Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Mei 2020
Baca: Yohanes 1:19-28
"Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" Yohanes 1:22
Ketika para imam dan orang-orang Lewi datang kepada Yohanes Pembaptis untuk mempertanyakan tentang keberadaannya, Yohanes Pembaptis menjawab dengan jujur dan apa adanya bahwa dia bukanlah Mesias, bukan Elia, dan bukan juga nabi yang sedang dinanti-nantikan oleh bangsa Israel. Ia menegaskan kepada mereka, "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." (Yohanes 1:23). Pernyataan Yohanes Pembaptis ini menunjukkan bahwa ia adalah orang yang rendah hati, orang yang tidak haus akan jabatan, orang yang tidak haus pujian dan sanjungan dari manusia, dan orang yang tahu apa yang menjadi porsi atau tugasnya di hadapan Tuhan.
Di zaman sekarang ini bukan hal yang mengejutkan lagi bila di dalam suatu organisasi gereja atau di suatu ladang pelayanan masih ada orang-orang yang saling berebut posisi atau jabatan; mereka menginginkan posisi tertentu yang strategis, sekalipun posisi tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan karunia yang dimilikinya tapi tetap saja dipaksakan. Yang mereka incar dan kejar adalah posisi, bukan tugas! Jelas sekali bahwa yang menjadi motivasi mereka adalah kepentingan pribadi, bukan kemuliaan Tuhan. Bahkan tidak sedikit para pelayan Tuhan yang saling menjatuhkan satu sama lain, tujuannya adalah untuk kemegahan diri sendiri. Tidak demikian halnya dengan Yohanes Pembaptis, ia tidak mengaku-aku diri sebagai Musa atau Elia yang sudah populer di kalangan orang-orang Yahudi, supaya orang mengelu-elukan dia, karena memang ia bukanlah Elia dan juga bukan Musa. Yohanes Pembaptis tetap tampil apa adanya!
Setiap kita dipercaya Tuhan dengan karunia yang berbeda-beda untuk saling melengkapi dan saling membangun dalam pelayanan (1 Korintus 12:4-11), karena itu kita tidak perlu merasa iri hati kepada kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh orang lain. Tetaplah menjadi diri sendiri dan kerjakan sesuai dengan porsi kita, karena Tuhan menciptakan kita istimewa, dan yang terutama adalah tetap rendah hati.
Milikilah motivasi yang benar dalam melayani Tuhan, jangan sekali-kali melayani disertai dengan ambisi pribadi atau tendensi untuk mencari nama!
Tuesday, May 12, 2020
Monday, May 11, 2020
SINGKIRKAN AWAN GELAP DI HIDUPMU
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Mei 2020
Baca: Amsal 4:20-27
"Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu." Amsal 4:20-21
Alkitab menyatakan: "...bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya." (Maleakhi 4:2), namun tidak semua orang percaya mengalami dan menikmati pancaran surya kebenaran yang mendatangkan kesembuhan tersebut. Mengapa? Karena masih ada hal-hal atau awan gelap yang menutupi dan menghalangi dirinya untuk dapat melihat, mengalami, dan menikmati surya kebenaran tersebut.
Awan gelap yang menghalangi itu bisa berbicara tentang ketidaktaatan kita atau dosa-dosa yang belum dibereskan. Oleh karena itu "...marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita," (Ibrani 12:1). Jangan biarkan awan gelap menghalangi Surya Kebenaran (Kristus) untuk menyinari kehidupan kita, sehingga kita tak dapat berjalan dalam terang-Nya, tak dapat mengalami kuasa-Nya dan tak dapat menikmati janji-janji firman-Nya. Penghalang-penghalang itu harus disingkirkan! Jika perkataan Tuhan menjauh dari mata kita sudah pasti kita tak dapat melihat Surya Kebenaran dan kita tak dapat menikmati berkat-berkat dari Surya Kebenaran tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari bila kita tak dapat menerima sinar surya, karena adanya suatu benda yang merintangi cahaya menyinari kita, matahari tak akan melakukan sesuatu bagi kita. Jadi kitalah yang harus menyingkirkan benda perintang itu dari kita sehingga sinar surya dapat mengenai kita. Perhatikan apa yang Yesus katakan ketika Ia menyembuhkan orang yang sakit selama 38 tahun, "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (Yohanes 5:14).
Dosa adalah penghalang utama untuk kita mengalami penggenapan janji Tuhan: kesembuhan, pemulihan, dan sebagainya. Kalau kita telah berbuat dosa, lalu kita bertobat, maka Tuhan akan mengampuni kita, awan gelap yang selama ini menutupi jalan kita pun tersingkirkan. Pikiran-pikiran negatif yang tak mempercayai janji firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus adalah penghalang untuk kita mengalami dan merasakan Surya Kebenaran.
Tak lagi menyimpang dari firman dan menjauhkan diri dari kejahatan (Amsal 4:27) akan memberi keleluasaan Tuhan untuk berkarya dan melawat hidup kita!
Baca: Amsal 4:20-27
"Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu." Amsal 4:20-21
Alkitab menyatakan: "...bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya." (Maleakhi 4:2), namun tidak semua orang percaya mengalami dan menikmati pancaran surya kebenaran yang mendatangkan kesembuhan tersebut. Mengapa? Karena masih ada hal-hal atau awan gelap yang menutupi dan menghalangi dirinya untuk dapat melihat, mengalami, dan menikmati surya kebenaran tersebut.
Awan gelap yang menghalangi itu bisa berbicara tentang ketidaktaatan kita atau dosa-dosa yang belum dibereskan. Oleh karena itu "...marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita," (Ibrani 12:1). Jangan biarkan awan gelap menghalangi Surya Kebenaran (Kristus) untuk menyinari kehidupan kita, sehingga kita tak dapat berjalan dalam terang-Nya, tak dapat mengalami kuasa-Nya dan tak dapat menikmati janji-janji firman-Nya. Penghalang-penghalang itu harus disingkirkan! Jika perkataan Tuhan menjauh dari mata kita sudah pasti kita tak dapat melihat Surya Kebenaran dan kita tak dapat menikmati berkat-berkat dari Surya Kebenaran tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari bila kita tak dapat menerima sinar surya, karena adanya suatu benda yang merintangi cahaya menyinari kita, matahari tak akan melakukan sesuatu bagi kita. Jadi kitalah yang harus menyingkirkan benda perintang itu dari kita sehingga sinar surya dapat mengenai kita. Perhatikan apa yang Yesus katakan ketika Ia menyembuhkan orang yang sakit selama 38 tahun, "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (Yohanes 5:14).
Dosa adalah penghalang utama untuk kita mengalami penggenapan janji Tuhan: kesembuhan, pemulihan, dan sebagainya. Kalau kita telah berbuat dosa, lalu kita bertobat, maka Tuhan akan mengampuni kita, awan gelap yang selama ini menutupi jalan kita pun tersingkirkan. Pikiran-pikiran negatif yang tak mempercayai janji firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus adalah penghalang untuk kita mengalami dan merasakan Surya Kebenaran.
Tak lagi menyimpang dari firman dan menjauhkan diri dari kejahatan (Amsal 4:27) akan memberi keleluasaan Tuhan untuk berkarya dan melawat hidup kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)