasa gelisah.  Tuhan memerintahkan kita untuk tidak kuatir tentang hidup kita dan juga masa depan kita, karena semua dalam jaminan Tuhan!  Karena itu kita harus memiliki bahasa iman setiap hari dan tidak terpengaruh oleh situasi.  Nabi Habakuk, sekalipun berada dalam situasi sulit, tetapi bisa berkata,  "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN,..."  (Habakuk 3:17-18).

     Firman Tuhan mengajarkan kita untuk mengutamakan dan mendahulukan Tuhan dengan kebenaran-Nya  (ayat nas), dan ada tertulis:  "Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian."  (Amsal 23:23), artinya untuk memperoleh kebenaran ada harga yang harus dibayar!  Orang yang punya rasa haus dan lapar akan kebenaran akan berusaha sedemikian rupa untuk mendapatkan kebenaran tersebut.  Alkitab menegaskan bahwa kerajaan Sorga berbicara tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus  (Roma 14:27).

Ketika kita mengutamakan Tuhan dan mencari kebenaran-Nya, lebih dari apa pun yang ada di dunia ini, apa yang kita butuhkan pasti disediakan-Nya bagi kita!