Thursday, April 2, 2020

KITA ADALAH REFLEKSI KRISTUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 April 2020

Baca:  Roma 8:18-30

"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara."  Roma 8:29

Setiap pengikut Kristus  (orang Kristen)  memiliki sebuah tanggung jawab, yaitu menjadi teladan bagi orang-orang dunia.  Kita akan menjadi teladan bagi dunia bila kita memiliki kehidupan yang berbeda.  Hidup kita akan berbeda dengan dunia apabila kita hidup sebagaimana Kristus hidup.  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).

     Adalah mutlak orang percaya memiliki kehidupan yang merefleksikan Kristus.  Kata  'refleksi'  berarti gambaran atau cermin.  Jadi orang percaya harus mencerminkan karakter Kristus atau mewarisi karakter Ilahi, baik dalam perkataan dan terlebih dalam perbuatan sehari-hari.  Jika tidak, hidup kita hanya akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.  Hidup yang merefleksikan Kristus adalah hidup yang menghasilkan buah Roh:  "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu."  (Galatia 5:22-23).  Orang-orang dunia akan melihat ada Kristus di dalam diri orang percaya ketika orang percaya menghasilkan buah Roh dalam kehidupan nyata.  Kita pasti dapat menghasilkan buah Roh karena ada Roh Kudus di dalam kita:  "...tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu..."  (1 Korintus 6:19).  Ketika kita percaya bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, sejak saat itu Roh Kudus tinggal di dalam kita, dan Roh inilah yang memampukan kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang berkenan di hadapan Tuhan.  Roh ini juga yang senantiasa mengingatkan kita ketika kita lalai dan bahkan juga menghibur kita saat kita susah.  Roh Kudus akan bermanifestasi di dalam kita lewat buah Roh dan karunia Roh.

     Pada akhirnya semua bergantung pada respons kita!  Ketika kita mau merespons hal ini dengan benar, kita disanggupkan untuk melakukan apa yang Kristus lakukan atau teladankan, bahkan perkara-perkara yang jauh lebih besar  (Yohanes 14:12).

"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,"  Roma 8:29

Wednesday, April 1, 2020

PUJI-PUJIAN: Senjata Orang Percaya

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 April 2020

Baca:  Mazmur 8:1-10

"Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam."  Mazmur 8:3

Puji-pujian adalah bagian yang teramat penting bagi orang percaya, bukan saja dalam ibadah, melainkan juga dalam seluruh aspek kehidupan.  Bagi orang percaya puji-pujian adalah ungkapan iman, dan hanya orang beriman saja yang tak pernah berhenti untuk memuji-muji Tuhan di segala keadaan atau situasi.  Hal inilah yang sering tidak bisa dipahami oleh orang-orang dunia sehingga mereka kerap berkata,  "Orang Kristen itu aneh!  Lagi dalam masalah, memuji-muji Tuhan;  saat ada kematian, malah menyanyi!"

     Hidup orang percaya hendaknya dipenuhi dengan puji-pujian bagi Tuhan, karena itu rasul Paulus menasihati,  "...berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati."  (Efesus 5:19b).  Sikap yang paling utama dan paling penting saat memuji Tuhan adalah memuji dengan segenap hati.  Bernyanyi dengan segenap hati tidak berarti harus berteriak, tapi hendaknya dihayati.  Pemazmur juga berulang-ulang menasihati,  "Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!"  (Mazmur 98:4).  Alkitab menyatakan bahwa di sorga, dengan tidak henti-hentinya, siang dan malam, semua makhluk mempersembahkan puji-pujian, hormat, dan ucapan syukur kepada Tuhan yang duduk di atas takhta  (Wahyu 4:8-9).  Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa memuji Tuhan adalah salah satu cara untuk menghancurkan kekuatan musuh, sebagai senjata untuk berperang melawan kuasa kegelapan.  Ayat nas menyatakan bahwa puji-pujian adalah dasar kekuatan untuk membungkam musuh.  Saat musuh melontarkan kata-kata yang melemahkan, mengintimidasi, dan mengalihkan fokus kita dari Tuhan, kita harus tetap menjaga hati kita dengan puji-pujian dan mazmur.

     Puji-pujian menjadi dasar kekuatan orang percaya karena Tuhan bersemayam, bertahta, tinggal di atas puji-pujian kita  (Mazmur 22:4).  Saat memuji Tuhan, kita mengundang Tuhan hadir melawat di mana lawatan-Nya selalu disertai otoritas kuasa.

Puji-pujian membangkitkan iman, dan iman itu akan mengalahkan segala pekerjaan Iblis!