Thursday, June 18, 2020

BERKORBAN ADALAH BUKTI KASIH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Juni 2020


"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."  Yohanes 15:13

Sampai kapan pun kita takkan pernah sanggup mengukur kasih Tuhan,  "...betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya..."  (Efesus 3:18).  Bukti terbesar kasih Tuhan kepada kita adalah rela mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.  Pengorbanan Tuhan untuk kita sungguh tiada terbatas!

     Dengan apakah kita membalas kasih Tuhan?  Karena Ia sudah terlebih dahulu mengasihi kita sedemikian rupa, kita pun harus mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita.  Bukti nyata orang mengasihi Tuhan adalah taat melakukan firman-Nya!  Jangan katakan kita mengasihi Tuhan bila kita tidak taat melakukan kehendak-Nya!  Mengasihi Tuhan harus ada bukti nyata.  Terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan pun tak menjamin orang akan mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh, karena tidak sedikit orang Kristen yang menjadikan pelayanan hanya sebagai aktivitas rutin, bahkan kedok atau topeng.  "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."  (Yohanes 14:15) dan  "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."  (Yohanes 14:21).

     Berkorban  (persembahan, persepuluhan dan menolong sesama)  adalah bukti mengasihi Tuhan:  "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya."  (Amsal 3:9-10).  Sesungguhnya Tuhan tak mengingini uang atau harta kita karena Dia Pemilik segalanya;  Tuhan hendak melatih kita untuk memberi terlebih dahulu sebelum kita menerima, bahkan Tuhan  "...yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati,"  (2 Korintus 9:10-11).  Tidak ada alasan untuk tidak memberi!

Taat melakukan firman Tuhan dan mau berkorban adalah bukti kasih kepada Tuhan!

Catatan:
"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan,"  1 Korintus 9:7

"'Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.' Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah."  (Roma 9:15-16).

Wednesday, June 17, 2020

MOTIVASI HATI: Tetap Tulus Murni

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juni 2020


"Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."  Yeremia 17:10

Setiap orang pasti memiliki motivasi ketika mengerjakan segala sesuatu!  Contoh:  banyak orang berlomba-lomba mengikuti ajang pencarian bakat yang diselenggarakan oleh beberapa televisi swasta, dengan satu motivasi ingin mengubah nasib atau menjadi orang yang terkenal.  Secara garis besar motivasi memiliki arti:  suatu dorongan atau alasan yang menjadi dasar semangat bagi seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan tertentu.  Motivasi adalah faktor penting yang dapat membangkitkan semangat kita untuk melakukan sesuatu, sebaliknya seorang yang tak punya motivasi akan mengerjakan segala sesuatunya tanpa greget dan ala kadarnya... begitu diperhadapkan dengan tantangan atau kendala, kemungkinan besar akan cepat menyerah di tengah jalan.a

     Milikilah motivasi yang benar dalam mengerjakan segala sesuatu, sebab Tuhan menyelidiki hati dan menguji batin kita!  Artinya Tuhan selalu memperhatikan motivasi seseorang dalam mengerjakan segala sesuatu, sebab Ia tahu secara persis apa yang ada di dalam hati kita, apa yang menjadi niat dan juga cita-cita  (1 Tawarikh 28:9).  Jadi, Tuhan tidak hanya melihat dan menilai apa yang kita perbuat, tetapi lebih dari itu:  Ia menilai, memperhatikan, dan menyelidiki motivasi hati kita.  Perhatikan motivasi Saudara dalam melayani pekerjaan Tuhan:  apakah Saudara melayani karena tergiur iming-iming materi, atau ingin mendapatkan pujian dari manusia?  Perhatikan juga saat Saudara memberi persembahan atau menolong orang lain:  apakah hati kita benar-benar tulus ataukah ada tendensi di balik pemberian itu?  Sekalipun kita bisa menyembunyikan motivasi hati kita dari manusia, tapi semuanya tetap akan terbaca jelas di mata Tuhan.

     Dalam hal beribadah, melayani pekerjaan Tuhan, dan membangun hubungan dengan sesama, biarlah motivasi hati tetap terjaga ketulusannya:  "Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku..."  (Mazmur 101:2).  Begitu pula rasul Paulus, yang juga berusaha untuk menjaga kemurnian hatinya dalam melayani Tuhan  (Kisah 24:16).

Tuhan itu baik bagi orang yang tulus bersih hatinya!  (Mazmur 73:1).