Monday, January 27, 2020

KESEMPATAN DIBUANG PERCUMA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Januari 2020

Baca:  Wahyu 2:18-29

"Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya."  Wahyu 2:21

Di zaman sekarang ini Iblis dengan segala penghulunya semakin gencar melancarkan serangannya kepada manusia, karena mereka sudah sadar waktunya sudah sangat singkat, artinya penghukuman baginya sudah berada di ambang pintu.  Karena itu tanpa mengenal waktu  (siang dan malam)  Iblis terus  "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."  (1 Petrus 5:8).

     Salah satu siasat yang Iblis terapkan untuk menghancurkan iman manusia adalah melalui perzinahan.  Bukankah setiap hari kita mendapati berita-berita tentang perzinahan:  kasus kawin cerai, perselingkuhan, seks bebas, prostitusi online, pornografi, pemerkosaan, penyimpangan seksual yang ada di mana-mana dan banyak sekali korbannya.  Begitu juga dengan perzinahan rohani, ada banyak sekali program di televisi dan film di bioskop yang menayangkan acara-acara yang berhubungan dengan kuasa gelap, penyembahan berhala, praktik perdukunan, peramal, orang pintar, dan sebagainya.  Tragisnya tidak sedikit orang Kristen jatuh dalam perzinahan dan juga turut terlibat dalam perbuatan-perbuatan gelap ini.  Ini terjadi pada jemaat di Tiatira, yang membiarkan  "...wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala."  (Wahyu 2:20).

     Tuhan itu panjang sabar, orang yang berbuat dosa tidak segera dihukum-Nya.  Tuhan selalu memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat,  "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  (2 Petrus 3:9).  Sangat banyak orang menyia-nyiakan kesempatan dari Tuhan.  Manusia tetap saja mengeraskan hati dan dengan sengaja menutup hati dan telinganya dari peringatan Tuhan ini.  Ingat!  "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal,"  (Ibrani 2:2).  Hati-hati!

Bila kesempatan sudah lewat, maka penyesalan pun tiada guna, seperti yang dialami Esau,  "...sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata."  Ibrani 12:17

Sunday, January 26, 2020

SYARAT MENGALAMI KEAJAIBAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Januari 2020

Baca:  Yesaya 43:8-21

"Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,"  Yesaya 43:16

Tuhan memberikan perintah kepada orang percaya untuk meninggalkan kehidupan yang duniawi, menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat membuat mereka tercemar dan kehilangan kekudusan,  "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."  (2 Korintus 6:17).  Perintah ini harus ditaati, apabila dilanggar, maka ada konsekuensi yang harus ditanggung.  Perintah Tuhan ini sangat keras, tapi bertujuan untuk kebaikan kita.  Kalau kita mau taat, ada upah yang Tuhan sediakan bagi kita.  Ketaatan akan menuntun kita untuk melihat dan mengalami keajaiban Tuhan.

     Suatu ketika bangsa Israel harus melewati sungai Yordan karena tidak ada jalan lain, padahal sungai itu sangat dalam.  Mereka harus menunggu selama tiga hari sampai mereka mendapatkan petunjuk dari Tuhan, yaitu mereka harus mengikuti Tabut Perjanjian yang diangkat oleh suku Lewi, namun antara mereka dengan Tabut Perjanjian itu harus ada jarak  "...kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya--maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."  (Yosua 3:4).  Selain itu mereka juga diperintahkan untuk menguduskan diri, sebab Tuhan hendak melakukan keajaiban di tengah-tengah mereka  (Yosua 3:5).  Artinya syarat untuk dapat melihat dan mengalami keajaiban Tuhan harus hidup dalam kekudusan.  Saat umat Israel taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan,  "Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan."  (Yosua 3:13).  Sungai itu menjadi kering, selagi para imam berhenti di tengah-tengah sungai Yordan, sehingga umat Israel pun menyeberang di tanah yang kering.

     Pada waktu menyeberang mereka melewati Tabut Perjanjian yang sedang berhenti.  Tabut perjanjian itu kudus, karena merupakan lambang kehadiran Tuhan.  Siapa pun yang lewat di depan Tabut Perjanjian dengan keadaan tidak kudus, akan mati.

Ingin mengalami mujizat Tuhan dalam hidup ini?  Taat dan kuduskan diri Saudara.

Catatan:
"'Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.' Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah."  (Roma 9:15-16).