Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Februari 2020
Baca: Kisah Para Rasul 2:41-47
"Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." Kisah 2:47b
Gereja mula-mula saat itu dimulai dari suatu tempat di Yerusalem. Jemaat mula-mula berkumpul dan mengadakan persekutuan di Bait Tuhan. Cara hidup jemaat mula-mula begitu luar biasa karena mereka menunjukkan kualitas hidup yang 'berbeda' sekalipun berada di tengah situasi yang tidak baik dan penuh tekanan, sehingga keberadaan mereka benar-benar menjadi kesaksian: "...mereka disukai semua orang." (ayat nas).
Mengapa mereka disukai semua orang? Karena jemaat mula-mula menjadikan kasih sebagai pola hidup setiap hari. Mereka senantiasa sehati sepikir dan sangat peka terhadap kebutuhan orang lain, dengan berprinsip: "...segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing." (Kisah 2:44-45). Yang paling menonjol dari jemaat mula-mula adalah mereka hidup dalam persekutuan yang kuat dan memiliki rasa haus dan lapar akan firman Tuhan. Bila jemaat gereja mula-mula sangat peka terhadap kebutuhan orang lain, ini sangat kontradiktif bila dibandingkan dengan keadaan manusia di zaman sekarang yang cenderung bersikap egois, karena kasih kebanyakan orang sudah menjadi dingin. Pola hidup jemaat gereja mula-mula ini seperti sebuah tamparan keras bagi jemaat masa kini, yang suka membangun kubu-kubu dan sengaja menutup mata terhadap saudara seiman yang membutuhkan. Menyedihkan sekali bila orang Kristen tak punya kasih dalam wujud nyata. Itu artinya mereka tak melakukan apa yang Tuhan perintahkan!
Bagaimana orang percaya menjadi saksi-saksi Kristus di tengah dunia bila tak punya kasih? Sebab orang lain menilai kita bukan dari apa yang kita ucapkan atau teori yang muluk-muluk tentang Alkitab, tapi dari apa yang telah kita perbuat bagi mereka. Bagaimana kenyataannya? Banyak orang Kristen yang enggan menabur kebaikan kepada sesamanya. "Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27). Ini adalah tantangan bagi gereja Tuhan untuk menjalankan perannya sebagai terang dunia!
Kita harus ingat bahwa "... dari buahnya pohon itu dikenal." Matius 12:33b
Sunday, February 16, 2020
Saturday, February 15, 2020
BUKAN KANAK-KANAK, TAPI DEWASA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Februari 2020
Baca: Ibrani 5:11-14
"Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil." Ibrani 5:13
Tidak lama lagi Kristus akan datang kembali ke dunia untuk yang kedua kalinya. Pada kedatangan-Nya yang pertama Kristus datang sebagai bayi yang lahir melalui perawan Maria di Betlehem di tanah Yudea, tapi pada kedatangan-Nya yang kedua kelak Kristus akan datang sebagai pengantin laki-laki yang siap menjemput mempelai wanita-Nya. 'Mempelai wanita' ini berbicara gereja Tuhan (umat Tuhan) yang dewasa rohaninya, bukan orang Kristen yang rohaninya masih kanak-kanak.
Siapkah kita menyambut kedatangan Sang Mempelai laki-laki? Mumpung masih ada waktu dan kesempatan, marilah kita pergunakan semaksimal mungkin untuk mengejar perkenanan Tuhan. Kalau tidak, kita akan menjadi orang-orang Kristen yang tertinggal, sebab Kristus menghendaki anak-anak-Nya terus bertumbuh hingga mencapai kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak (Efesus 4:23-24a). Kerohanian yang tidak bertumbuh, atau tetap saja menjadi kanak-kanak, disebut pula kerdil rohani. Di dalam Perjanjian Lama dinyatakan bahwa kerdil adalah salah satu jenis cacat rohani (Imamat 21:18-20). Kekerdilan rohani sangat menghambat kemajuan pekerjaan Tuhan.
Banyak orang Kristen, yang sekalipun sudah mengikut Tuhan selama bertahu-tahun, tetap saja 'kerdil' rohani, tak pernah bertumbuh sebagaimana yang Tuhan harapkan, sekalipun "...ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok...dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras." (Ibrani 5:12). Tanda nyata orang yang kerdil rohani (kanak-kanak rohani) misalkan: gampang sekali tersinggung, marah, bersungut-sungut, mengeluh, tidak mudah menerima nasihat atau teguran, selalu membenarkan diri sendiri, susah untuk taat. Untuk bisa menjadi mempelai Kristus orang percaya harus bisa "...meninggalkan sifat kanak-kanak itu." (1 Korintus 13:11).
"Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia." Wahyu 19:7
Baca: Ibrani 5:11-14
"Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil." Ibrani 5:13
Tidak lama lagi Kristus akan datang kembali ke dunia untuk yang kedua kalinya. Pada kedatangan-Nya yang pertama Kristus datang sebagai bayi yang lahir melalui perawan Maria di Betlehem di tanah Yudea, tapi pada kedatangan-Nya yang kedua kelak Kristus akan datang sebagai pengantin laki-laki yang siap menjemput mempelai wanita-Nya. 'Mempelai wanita' ini berbicara gereja Tuhan (umat Tuhan) yang dewasa rohaninya, bukan orang Kristen yang rohaninya masih kanak-kanak.
Siapkah kita menyambut kedatangan Sang Mempelai laki-laki? Mumpung masih ada waktu dan kesempatan, marilah kita pergunakan semaksimal mungkin untuk mengejar perkenanan Tuhan. Kalau tidak, kita akan menjadi orang-orang Kristen yang tertinggal, sebab Kristus menghendaki anak-anak-Nya terus bertumbuh hingga mencapai kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak (Efesus 4:23-24a). Kerohanian yang tidak bertumbuh, atau tetap saja menjadi kanak-kanak, disebut pula kerdil rohani. Di dalam Perjanjian Lama dinyatakan bahwa kerdil adalah salah satu jenis cacat rohani (Imamat 21:18-20). Kekerdilan rohani sangat menghambat kemajuan pekerjaan Tuhan.
Banyak orang Kristen, yang sekalipun sudah mengikut Tuhan selama bertahu-tahun, tetap saja 'kerdil' rohani, tak pernah bertumbuh sebagaimana yang Tuhan harapkan, sekalipun "...ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok...dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras." (Ibrani 5:12). Tanda nyata orang yang kerdil rohani (kanak-kanak rohani) misalkan: gampang sekali tersinggung, marah, bersungut-sungut, mengeluh, tidak mudah menerima nasihat atau teguran, selalu membenarkan diri sendiri, susah untuk taat. Untuk bisa menjadi mempelai Kristus orang percaya harus bisa "...meninggalkan sifat kanak-kanak itu." (1 Korintus 13:11).
"Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia." Wahyu 19:7
Subscribe to:
Posts (Atom)