Thursday, March 5, 2020

KARIB DENGAN TUHAN: Pelayanan Berdampak

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Maret 2020

Baca:  Markus 1:35-39

"Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana."  Markus 1:35

Banyak orang tidak pernah melibatkan Tuhan di setiap apa yang dikerjakan.  Apa buktinya?  Sebelum memulai segala sesuatu mereka tidak pernah berdoa.  Kristus memberikan teladan hidup:  sebelum melakukan segala aktivitas-Nya di hari yang baru, sebelum pergi memberitakan kebenaran, mengajar dan melayani jiwa-jiwa, Ia terlebih dahulu berdoa kepada Bapa,  "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap..."  (ayat nas).  Artinya Kristus tidak melangkah menurut kehendak-Nya sendiri, tapi mencari kehendak Bapa terlebih dahulu, barulah Ia melangkah.  "...Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku."  (Yohanes 5:30).

     Begitu pula dalam melayani pekerjaan Tuhan, kita tak dapat melakukannya dengan kepintaran dan kekuatan sendiri, tidak semata-mata hanya mengandalkan talenta atau skill, namun perlu persiapan secara roh agar urapan dan otoritas Tuhan turun atas kita.  Tanpa melibatkan Roh Kudus bekerja, pelayanan yang kita kerjakan tak lebih dari legalitas agamawi saja.  Kristus saja tidak pernah melayani tanpa melibatkan campur tangan Bapa.  Terbukti sebelum melakukan segala sesuatu di hari baru, pagi-pagi benar waktu hari masih gelap, Kristus pergi keluar untuk berdoa di tempat yang sunyi  (ayat nas).  Adalah sia-sia jika kita melayani Tuhan dengan mengandalkan kekuatan sendiri.  Kunci melayani Tuhan yang efektif adalah bagaimana kita bisa menjaga hati untuk tetap membangun hubungan yang karib dengan Tuhan, serta berjalan menurut kehendak-Nya.

     Banyak orang Kristen sudah melayani Tuhan tapi mereka malah mengabaikan persekutuan dengan Tuhan secara pribadi, karena terlalu sibuk dengan jadwal pelayanannya.  Berhati-hatilah!  Jangan sampai kita terjebak dengan rutinitas pelayanan, sementara hubungan kita dengan Tuhan malah kita abaikan.  Jangan sampai Tuhan berkata,  "...Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"  (Matius 7:23).  Rindukan hadirat Tuhan selalu agar Dia menyertai setiap pelayanan kita, tanpa campur tangan-Nya pelayanan kita tidak ada artinya.

"Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid."  Yesaya 50:4b

Wednesday, March 4, 2020

CIPTAAN BARU: Berbuahkan Kebaikan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2020

Baca:  Roma 12:9-21

"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik."  Roma 12:9

Awal untuk memiliki karakter yang baik dalam diri orang percaya adalah ketika ia  'dilahirkan kembali'  dan hidup dalam pertobatan.  Saat orang mengalami  'kelahiran baru', Tuhan memberikan hati yang baru:  "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."  (Yehezkiel 36:26).

     Sebelum hidup di dalam Kristus kita ini jauh dari persekutuan dengan Bapa, sebab keberadaan Bapa adalah kudus, sedangkan kita adalah berdosa.  Namun setelah kita percaya dan menyerahkan hidup kepada Kristus, yang telah mengorbankan nyawa-Nya untuk menebus dosa-dosa kita, kita diperdamaikan dengan Bapa.  Di dalam Kristus, kini kita menjadi ciptaan baru.  "Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."  (2 Timotius 3:17).  Sebagai ciptaan baru adalah mutlak untuk kita memiliki kehidupan yang selalu berbuahkan kebaikan.  Kata  'baik'  memiliki arti:  tiada ada kekurangan atau cacat.  Kata Yunani untuk  'kebaikan'  adalah agathosune yang artinya:  kemurahan dalam wujud yang sebenarnya;  sebuah kebajikan yang dilengkapi dengan tindakan, atau kecenderungan untuk mempunyai niat yang baik dan melakukan apa yang baik tersebut.

     Dunia ini penuh dengan segala bentuk kejahatan dan hati orang-orang cenderung membuahkan kejahatan semata, namun orang percaya berani melawan arus untuk menjauhi segala kejahatan dan melakukan kebaikan.  Apa yang kita putuskan untuk kita lihat, kita baca, kita dengar dan kita pikirkan, akan memengaruhi bagaimana kita berperilaku.  Kunci untuk punya kehidupan yang baik adalah melekat kepada Tuhan dan tinggal di dalam firman-Nya, sebab firman Tuhan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran  (2 Timotius 3:16).  Karena kita sudah menerima semua yang baik dari Tuhan, maka kebaikan yang telah kita terima juga harus terpancar keluar.

Ciri hidup seorang yang sudah lahir baru di dalam Kristus adalah punya kehidupan yang selalu berbuahkan kebaikan!