Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Maret 2020
Baca: Keluaran 33:1-23
"Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini." Keluaran 33:15
Tuhan sangat senang bila kita memiliki penyerahan diri penuh kepada-Nya, sehingga Ia dapat menuntun kita kepada kehendak dan rencana-Nya. Saat memimpin bangsa Israel Musa meminta tuntunan dan bimbingan dari Tuhan. Pernyataan: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini." adalah bukti penyerahan diri Musa kepada pimpinan Tuhan. Tuhan pun menjanjikan suatu rencana yang sempurna yaitu membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu." (Keluaran 33:14). Selain berjanji untuk membimbing dan menyertai, Tuhan juga menjanjikan suatu ketenteraman.
Tidak mudah menemukan orang yang punya penyerahan total kepada Tuhan seperti Musa ini, terlebih-lebih di masa seperti sekarang ini, di mana teknologi semakin canggih, yang membuat orang cenderung mengandalkan kemampuan, kepintaran, kehebatan dan kekuatan sendiri. Karena merasa bisa mengatasi persoalan sendiri, orang tidak lagi membutuhkan tuntunan Tuhan dalam hidupnya, orang yang menempuh jalannya sendiri tanpa mau melibatkan Tuhan. "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12), dan "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." (Amsal 19:21). Banyak orang memilih untuk menempuh jalannya sendiri daripada tunduk pada pimpinan Tuhan, karena dirasa bahwa jalan yang Tuhan tunjukkan, kemana Tuhan membawa kita tidak seperti yang kita harapkan. Memang, hidup dalam penyertaan Tuhan tidak berarti kemudian kita akan terbebas dari masalah dan kesulitan. Adakalanya Tuhan mengijinkan masalah terjadi agar supaya kita makin mendekat kepada-Nya dan hidup mengandalkan Dia sepenuhnya.
Ketika Musa berserah dan tunduk kepada pimpinan Tuhan, Tuhan pun menepati janji-Nya, bahkan Ia memperlihatkan diri-Nya secara khusus kepada Musa; dan di setiap perjalanan yang bangsa Israel tempuh tak sedikit pun yang lepas dari perhatian Tuhan, bahkan mujizat Tuhan selalu dinyatakan di sepanjang perjalanan.
Meskipun Tuhan tidak menunjukkan penyertaan-Nya secara langsung, bukan berarti Dia jauh dari kita, Roh Kudus di dalam kita adalah bukti penyertaan-Nya.
Monday, March 23, 2020
Sunday, March 22, 2020
TUHAN TAHU KITA HANYALAH DEBU
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Maret 2020
Baca: Mazmur 103:1-22
"Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu." Mazmur 103:14
Melalui kehidupan kita sehari-hari kita dapat merasakan betapa besar kasih dan kemurahan Tuhan kepada kita. Sekalipun kita sering mengecewakan Tuhan melalui ketidaktaatan dan pemberontakan kita, tetapi kasih setia Tuhan kepada kita tidak pernah berubah, Ia tetap menyayangi kita. "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia." (Mazmur 103:13).
Tuhan sangat menyadari kelemahan kita, karena Dia ingat bahwa kita ini debu (ayat nas). Sekalipun Tuhan tahu kelemahan kita, bukan berarti Ia akan membiarkan kita hidup dengan sembarangan, hidup seenaknya sendiri dan terus jatuh di dalam dosa. Seringkali kita membuat dalil bahwa sebagai manusia adalah wajar bila melakukan kesalahan atau berbuat khilaf. Bukan karena Tuhan mengerti bahwa kita ini lemah lalu Dia akan berkompromi dengan dosa-dosa yang kita perbuat. Tuhan tahu bahwa hari-hari kita di dunia sangatlah singkat, karena itu Ia menghendaki agar kita menggunakan waktu dengan sebaik mungkin dan terus berjuang mengerjakan keselamatan yang telah kita terima dengan hati yang takut dan gentar. "Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat," (Mazmur 103:3-4).
Karena Tuhan tahu kita lemah maka Ia takkan melepaskan tangan-Nya untuk menolong kita dan "Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya." (Yesaya 40:29). Melalui Roh Kudus sebagai Parakletos, yang artinya penolong atau pembela, Tuhan akan menolong, membimbing, dan menuntun kita kepada seluruh kebenaran-Nya. Tujuannya adalah supaya kita tidak mengalami kebinasaan. Bangsa Israel seringkali jatuh dalam dosa pemberontakan, namun Tuhan tetap sabar terhadap mereka. "Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan." (Hosea 11:2, 4).
Dalam kelemahanlah kuasa Tuhan semakin sempurna dinyatakan atas kita!
Baca: Mazmur 103:1-22
"Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu." Mazmur 103:14
Melalui kehidupan kita sehari-hari kita dapat merasakan betapa besar kasih dan kemurahan Tuhan kepada kita. Sekalipun kita sering mengecewakan Tuhan melalui ketidaktaatan dan pemberontakan kita, tetapi kasih setia Tuhan kepada kita tidak pernah berubah, Ia tetap menyayangi kita. "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia." (Mazmur 103:13).
Tuhan sangat menyadari kelemahan kita, karena Dia ingat bahwa kita ini debu (ayat nas). Sekalipun Tuhan tahu kelemahan kita, bukan berarti Ia akan membiarkan kita hidup dengan sembarangan, hidup seenaknya sendiri dan terus jatuh di dalam dosa. Seringkali kita membuat dalil bahwa sebagai manusia adalah wajar bila melakukan kesalahan atau berbuat khilaf. Bukan karena Tuhan mengerti bahwa kita ini lemah lalu Dia akan berkompromi dengan dosa-dosa yang kita perbuat. Tuhan tahu bahwa hari-hari kita di dunia sangatlah singkat, karena itu Ia menghendaki agar kita menggunakan waktu dengan sebaik mungkin dan terus berjuang mengerjakan keselamatan yang telah kita terima dengan hati yang takut dan gentar. "Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat," (Mazmur 103:3-4).
Karena Tuhan tahu kita lemah maka Ia takkan melepaskan tangan-Nya untuk menolong kita dan "Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya." (Yesaya 40:29). Melalui Roh Kudus sebagai Parakletos, yang artinya penolong atau pembela, Tuhan akan menolong, membimbing, dan menuntun kita kepada seluruh kebenaran-Nya. Tujuannya adalah supaya kita tidak mengalami kebinasaan. Bangsa Israel seringkali jatuh dalam dosa pemberontakan, namun Tuhan tetap sabar terhadap mereka. "Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan." (Hosea 11:2, 4).
Dalam kelemahanlah kuasa Tuhan semakin sempurna dinyatakan atas kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)