Saturday, January 11, 2020

HAMBA TUHAN PATUT DIHORMATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Januari 2020

Baca:  Ibrani 13:17-25

"Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu."  Ibrani 13:17

Ada banyak orang Kristen kurang respek kepada hamba Tuhan atau pemimpin rohani.  Mereka suka sekali membicarakan dan mempergunjingkan kekurangan dan kelemahan para hamba Tuhan.  Topik tentang hamba Tuhan tertentu selalu menjadi gosip terhangat di antara jemaat.  Padahal para hamba Tuhan atau pemimpin rohani adalah orang-orang pilihan Tuhan yang mengemban tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan, yaitu memelihara domba-domba dan berjaga-jaga atas keselamatan jiwa-jiwa.

     Sebagai jemaat Tuhan seharusnya kita menaruh hormat dan menghargai setiap jerih lelah dan pengorbanan yang dilakukan oleh para pemimpin rohani kita.  Bagaimanapun seorang hamba Tuhan/pemimpin rohani adalah manusia biasa yang punya keterbatasan, tak luput dari kesalahan dan kekurangan.  Seringkali kita dengan mudahnya mengkritik, mencemooh, merendahkan, dan cenderung menghakimi dengan seenaknya ketika hamba Tuhan/pemimpin rohani tersebut melakukan suatu kesalahan.  Rasul Paulus menasihati,  "Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar."  (1 Timotius 5:17).

     Bila hamba Tuhan menyampaikan firman keras berisi teguran dan peringatan, tak perlu kita sakit hati atau tersinggung, karena teguran dan peringatan tersebut adalah untuk kebaikan kita, hamba Tuhan hanyalah alat yang dipakai Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya.  Kita seharusnya mendukung pelayanan hamba-hamba Tuhan atau pemimpin rohani dalam menjalankan Amanat Agung Tuhan.  Daud, sekalipun hidupnya dibuat menderita oleh Saul, namun ia tetap belajar untuk menghormati Saul selaku pemegang otoritas:  "...siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?"  (1 Samuel 26:9).  Karena berani mengolok Musa selaku pemimpin rohani, Miryam harus menanggung akibat yaitu terkena kusta  (Bilangan 12:10).

Berhentilah mendiskreditkan hamba Tuhan, karena mereka adalah orang-orang yang dipercaya Tuhan untuk memimpin kita dalam kerohanian.

Friday, January 10, 2020

BERSAHABAT DENGAN ORANG YANG TEPAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Januari 2020

Baca:  Amsal 13:1-25

"Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang."  Amsal 13:20

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini kita semua membutuhkan kehadiran orang lain, karena kita takkan bisa hidup seorang diri saja.  Sekalipun ia orang yang kaya dengan uang dan harta yang melimpah, ia tetap saja membutuhkan kehadiran orang lain.  Kita membutuhkan orang lain untuk membangun suatu hubungan atau kerjasama satu sama lain karena adanya kepentingan bersama.  Kehadiran orang lain, teman atau sahabat sangatlah perlu.  Itulah sebabnya manusia disebut sebagai makhluk sosial.

     Namun sebagai orang percaya kita harus menjadikan firman Tuhan sebagai dasar untuk membangun hubungan dengan orang lain.  Kita diperingatkan untuk berlaku bijak dalam memilih dengan siapa kita membangun suatu hubungan.  Rasul Paulus memperingatkan jemaat di Korintus,  "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."  (1 Korintus 15:33).  Suatu ketika Yehu menegur raja Yosafat karena ia telah menjalin hubungan dengan orang-orang yang berlaku fasik, yaitu orang-orang yang tidak mengindahkan kebenaran, menganggap remeh perintah Tuhan, yang suka sekali melakukan kejahatan dan berhati busuk.  "Ketika itu Yehu bin Hanani, pelihat itu, pergi menemuinya dan berkata kepada raja Yosafat: 'Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka yang membenci TUHAN? Karena hal itu TUHAN murka terhadap engkau.'"  (2 Tawarikh 19:2).  Yehu memperingatkan Yosafat agar segera mengakhiri hubungan terlarang ini, karena bila dibiarkan berlarut-larut akan berakibat fatal bagi dirinya dan kerajaan yang dipimpinnya.

     Berawal dari membangun pertemanan yang sembarangan  (salah pergaulan)  banyak orang akhirnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas, terjerumus ke dalam prostitusi, terjerumus ke dalam narkoba, terlibat dalam penipuan dan tindak kejahatan lainnya.  Berhati-hatilah!  Apalagi di zaman yang serbacanggih ini, di mana membangun hubungan bisa dilakukan dengan amat mudah  (instan)  seperti melalui facebook, line, instagram dan sebagainya, tanpa kita mengetahui siap orang itu sesungguhnya, latar belakang hidupnya seperti apa, dan sebagainya.

Dengan siapa bergaul akan memengaruhi ke mana arah perjalanan hidup kita!