Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Januari 2020
Baca: 1 Tawarikh 16:7-36
"Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" Tawarikh 16:11
Raja Daud menyadari benar betapa pentingnya memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan, tinggal dekat Tuhan. Karena itu ia berkata, "Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di
tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada
diam di kemah-kemah orang fasik." (Mazmur 84:11). Saat berada di rumah Tuhan Daud mengalami lawatan Tuhan. Lawatan Tuhan selalu disertai dengan kebaikan dan kemurahan-Nya. Karena itu Daud terdorong hati untuk bersaksi dan menceritakan kasih, kemurahan, dan perbuatan-perbuatan Tuhan kepada orang lain. "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!" (1 Tawarikh 16:8-10).
Tak lupa Daud juga membimbing Salomo (anaknya) untuk lebih mengenal Tuhan, beribadah kepada-Nya dengan tulus, dan mencari Tuhan dengan kesungguhan hati, seperti yang Daud lakukan: "Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah
kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN
menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika
engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau
meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya." (1 Tawarikh 28:9). Selagi Tuhan berkenan untuk ditemui, biarlah kita mencari Tuhan dengan segenap hati. Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang ada, sebab apabila kita sampai meninggalkan Tuhan, akibatnya sangat mengerikan yaitu Dia akan membuang kita untuk selama-lamanya.
Tak bisa dibayangkan bagaimana nasib orang yang dibuang oleh Tuhan. Karena itu Daud memohon kepada Tuhan, "Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu
ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan
janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku!" (Mazmur 27:9). Banyak orang mencari uang, harta, atau kekayaan, siang dan malam, tetapi Tuhan dilupakannya.
Tangan Tuhan melindungi orang yang mencari Dia, tapi murka-Nya menimpa orang yang meninggalkan Dia (Ezra 8:22b).
Wednesday, January 29, 2020
Tuesday, January 28, 2020
ORANG PERCAYA HARUS MENGASIHI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Januari 2020
Baca: Roma 13:8-14
"...tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat." Roma 13:8
Tuhan memberikan perintah baru kepada murid-murid-Nya yaitu "...supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Perintah untuk mengasihi ini kembali ditegaskan oleh rasul Yohanes, "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:7-8). Perintah ini tidaklah berat (1 Yohanes 5:3b).
Setiap orang yang mengasihi sesamanya manusia telah memenuhi hukum Taurat, karena Kristus sendiri telah menyatakan bahwa seluruh hukum Taurat itu sudah terangkum dalam satu kalimat ini yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" (Roma 13:9). Rasul Paulus menjelaskan bahwa kasih disebut sebagai karunia rohani yang paling utama, melebihi segala karunia apa pun (1 Korintus 13). Segala karunia yang dimiliki orang akan kehilangan faedahnya jika yang bersangkutan tidak mempunyai kasih. Keberadaan orang itu "...sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing...sama sekali tidak berguna." (1 Korintus 13:1-2). Sekalipun orang punya jadwal pelayanan yang padat dan dikenal oleh banyak orang, tapi bila ia tidak punya kasih, hidupnya tidak bisa menjadi kesaksian yang baik, alias menjadi batu sandungan bagi orang lain. Ini tak berarti apa-apa di mata Tuhan!
Bagaimana supaya kita memiliki kasih? Kita harus minta bimbingan Roh Kudus supaya kita dimampukan untuk bisa mengasihi orang lain, karena kasih itu sendiri bukanlah sifat dasar atau pembawaan kita, melainkan pemberian dari Tuhan sebagai anugerah. Sesunggunya kasih adalah isi hati Bapa sendiri yang telah dicurahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus. Bila kita mau dipimpin Roh Kudus kita pasti mampu mempraktikkan kasih tersebut. Dalam hal mengasihi orang lain, dari pihak kita hanya diperlukan kemauan, bukan kemampuan, sebab kemampuan untuk mengasihi itu diberikan oleh Tuhan. Jadi, tidak ada alasan bagi orang percaya untuk tidak mengasihi.
Roh Kudus yang ada di dalam kita memampukan kita untuk mengasihi.
Baca: Roma 13:8-14
"...tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat." Roma 13:8
Tuhan memberikan perintah baru kepada murid-murid-Nya yaitu "...supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Perintah untuk mengasihi ini kembali ditegaskan oleh rasul Yohanes, "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:7-8). Perintah ini tidaklah berat (1 Yohanes 5:3b).
Setiap orang yang mengasihi sesamanya manusia telah memenuhi hukum Taurat, karena Kristus sendiri telah menyatakan bahwa seluruh hukum Taurat itu sudah terangkum dalam satu kalimat ini yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" (Roma 13:9). Rasul Paulus menjelaskan bahwa kasih disebut sebagai karunia rohani yang paling utama, melebihi segala karunia apa pun (1 Korintus 13). Segala karunia yang dimiliki orang akan kehilangan faedahnya jika yang bersangkutan tidak mempunyai kasih. Keberadaan orang itu "...sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing...sama sekali tidak berguna." (1 Korintus 13:1-2). Sekalipun orang punya jadwal pelayanan yang padat dan dikenal oleh banyak orang, tapi bila ia tidak punya kasih, hidupnya tidak bisa menjadi kesaksian yang baik, alias menjadi batu sandungan bagi orang lain. Ini tak berarti apa-apa di mata Tuhan!
Bagaimana supaya kita memiliki kasih? Kita harus minta bimbingan Roh Kudus supaya kita dimampukan untuk bisa mengasihi orang lain, karena kasih itu sendiri bukanlah sifat dasar atau pembawaan kita, melainkan pemberian dari Tuhan sebagai anugerah. Sesunggunya kasih adalah isi hati Bapa sendiri yang telah dicurahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus. Bila kita mau dipimpin Roh Kudus kita pasti mampu mempraktikkan kasih tersebut. Dalam hal mengasihi orang lain, dari pihak kita hanya diperlukan kemauan, bukan kemampuan, sebab kemampuan untuk mengasihi itu diberikan oleh Tuhan. Jadi, tidak ada alasan bagi orang percaya untuk tidak mengasihi.
Roh Kudus yang ada di dalam kita memampukan kita untuk mengasihi.
Subscribe to:
Posts (Atom)