Sunday, March 1, 2020

JANGAN MURTAD

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Maret 2020

Baca:  Ibrani 3:7-19

"Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad..."  Ibrani 3:12

Alkitab mencatat bahwa salah satu tanda yang menunjukkan bahwa hari-hari ini adalah masa-masa akhir zaman adalah  "...banyak orang akan murtad..."  (Matius 24:10),  "Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad..."  (2 Tesalonika 2:3).  Fakta sudah membuktikan ada banyak orang percaya yang meninggalkan Tuhan atau menjadi murtad karena tergiur dengan segala perkara yang dunia tawarkan.

     Ada beberapa alasan yang membuat orang menjadi murtad:  1.  Pacar atau jodoh.  Ada orang memilih menyangkal iman dan meninggalkan Kristus demi pacar yang dicintainya.  Demi mendapatkan jodoh atau pasangan hidup mereka rela mengorbankan keselamatan.  Mereka menempatkan cinta melebihi kasihnya kepada Tuhan.  Firman Tuhan sudah memperingatkan,  "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?"  (2 Korintus 6:14).  2.  Karir.  Tidak sedikit orang berpikir bahwa iman kepada Kristus menjadi faktor penghambat untuk meningkatkan karirnya atau kehilangan kesempatan untuk mendapatkan promosi di perusahaannya.  Itulah sebabnya mereka lebih memilih untuk meninggalkan Kristus supaya karirnya makin menanjak.  Karena takut tak laku lagi, takut ditinggalkan penggemar, dan takut tak memperoleh job, ada artis-artis yang dengan sengaja meninggalkan Kristus/menyangkal iman agar tetap eksis di dunia entertainment.

     Jika orang berakar kuat dalam kasih Tuhan imannya tidak akan mudah goyah.  Rasul Paulus berkata,  "Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?"  (Roma 8:35).  Orang yang menyadari betapa besar kasih dan pengorbanan Kristus untuk hidupnya, menyadari bahwa ada jaminan hidup kekal di dalam Kristus, takkan mudah terpedaya tipu muslihat Iblis yang menawarkan dunia dengan segala kenikmatan dan kenyamanannya, yang sifatnya hanya sementara.

"Di jalan kebenaran terdapat hidup, tetapi jalan kemurtadan menuju maut."  Amsal 12:28

Saturday, February 29, 2020

BERDAMAI DENGAN BAPA, ALAMI DAMAI SEJATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Februari 2020

Baca:  Kolose 1:15-23

" ...oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus."  Kolose 1:20

Kata  'damai'  dalam bahasa Ibrani:  shalom, memiliki makna:  sejahtera, tidak ada yang hilang, tidak ada perpecahan, sehat, kaya, bahagia dan keadaan baik.  Tuhan adalah penyelenggara damai itu sendiri.  Dengan kata lain Tuhan adalah sumber damai itu, karena Dia adalah Raja damai  (Yesaya 9:5).  Ketika Kristus lahir ke dunia, malaikat-malaikat di sorga memproklamirkan damai sejahtera di bumi.  "Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: 'Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.'"  (Lukas 2:13-14).

     Apakah sebelum Kristus lahir tidak ada damai di bumi?  Sebelum Kristus menjadi korban pendamaian, manusia hidup dalam perseteruan dengan Bapa oleh karena dosa dan kejahatan yang diperbuatnya.  Hal ini ditegaskan oleh rasul Paulus,  "Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,"  (Efesus 2:14).  Tidak bisa dibayangkan, selama ribuan tahun manusia hidup dalam perseteruan dengan Bapa di sorga.

     Ketika Kristus menjadi korban yang menyenangkan hati Bapa, damai sejahtera Bapa yang melampaui segala akal diberikan kepada setiap orang yang mau percaya dan menerima Putera-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Damai akan kita miliki dan alami hanya apabila kita menerima pengampunan dan diperdamaikan dengan Bapa melalui darah Kristus.  Tanpa pencurahan darah Kristus di Kalvari tak akan pernah ada perdamaian dengan Bapa bagi kita.  "Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka."  (2 Korintus 5:19a).  Bapalah yang berinisiatif mendamaikan umat manusia dengan diri-Nya sendiri,  "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera..."  (Roma 5:1).

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."  Yohanes 14:27