Sunday, February 2, 2020

WAKTUNYA SUDAH SANGAT DEKAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Februari 2020

Baca:  1 Tesalonika 5:1-11

"Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam."  1 Tesalonika 5:1-2

Segala peristiwa yang terjadi di dunia akhir-akhir ini semakin menunjukkan bahwa tanda-tanda kedatangan Kristus sudah sangat dekat.  Tentang hal ini Kristus sudah mengatakan kepada murid-murid-Nya,  "Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat."  (Lukas 21:31).

     Sekalipun tanda-tanda mengenai waktu Tuhan sudah begitu dekat, masih banyak orang yang tidak mau bertobat.  Malahan kejahatan mereka semakin menjadi-jadi.  Mereka juga berlomba-lomba memburu hal-hal yang duniawi, yang dapat memuaskan keinginan dagingnya.  Mereka lupa bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan sesudah kematian.  Apakah kelak kita bersama Kristus di sorga atau justru terbuang dalam kebinasaan kekal, sangat ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup selama di dunia ini.  Adalah sangat penting untuk mengejar perkenanan Tuhan selama ada kesempatan:  mencari Tuhan  (1 Tawarikh 16:11), mengumpulkan harta sorgawi  (Matius 6:20), dan mengejar perkara-perkara yang di atas  (Kolose 3:1-2).

     Firman Tuhan memberikan jawaban bagaimana caranya memperoleh kehidupan yaitu:  "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!"  (Amos 5:4), dan Kristus sendiri mengatakan,  "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."  (Yohanes 14:6).  Walau sudah mengerti bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup, orang-orang masih saja mengeraskan hati dengan menolak Dia, bahkan banyak sekali orang yang melecehkan dan menghujat nama-Nya.  Mengapa mereka menghujat nama-Nya, padahal Kristus tidak pernah merugikan dan menyusahkan hidup mereka?  Sebaliknya, Kristus malah menawarkan yang terbaik untuk kehidupan manusia, yang tidak dapat kita peroleh dengan cara apa pun dan melalui siapa pun, yaitu pengampunan dosa dan kehidupan kekal.

"Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput."  1 Tesalonika 5:3

Saturday, February 1, 2020

ADA YANG DIIJINKAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Februari 2020

Baca:  2 Korintus 12:1-10

"'Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.' Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."  2 Korintus 12:9

Bila ada orang sedang tertimpa masalah biasanya kita langsung melontarkan perkataan yang menyudutkan dan menuduh.  Kita menganggap orang itu tak punya iman atau ada dosa-dosa yang belum dibereskan.  Padahal kita semua tahu bahwa penyebab dari masalah itu bermacam-macam.  Ada masalah yang diakibatkan oleh kesalahan atau perbuatan diri sendiri, seperti yang disadari oleh Daud:  "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu."  (Mazmur 119:67).  Tetapi ada masalah yang memang diijinkan Tuhan untuk kita alami.

     Jika Tuhan ijinkan masalah kita alami tentunya Tuhan punya maksud dan rencana.  Seringkali Tuhan memakai masalah untuk beberapa maksud:  melatih kerendahan hati, membawa kita semakin mendekat kepada-Nya, menguji kualitas iman, dan sebagai persiapan untuk menerima berkat-Nya.  Rasul Paulus dipakai Tuhan secara luar biasa, tapi juga diijinkan mengalami masalah oleh karena nama Tuhan.  "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."  (Roma 8:37-39).

     Sekalipun masalah yang dialaminya teramat berat, tak ada alasan bagi Paulus mengeluh dan bersungut-sungut karena masalahnya tak sebanding dengan kebesaran kasih Tuhan dan kedahsyatan kuasa-Nya.  "Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat."  (2 Korintus 12:10).

"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  Filipi 4:13