Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Maret 2020
Baca: 1 Petrus 2:18-25
"Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung." 1 Petrus 2:19
Ada penderitaan sebagai akibat dari kesalahan atau dosa, ada penderitaan karena serangan dari Iblis, ada pula penderitaan yang dialami justru karena hidup dalam kebenaran. Alkitab menyatakan jika kita berbuat baik dan karena itu kita harus menderita, maka itu adalah kasih karunia (ayat nas), "Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita
untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti
jejak-Nya." (1 Petrus 2:21). Tidak selamanya kebenaran mendatangkan berkat. Terkadang kita sudah hidup dalam kebenaran, namun yang kita alami justru adalah tekanan dan penderitaan seperti yang dirasakan pemazmur: "Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi." (Mazmur 73:13-14).
Yeremia, seorang hamba Tuhan yang diutus untuk menyampaikan nubuatan dari Tuhan, justru mendapatkan perlakuan yang tak manusiawi: "Pasyhur bin Imer, imam yang pada waktu itu menjabat kepala di rumah
TUHAN, mendengar Yeremia menubuatkan perkataan-perkataan itu. Lalu Pasyhur memukul nabi Yeremia dan memasungkan dia di pintu gerbang Benyamin yang ada di atas rumah TUHAN." (Yeremia 20:1-2). Mengapa Tuhan mengijinkan hal itu terjadi? Karena Tuhan mau memproses dan memurnikan Yeremia, sama seperti logam emas ketika dimurnikan, ia harus melewati ujian api. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan adalah api yang menghanguskan (Ulangan 4:24). Yeremia diijinkan Tuhan melewati proses dengan suatu maksud yaitu supaya ia memiliki hati yang murni (motivasi) dalam melayani pekerjaan-Nya, serta punya keberanian untuk menyuarakan kebenaran, menyerukan pertobatan, bukan berkhotbah hanya untuk sekedar menyenangkan telinga orang.
Tuhan ijinkan orang benar mengalami penderitaan karena Ia hendak menuntun kita kepada pengalaman mujizat. Tuhan tidak mau kita hanya mendengar dari kata orang bahwa Ialah sumber mujizat, tetapi Ia mau kita juga mengalami mujizat-Nya sehingga hidup kita menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain.
Di balik penderitaan yang dialami orang benar, Tuhan punya rencana besar!
Sunday, March 15, 2020
Saturday, March 14, 2020
BERDOA: Luput Dari Kesukaran
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Maret 2020
Baca: Mazmur 32:1-11
"Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya." Mazmur 32:6
Semua orang mengakui bahwa hidup di akhir zaman ini semakin hari semakin sulit, tantangan yang harus kita hadapi pun kian bertambah-tambah. Karena itu firman Tuhan memperingatkan kita agar semakin tekun berdoa dan berjaga-jaga, serta waspada, karena di sekeliling kita ada Iblis yang selalu berkeliling seperti singa kelaparan yang siap menerkam orang-orang yang sedang lengah (1 Petrus 5:8). Mangsa Iblis adalah orang-orang percaya, karena orang-orang dunia sudah berada di dalam cengkeramannya. Iblis mencari musuh-musuhnya yaitu orang percaya yang tidak berdoa dan tidak berjaga-jaga.
Kunci utama untuk bisa menang melawan setiap pencobaan dalam hidup ini adalah melalui doa. Itulah sebabnya, Kristus menegor Petrus saat berada di taman Getsemani, yang kedapatan sedang tertidur: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:40b-41). Sesungguhnya, roh mereka mau berdoa, tetapi daging lemah. Karena tidak berdoa, murid-murid tidak siap menghadapi pencobaan. Sewaktu Kristus ditangkap di taman Getsemani, tempat dimana Kristus sedang berdoa, "...semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri." (Markus 14:50). Juga, Petrus sempat menyangkal Kristus sebanyak tiga kali karena mengalami ketakutan. Banyak orang Kristen meremehkan jam-jam doa mereka. Mereka jarang sekali berdoa, bahkan ada pula yang tidak pernah berdoa, padahal dibalik doa tersimpan kekuatan yang teramat dahsyat. Doa seharusnya menjadi nafas hidup kita!
Bila orang saleh berdoa Ia akan meluputkan dari kesulitan dan kesukaran. Ketika kita tekun berdoa ada jaminan perlindungan Tuhan. Tuhan pasti menggenapi firman-Nya. "Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur." (Kolose 4:2), artinya senantiasa berdoa dengan disiplin. Senantiasa berdoa artinya tanpa masalah, capai, terlalu sibuk, "Tetaplah berdoa." (1 Tesalonika 5:17).
Doa yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b).
Catatan:
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati. Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 9:15-16).
Baca: Mazmur 32:1-11
"Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya." Mazmur 32:6
Semua orang mengakui bahwa hidup di akhir zaman ini semakin hari semakin sulit, tantangan yang harus kita hadapi pun kian bertambah-tambah. Karena itu firman Tuhan memperingatkan kita agar semakin tekun berdoa dan berjaga-jaga, serta waspada, karena di sekeliling kita ada Iblis yang selalu berkeliling seperti singa kelaparan yang siap menerkam orang-orang yang sedang lengah (1 Petrus 5:8). Mangsa Iblis adalah orang-orang percaya, karena orang-orang dunia sudah berada di dalam cengkeramannya. Iblis mencari musuh-musuhnya yaitu orang percaya yang tidak berdoa dan tidak berjaga-jaga.
Kunci utama untuk bisa menang melawan setiap pencobaan dalam hidup ini adalah melalui doa. Itulah sebabnya, Kristus menegor Petrus saat berada di taman Getsemani, yang kedapatan sedang tertidur: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:40b-41). Sesungguhnya, roh mereka mau berdoa, tetapi daging lemah. Karena tidak berdoa, murid-murid tidak siap menghadapi pencobaan. Sewaktu Kristus ditangkap di taman Getsemani, tempat dimana Kristus sedang berdoa, "...semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri." (Markus 14:50). Juga, Petrus sempat menyangkal Kristus sebanyak tiga kali karena mengalami ketakutan. Banyak orang Kristen meremehkan jam-jam doa mereka. Mereka jarang sekali berdoa, bahkan ada pula yang tidak pernah berdoa, padahal dibalik doa tersimpan kekuatan yang teramat dahsyat. Doa seharusnya menjadi nafas hidup kita!
Bila orang saleh berdoa Ia akan meluputkan dari kesulitan dan kesukaran. Ketika kita tekun berdoa ada jaminan perlindungan Tuhan. Tuhan pasti menggenapi firman-Nya. "Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur." (Kolose 4:2), artinya senantiasa berdoa dengan disiplin. Senantiasa berdoa artinya tanpa masalah, capai, terlalu sibuk, "Tetaplah berdoa." (1 Tesalonika 5:17).
Doa yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b).
Catatan:
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati. Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 9:15-16).
Subscribe to:
Posts (Atom)