Sunday, March 29, 2020

TAK MUDAH MEMAHAMI JALAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Maret 2020

Baca:  Mazmur 25:1-22

"Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya."  Mazmur 25:10

Adalah tidak mudah memahami dan mengerti jalan-jalan Tuhan itu,  "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:8-9).  Karena tak mampu memahami jalan Tuhan, kita seringkali memaksa Tuhan untuk mengikuti kemauan, kehendak dan rencana kita, tapi kita sendiri tidak mau mengikuti jalan-jalan Tuhan.  Jalan Tuhan itu memang sulit untuk dimengerti dan serasa tidak masuk akal.

     Bangsa Israel tak bisa memahami jalan Tuhan ketika harus melewati padang gurun, padahal di balik itu ada rencana-Nya yang indah.  Orang yang hanya terfokus pada hal-hal yang lahiriah akan mudah kecewa dan bersungut-sungut kepada Tuhan, seperti bangsa Israel,  "Nenek moyang kami di Mesir tidak mengerti perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib, tidak ingat besarnya kasih setia-Mu, tetapi mereka memberontak terhadap Yang Mahatinggi di tepi Laut Teberau. Namun diselamatkan-Nya mereka oleh karena nama-Nya, untuk memperkenalkan keperkasaan-Nya. Dihardik-Nya Laut Teberau, sehingga kering, dibawa-Nya mereka berjalan melalui samudera raya seperti melalui padang gurun."  (Mazmur 106:7-9).  Sekalipun mereka telah mengecap perbuatan Tuhan yang ajaib, mereka belum juga mengerti jalan-jalan Tuhan.  Tuhan berkata,  "Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: 'Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku.' Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: 'Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.'"  (Mazmur 95:10-11).

     Kalau kita tidak mengenali jalan-jalan Tuhan, kita tidak akan memiliki pengalaman iman berjalan bersama-Nya.  Dengan memahami jalan-Nya kita juga akan semakin mengenal pribadi-Nya.  "Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara."  (Yesaya 43:19).

Walau terkadang jalan-jalan Tuhan terasa berat untuk diikuti, selalu ada rencana-Nya yang indah dan semua itu mendatangkan kebaikan bagi kita.

Saturday, March 28, 2020

MELATIH DIRI DALAM KESABARAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Maret 2020

Baca:  Amsal 16:1-33

"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."  Amsal 16:32

Di zaman sekarang ini semua orang menyukai segala sesuatu yang serba instan.  Dalam hal makanan saja orang lebih memilih makanan yang cepat saji  (instan)  dibanding harus repot-repot memasak.  Dalam hal bekerja inginnya cepat dapat pekerjaan yang hebat, ingin cepat dapat gaji besar, ingin cepat naik jabatan, dan sebagainya.  Apa-apa maunya serba instan, kalau bisa tidak perlu kerja keras, tidak perlu usaha mati-matian, tidak perlu merasakan beratnya suatu proses.  Sungguh, tak banyak menemukan orang-orang yang punya kesabaran untuk menunggu, kesabaran untuk menjalani proses.

     Punya kesabaran adalah sebuah ujian iman!  Saat dihadapkan pada situasi atau keadaan yang sulit, adakah kita punya kesabaran untuk menantikan pertolongan dari Tuhan?  Ataukah kita kehilangan kesabaran, lalu berpaling dari Tuhan untuk mencari pertolongan lain?  Kesabaran adalah salah satu buah Roh yang harus dimiliki orang percaya  (Galatia 5:22).  Memang tidak mudah bagi kita untuk punya kesabaran:  Bersabar menghadapi suami kasar, bersabar menghadapi isteri yang super bawel, bersabar menghadapi anak-anak yang nakal...  terlebih lagi bersabar dalam menantikan jawaban doa dari Tuhan, bersabar menantikan janji Tuhan digenapi dalam hidup ini.  Nabi Habakuk menguatkan,  "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh."  (Habakuk 2:3).

     Menanti sesuatu yang kita harapkan terkadang sangat menjenuhkan dan membutuhkan kesabaran ekstra, oleh sebab itu kita perlu melatih diri bagaimana menjadi orang yang sabar di segala situasi.  Saul, karena mengalami ketakutan saat melihat tentara Filistin, tak sabar menantikan pertolongan dari Tuhan, lalu lari mencari pertolongan kepada arwah  (1 Samuel 28:4-7).  Bukankah tidak sedikit orang Kristen yang berlaku demikian?  Tidak sabar menunggu waktu Tuhan bertindak, kita pun lari mencari pertolongan lain.  Padahal Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahasanggup melakukan segala sesuatu di luar apa yang kita pikirkan.

Waktu Tuhan adalah yang terbaik, karena itu bersabarlah menantikan Dia bekerja.