Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 April 2020
Baca: Yesaya 35:1-10
"Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: 'Kuatkanlah hati, janganlah takut!'" Yesaya 35:3-4
Memiliki sikap hati yang positif di segala situasi, serta kemampuan melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda (dimensi iman) adalah kunci untuk menjadi orang Kristen yang kuat. Dengan memiliki respons hati yang positif kita akan terhindar dari rasa kuatir, takut, kecewa, cemas, putus asa dan sebagainya. Karena memiliki respons hati yang selalu positif, orang akan menjalani hidup dengan penuh semangat. Hidup di dunia ini memang diwarnai dengan berbagai permasalahan, tetapi orang yang punya semangat memiliki kekuatan untuk menghadapinya. "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?" (Amsal 18:14).
Bagaimana supaya kita tetap bersemangat dalam menjalani hidup? Arahkan pandangan hanya kepada Tuhan, imani setiap janji firman-Nya dan tekun menanti-nantikan pertolongan dari Tuhan. "...orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka
seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka
berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." (Yesaya 40:31). Kita menjadi orang yang kuat bila kita menyadari bahwa di dalam Tuhan selalu ada jalan keluar untuk setiap permasalahan yang kita alami (1 Korintus 10:13), dan bersama Tuhan kita pasti sanggup menanggung segala perkara (Filipi 4:13). Masalah bukan hanya melatih iman kita, tapi juga merupakan kesempatan untuk kita mengalami penggenapan janji-janji Tuhan. Hadapilah setiap permasalahan dengan tenang dan tetaplah teguh berpegang pada janji firman Tuhan. "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya." (Yesaya 26:3).
Tanamkan juga di dalam hati ini bahwa kesusahan sehari cukuplah untuk sehari saja, karena hari esok punya kesusahannya sendiri (Matius 6:34). Karena itu hiduplah dari sehari ke sehari dengan menyingkirkan segala ketakutan dan kecemasan, "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25).
Jadilah orang Kristen yang kuat di segala situasi dengan menjaga hati supaya tidak terfokus pada besarnya masalah, tetapi kepada besarnya kuasa Tuhan.
Saturday, April 4, 2020
Friday, April 3, 2020
SUKA MEMBERI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 April 2020
Baca: Lukas 6:37-42
"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu." Lukas 6:38a
Kita pasti tidak asing dengan ayat firman Tuhan yang mengatakan, "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). Ayat ini serasa tidak masuk di akal: bagaimana pun juga yang namanya memberi pasti kehilangan sesuatu, atau apa yang dimiliki menjadi berkurang. Bukankah lebih baik dan berbahagia bila kita menerima daripada memberi? Itulah prinsip dunia! Memberi berarti sebuah kerugian besar. Karena itu orang-orang dunia lebih suka menerima daripada memberi.
Prinsip Alkitab adalah sebaliknya. Orang yang berbahagia dan diberkati adalah yang banyak memberi: "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." (2 Korintus 9:6). Memberi adalah bukti nyata dari kasih! Artinya mengasihi harus diwujudkan dalam tindakan, bukan sebatas slogan. "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17).
Hati yang suka memberi adalah buah kehidupan yang bisa kita berikan kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya, seperti jemaat Filipi yang selalu mendukung pelayanan rasul Paulus: "Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku. Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu." (Filipi 4:16-17). Memberi untuk mendukung pelayanan pekerjaan Tuhan membuat Injil semakin diberitakan dan banyak jiwa yang diselamatkan. Selain itu kita juga harus membantu orang yang miskin, yatim piatu, janda miskin, korban bencana, dan sebagainya.
"Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." Amsal 11:24
Catatan:
"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." 2 Korintus 9:7
Baca: Lukas 6:37-42
"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu." Lukas 6:38a
Kita pasti tidak asing dengan ayat firman Tuhan yang mengatakan, "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). Ayat ini serasa tidak masuk di akal: bagaimana pun juga yang namanya memberi pasti kehilangan sesuatu, atau apa yang dimiliki menjadi berkurang. Bukankah lebih baik dan berbahagia bila kita menerima daripada memberi? Itulah prinsip dunia! Memberi berarti sebuah kerugian besar. Karena itu orang-orang dunia lebih suka menerima daripada memberi.
Prinsip Alkitab adalah sebaliknya. Orang yang berbahagia dan diberkati adalah yang banyak memberi: "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." (2 Korintus 9:6). Memberi adalah bukti nyata dari kasih! Artinya mengasihi harus diwujudkan dalam tindakan, bukan sebatas slogan. "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17).
Hati yang suka memberi adalah buah kehidupan yang bisa kita berikan kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya, seperti jemaat Filipi yang selalu mendukung pelayanan rasul Paulus: "Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku. Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu." (Filipi 4:16-17). Memberi untuk mendukung pelayanan pekerjaan Tuhan membuat Injil semakin diberitakan dan banyak jiwa yang diselamatkan. Selain itu kita juga harus membantu orang yang miskin, yatim piatu, janda miskin, korban bencana, dan sebagainya.
"Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." Amsal 11:24
Catatan:
"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." 2 Korintus 9:7
Subscribe to:
Posts (Atom)