Thursday, June 4, 2020

TUHAN TAHU YANG KITA PERBUAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juni 2020

Baca:  Mazmur 139:1-24

"TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;"  Mazmur 139:1

Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahahadir  (Omnipresent)  yang artinya Dia hadir di segala tempat dan di segala waktu, dan Dia juga Mahatahu, yang artinya Ia memiliki pengetahuan penuh, mengetahui segala hal, karena Dia berdaulat penuh atas segala yang diciptakan-Nya.  Jadi tidak ada tempat di belahan bumi manapun bagi orang dapat menyembunyikan diri dari hadapan Tuhan,  "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).

     Pemazmur menyatakan,  "Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN."  (Mazmur 139:2-4).  Daud sadar ia tidak mungkin dapat menyembunyikan diri dari pantauan dan perhatian Tuhan, sebab Dia ada di mana-mana dan mengetahui segala sesuatu, maka ia begitu terbuka di hadapan Tuhan.  Jadi, tidak ada selubung sedikit pun yang mampu menudungi dan menutupi seseorang dari pandangan Tuhan sehingga Ia tidak tahu, semuanya nyata jelas.  Banyak orang Kristen tidak menyadari tentang hal ini, atau mungkin pura-pura tidak tahu kalau Tuhan itu Mahahadir dan Mahatahu, sehingga mereka menjalani hidup dengan seenaknya sendiri alias sembrono.  Dengan tanpa rasa bersalah sedikit pun mereka tetap hidup dalam dosa, melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari firman Tuhan.

     Sekalipun tahu bahwa mereka telah ditebus dosa-dosanya melalui pengorbanan Kristus dan menjadi  'ciptaan baru'  di dalam Tuhan, mereka tetap saja menjalani hidup sebagai manusia lama, hidup menuruti keinginan daging dengan segala hawa nafsunya.  Dengan segala kepura-puraan atau topeng-topeng, mereka pikir bisa mengelabui Tuhan:  ibadah tetap saja dilakukan, pelayanan tetap dijalani, tapi perbuatan dosa juga enggan ditinggalkannya.  Manusia mungkin saja tidak tahu segala hal yang kita sembunyikan, tapi bagaimana dengan Tuhan?  Hal-hal kecil sekalipun tampak jelas di mata-Nya.

Tuhan tidak bisa kita permainkan, sebab  "...mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."  (Zakharia 4:10)  dan melihat segala perbuatan manusia!

Wednesday, June 3, 2020

RESPONS HATI TERHADAP SITUASI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juni 2020

Baca:  Matius 15:21-28

"'Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.' Dan seketika itu juga anaknya sembuh."  Matius 15:28

Tuhan memakai berbagai macam situasi yang sulit, yang biasanya disebut persoalan, masalah, kesulitan, penderitaan atau kesesakan, untuk mengembangkan karakter kita dan sebagai sarana untuk menguji kualitas iman kita!  Karena itu milikilah respons hati yang benar dan positif dalam menyikapi setiap keadaan dan peristiwa yang ada.  Dr.  Norman Vincent Peale, seorang pengkhotbah dan penulis buku rohani terkenal, dalam bukunya The Power of Positive mengajarkan kita untuk selalu berpikir positif dan membayangkan hal yang positif, supaya hasil yang kita dapatkan juga positif.

     Seorang perempuan Kanaan, yang disebut pula perempuan Siro-Fenesia  (Markus 7:24-30), sekalipun berada di situasi yang sangat sulit, tetap memiliki respons hati yang positif.  Ketika datang kepada Tuhan memohon kesembuhan untuk anak perempuannya yang kerasukan setan ia merasa diabaikan oleh Tuhan, karena Tuhan  "...sama sekali tidak menjawabnya."  (Matius 15:23).  Perempuan itu tidak menyerah begitu saja, ia terus mendekat dan meminta pertolongan kepada-Nya, tapi Tuhan malah menjawab,  "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."  (Matius 15:26).  Jawaban Tuhan benar-benar sangat menohok dan menyakitkan hati, tapi perempuan tersebut tetap tegar, tidak kecewa, tidak marah, tidak tersinggung, tidak terluka hati, dan tidak merasa terhina.  Kalau ia memiliki respons negatif terhadap perkataan Tuhan, seketika itu juga ia pasti pergi meninggalkan Tuhan, sambil mengomel dan bersungut-sungut...tentu mujizat tidak akan pernah dinyatakan!

     Percaya bahwa Tuhan sanggup menolong dan menyembuhkan anaknya mendorong perempuan itu terus berseru-seru kepada Tuhan.  Iman semacam ini yang menggerakkan hati Tuhan untuk mengulurkan tangan-Nya, menyatakan kuasa-Nya.  Ada saat Tuhan seolah tidak peduli dan tak menghiraukan semua doa kita, tetapi orang yang melihat dengan mata iman tidak akan pernah kecewa kepada Tuhan dan menyerah pada keadaan.

"Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu."  Bilangan 14:28