Thursday, January 23, 2020

IBADAH TIDAK BISA MAIN-MAIN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Januari 2020

Baca:  Pengkhotbah 4:17, 5:1-6

"Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah ! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat."  Pengkhotbah 4:17

Ibadah itu bukanlah sekedar aktivitas rohani yang biasa kita lakukan di gereja setiap hari Minggu atau saat menghadiri persekutuan-persekutuan.  Banyak orang Kristen menganggap bahwa ibadah kepada Tuhan adalah perkara yang biasa atau sekedar kewajiban yang harus dikerjakan.  Perhatikan baik-baik!  Ibadah itu bukan sekedar duduk, menyanyi, mendengarkan koor, mendengarkan kesaksian, memberikan persembahan  (kolekte), dan mendengarkan hamba Tuhan berkhotbah.

     Melalui renungan ini kita diingatkan tentang pentingnya arti ibadah.  Ibadah yang dilakukan dengan sembarangan, tanpa kesungguhan hati dan takut akan Tuhan, tidak akan menghasilkan kuasa.  Karena itu  "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah ! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat."  (ayat nas).  Kata  'jagalah'  mengandung unsur kewaspadaan, karena setiap orang selalu mengalami pergumulan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tempat ibadah.  Tujuan kita datang beribadah ke rumah Tuhan adalah untuk bertemu dengan Tuhan secara pribadi, melihat wajah-Nya dan merasakan hadirat-Nya, serta untuk mendengar pengajaran firman Tuhan.  Inilah esensi ibadah!

     Saat kita beribadah kepada Tuhan sesungguhnya kita juga sedang berada di dalam peperangan rohani, yaitu apakah kita benar-benar mencari hadirat Tuhan atau mencari yang lain.  Tidak sadarkah kita bahwa ketika kita melangkah ke rumah Tuhan, kita sedang menuju takhta Tuhan yang Mahakudus?  Pemazmur menyatakan,  "TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus;"  (Mazmur 11:4a), dan orang yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus adalah  "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat  dari TUHAN"  (Mazmur 24:4-5).

Ibadah yang berkenan kepada Tuhan pasti mendatangkan berkat dan pemulihan!

Wednesday, January 22, 2020

TAK PERLU TAKUT, TUHAN BERSAMA KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Januari 2020

Baca:  Yesaya 51:1-23

"Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput,"  Yesaya 51:12

Ketakutan menjadi persoalan terbesar dalam hidup manusia hari-hari ini.  Contoh kasus seorang artis terkenal atau bos besar rela mengeluarkan banyak uang demi menyewa bodyguard untuk mengawal dan menjaganya agar aman dan terlindungi dari orang-orang yang berniat jahat.  Ketika orang membangun rumah, unsur keamanan menjadi perhatian utama:  pasang pagar berduri, alarm, pasang CCTV di setiap sudut ruangan, agar rumahnya tidak dibobol maling.  Intinya, banyak orang dihantui oleh rasa takut.

     Bagaimana pun situasinya, firman Tuhan menguatkan kita agar tidak takut,  "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."  (2 Timotius 1:7).  Dalam praktiknya masih banyak orang percaya hidup dalam ketakutan.  Ada banyak faktor yang membuat orang dihantui oleh rasa takut:  1.  Hidup jauh dari Tuhan.  Semakin kita meninggalkan Tuhan dan hidup jauh dari hadirat-Nya, semakin kita hidup dalam ketakutan.  Sebaliknya, Alkitab menyatakan bahwa jika Tuhan ada di pihak kita, tidak ada yang dapat melawan kita, tidak ada yang perlu ditakutkan.  Jadi, selama kita dekat dengan Tuhan dan hidup dalam kuasa-Nya, tidak ada alasan untuk kita menjadi takut, karena kita percaya bahwa janji Tuhan ya dan amin.  Bahkan  "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  (1 Korintus 2:9).

     2.  Hidup dalam ketidaktaatan.  Karena tahu sudah melanggar perintah Tuhan, Adam dan Hawa pun menjadi takut.  "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."  (Kejadian 3:10).  Kita harus menjadi orang yang taat, sebab ketaatan mendatangkan berkat dari Tuhan.

Selama kita hidup dekat dengan Tuhan dan taat kepada-Nya, kita pasti dijaga Tuhan seperti biji mata-Nya sendiri.