Sunday, May 10, 2020

PELAKU FIRMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Mei 2020

Baca:  Yakobus 1:19-27

"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;"  Yakobus 1:19

Dalam suratnya ini Yakobus memberikan nasihat yang teramat penting kepada orang percaya untuk menjadi pelaku firman, bukan hanya sebagai pendengar.  Untuk menjadi pelaku firman ada tiga perkara mendasar yang harus diperhatikan yaitu cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata, dan lambat untuk marah.

     1.  Cepat mendengar.  "...setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar,"  (ayat nas).  Mendengar adalah seni menutup mulut, membuka telinga dan hati.  Cepat mendengar yang dimaksudkan adalah cepat mendengar firman Tuhan, bukan cepat mendengar berita-berita lain:  gosip, fitnah, rahasia orang, hal-hal negatif.  Sekalipun harus cepat mendengarkan firman bukan berarti kita harus menerima semua yang dikatakan oleh hamba Tuhan  (pengkhotbah), sebab ada hamba-hamba yang tidak memberitakan firman Tuhan dengan benar, malah membicarakan orang lain, atau menonjolkan diri sendiri.  2.  Lambat untuk berkata-kata.  Tuhan memberi kita dua telinga dan satu mulut dengan tujuan supaya kita banyak mendengar, tapi sedikit untuk berkata-kata.  Seringkali kita tidak bisa menahan diri untuk banyak bicara, berbantah dengan firman Tuhan, membicarakan orang lain, padahal  "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi."  (Amsal 10:19)  dan  "Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya,"  (Amsal 17:27a).  Berhati-hatilah!  "Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."  (Matius 12:37).  Orang yang menganggap diri beribadah, tapi tak bisa mengekang lidahnya, sama artinya menipu diri sendiri  (Yakobus 1:26).

     3.  Lambat untuk marah.  Ada tertulis:  "Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan."  (Amsal 14:29).  Janganlah lekas marah bila kita menerima teguran firman Tuhan yang keras!  Dan  "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis."  (Efesus 4:26-27).

Ibadah akan menjadi sia-sia bila kita tak taat melakukan firman Tuhan!

Saturday, May 9, 2020

WAJAH YANG MEMANCARKAN KEMULIAAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Mei 2020

Baca:  Mazmur 80:1-20

"...pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat."  Mazmur 80:4

Di zaman yang modern seperti sekarang ini banyak orang menjadikan penampilan lahiriah sebagai yang utama, teristimewa penampilan wajah.  Mereka berpikir dengan modal penampilan yang menarik  (cantik atau tampan), pintu sukses akan terbuka lebar.  Karena itulah tidak sedikit orang yang menghabiskan banyak uang untuk menjalani oplas  (operasi plastik)  supaya wajahnya berubah menjadi lebih menarik dan glowing.  Itulah manusia, yang selalu berfokus pada hal-hal yang jasmaniah!

     Tahukah Saudara bahwa hati manusia  (manusia batiniah)  jauh lebih diperhitungkan oleh Tuhan daripada hal-hal lahiriah?  Karena Tuhan tidak melihat rupa, harta, atau pangkat seseorang, tapi Ia melihat hati.  "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."  (1 Samuel 16:7).  Oleh karena itu firman Tuhan memperingatkan,  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsl 4:23), sebab  "Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu."  (Amsal 27:19).  Jika hati kita baik dan benar, dari dalam hati kita akan terpancar keluar kemuliaan Tuhan dan wajah pun akan tampak bersinar, sehingga kehidupan kita bisa menjadi berkat dan kesaksian di mana pun berada dan kapan pun.  Dari kehidupan kita akan terpancar kemuliaan Kristus bila kita menjalani hidup dengan iman dan penuh ucapan syukur.  Sebaliknya bila kita menjalani hidup ini dengan bersungut-sungut, mengeluh, dan mengomel, wajah kita akan tampak muram, suram, kusut, sedih, sehingga tak ada pancaran kemuliaan Tuhan, orang lain pun akan  'tersandung'  melihatnya.

     Dari kehidupan kita akan terpancar kemuliaan Kristus bila kita hidup dalam kebenaran.  Hidup dalam kebenaran berarti tidak ada hal-hal yang tidak beres, tidak ada dosa yang disembunyikan, tidak ada kepura-puraan!  "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya."  (Yesaya 32:17).  Sekalipun diperhadapkan dengan pergumulan berat kita tak kehilangan sukacita, karena kita tahu bahwa Tuhan ada di pihak orang benar.

Orang benar hidupnya pasti berdampak, karena memancarkan kemuliaan Tuhan!