Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Maret 2020
Baca: Yesaya 10:20-27
"Pada waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan terbuang,
dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap." Yesaya 20:27
Sebelum naik ke sorga Kristus berkata, "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea
dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Roh Kudus yang disebut 'janji Bapa' ini telah digenapi-Nya pada hari Pentakosta, di mana Roh Kudus dicurahkan.
Setiap orang percaya harus memiliki kerinduan besar untuk dipenuhi oleh Roh Kudus, karena kuasa Roh Kuduslah yang mampu membebaskan semua belenggu dan kuk dalam kehidupan semua orang. Dengan pertolongan Roh Kudus setiap orang percaya dimampukan untuk mengerjakan panggilan Tuhan dan "...akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu." (Yohanes 14:12). Tanpa Roh Kudus kita takkan bisa melakukan apa yang Tuhan percayakan kepada kita. Ketika hendak terangkat ke sorga berkatalah Elia kepada Elisa, "'Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari
padamu.' Jawab Elisa: 'Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari
rohmu.'" (2 Raja-Raja 2:9). Artinya Elisa merindukan urapan yang sama yang dimiliki Elia. Urapan adalah kuasa Tuhan yang dahsyat yang sanggup mengubah hidup seseorang secara permanen. Semasa melayani di bumi Kristus dipenuhi oleh urapan dari tempat yang Mahatinggi (sorga), sehingga di setiap pelayanan-Nya Ia selalu melakukan perbuatan-perbuatan heran dan ajaib. Urapan inilah yang menarik banyak orang untuk berbondong-bondong datang kepada-Nya. Di mana Kristus berada dan kemana pun Kristus pergi di situ pasti banyak orang mengikuti Dia dan diubahkan hidupnya: yang sakit disembuhkan, yang buta dicelikkan, dan yang terbelenggu kuasa gelap dilepaskan.
Pelayanan Kristus selalu berdampak dan dipenuhi dengan urapan sorgawi karena Ia selalu bersekutu dengan Bapa. Kita pun dapat mengalami urapan Roh Kudus-Nya asal kita senantiasa berdoa dan bersekutu dengan Tuhan. Tanpa kekariban dengan Tuhan kita takkan mengalami kuasa-Nya, sebab urapan dari Tuhan bisa lenyap bila kita jarang bersekutu dengan si Pemberi urapan itu dan taat melakukan kehendak-Nya.
Tanpa penyertaan Roh Kudus pelayanan kita takkan menghasilkan kuasa.
Wednesday, March 11, 2020
Tuesday, March 10, 2020
BADAI DALAM KENDALI TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Maret 2020
Baca: Mazmur 86:1-17
"Lakukanlah kepadaku suatu tanda kebaikan, supaya orang-orang yang membenci aku melihat dengan malu, bahwa Engkau, ya TUHAN, telah menolong dan menghiburkan aku." Mazmur 86:17
Sering terlontar dari mulut kita, "Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: 'Penindasan!' tetapi tidak Kautolong?" (Habakuk 1:2). Seringkali kita melihat masalah seperti 'Goliat' yang sepertinya mustahil untuk dikalahkan dan kita memandang kuasa Tuhan serasa begitu kecil.
Camkan dalam-dalam! Tuhan kita adalah Penguasa alam semesta ini, artinya Dia mempunyai kedaulatan penuh atas seluruh ciptaan-Nya. Badai dan gelombang yang begitu dahsyat saja langsung berhenti dan danau menjadi teduh ketika Tuhan menghardiknya: "'Diam! Tenanglah!' Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali." (Markus 4:39). Ketika Tuhan mengajak murid-murid-Nya ke danau, Ia tahu akan datang angin taufan dan badai gelombang. Ia mengiinkan hal itu terjadi untuk menguji sejauh mana kualitas iman mereka. Iman takkan bertumbuh tanpa proses! Tuhan tidak mau kita terus seperti 'bayi' rohani yang biasanya hanya merengek dan selalu minta diperhatikan. Tuhan mau kita menjadi orang-orang percaya yang dewasa rohani, yang kuat menghadapi segala tantangan. Jika Tuhan ijinkan badai persoalan terjadi, percayalah kita pasti sanggup menanggung segala sesuatunya, karena Ia tahu sampai di mana batas kekuatan kita. "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13).
Untuk bisa menjadi bejana yang indah dan berharga, tanah liat harus mengalami proses pembentukan yang panjang dan menyakitkan; buah zaitun takkan menghasilkan minyak bila tidak ditekan sedemikian rupa; buah anggur takkan menjadi arak apabila ia tidak diperas. Bersyukurlah bila Tuhan masih berkenan mendidik kita melalui masalah, sehingga kita boleh mendapat pengalaman iman yang luar biasa bersama Dia.
Dengan masalah sesungguhnya kita sedang dipersiapkan Tuhan untuk melihat dan mengalami perkara-perkara besar yang hendak dinyatakan-Nya.
Baca: Mazmur 86:1-17
"Lakukanlah kepadaku suatu tanda kebaikan, supaya orang-orang yang membenci aku melihat dengan malu, bahwa Engkau, ya TUHAN, telah menolong dan menghiburkan aku." Mazmur 86:17
Sering terlontar dari mulut kita, "Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: 'Penindasan!' tetapi tidak Kautolong?" (Habakuk 1:2). Seringkali kita melihat masalah seperti 'Goliat' yang sepertinya mustahil untuk dikalahkan dan kita memandang kuasa Tuhan serasa begitu kecil.
Camkan dalam-dalam! Tuhan kita adalah Penguasa alam semesta ini, artinya Dia mempunyai kedaulatan penuh atas seluruh ciptaan-Nya. Badai dan gelombang yang begitu dahsyat saja langsung berhenti dan danau menjadi teduh ketika Tuhan menghardiknya: "'Diam! Tenanglah!' Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali." (Markus 4:39). Ketika Tuhan mengajak murid-murid-Nya ke danau, Ia tahu akan datang angin taufan dan badai gelombang. Ia mengiinkan hal itu terjadi untuk menguji sejauh mana kualitas iman mereka. Iman takkan bertumbuh tanpa proses! Tuhan tidak mau kita terus seperti 'bayi' rohani yang biasanya hanya merengek dan selalu minta diperhatikan. Tuhan mau kita menjadi orang-orang percaya yang dewasa rohani, yang kuat menghadapi segala tantangan. Jika Tuhan ijinkan badai persoalan terjadi, percayalah kita pasti sanggup menanggung segala sesuatunya, karena Ia tahu sampai di mana batas kekuatan kita. "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13).
Untuk bisa menjadi bejana yang indah dan berharga, tanah liat harus mengalami proses pembentukan yang panjang dan menyakitkan; buah zaitun takkan menghasilkan minyak bila tidak ditekan sedemikian rupa; buah anggur takkan menjadi arak apabila ia tidak diperas. Bersyukurlah bila Tuhan masih berkenan mendidik kita melalui masalah, sehingga kita boleh mendapat pengalaman iman yang luar biasa bersama Dia.
Dengan masalah sesungguhnya kita sedang dipersiapkan Tuhan untuk melihat dan mengalami perkara-perkara besar yang hendak dinyatakan-Nya.
Subscribe to:
Posts (Atom)