Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Januari 2020
Baca: Roma 8:31-39
"Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." Roma 8:37
Semua orang pasti menginginkan suatu kehidupan yang enak tanpa masalah, situasi yang menyenangkan, tenang, bahagia, berhasil, aman, damai, tanpa ada sesuatu yang pahit, tanpa ada pencobaan, tanpa ada masalah, tanpa ada peperangan. Adakah kehidupan yang demikian? Ini suatu kehidupan yang sungguh sangat tidak realistis. Selama kita masih hidup di dunia ini kita semua takkan bisa melepaskan diri dari semuanya itu. Hidup tanpa masalah sedikit pun hanya akan ditemukan di negeri dongeng!
Alkitab tidak pernah mencatat bahwa orang percaya akan memiliki kehidupan yang tanpa ombak, gelombang dan badai. Justru hidup orang percaya adalah hidup dalam peperangan dan pergumulan setiap hari! Orang percaya adalah tentara-tentara Kristus yang harus siap berperang setiap hari. Berperang melawan siapa? 1. Iblis. "...bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah,
melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap
ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12). Iblis adalah musuh utama yang harus kita perangi. 2. Dunia. Ini berbicara tentang cara hidup yang berlawanan atau bertentangan dengan kehendak Tuhan. Oleh karena itu firman Tuhan memperingatkan, "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau
orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang
itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan
keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa,
melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:15-17).
3. Diri sendiri (kedagingan). Ini adalah musuh terdekat. "...tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15). Untuk bisa menang dari diri sendiri (kedagingan) kita harus menempuh jalan 'salib' yaitu dengan cara 'memaku segala keinginan diri sendiri' di atas kayu salib. Dengan pertolongan Roh Kudus kita pasti mampu.
Kemenangan takkan pernah kita raih tanpa kita mau berperang!
Wednesday, January 8, 2020
Tuesday, January 7, 2020
AKU DISALIBKAN DENGAN KRISTUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Januari 2020
Baca: Galatia 2:15-21
"...Aku telah disalibkan dengan Kristus;" Galatia 2:19b
Untuk dapat hidup sama seperti Kristus hidup kita harus terlebih dahulu menjadi sama dengan kematian-Nya: "Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa." (Roma 6:5-6). Artinya kehidupan lama kita turut disalibkan bersama dengan Kristus. Kematian ini berarti mati terhadap segala keinginan daging.
Berbicara tentang salib ada beberapa hal yang patut direnungkan! Orang yang tergantung di kayu salib ia tidak bisa memandang ke mana-mana, pandangannya hanya tertuju ke satu arah saja. Orang percaya yang telah diselamatkan, pandangan matanya harus tertuju ke satu arah saja yaitu Kristus, fokus kepada perkara-perkara rohani. Namun banyak orang Kristen berusaha memandang ke dua arah pada saat yang bersamaan. Memandang kepada Tuhan, juga memandang dunia; mengasihi Tuhan, tapi enggan meninggalkan dosa. Sikap semacam ini sama seperti isteri Lot, yang lari tapi masih menoleh ke belakang. Rasul Paulus menasihati, "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada...Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:1-2). Firman Tuhan menegaskan, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." (Lukas 9:62).
Orang yang tergantung di kayu salib tak mungkin kembali lagi (pasti mati). Karena Kristus telah menyelamatkan kita dan menebus dosa-dosa kita, maka jangan pernah kembali kepada kehidupan yang lama. "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:" (1 Korintus 6:20), "...bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal," (1 Petrus 1:18-19). Dan "...jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula." (2 Petrus 2:20).
Sebagai ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17) kita harus benar-benar 'mati' dari segala keinginan daging (manusia lama).
Baca: Galatia 2:15-21
"...Aku telah disalibkan dengan Kristus;" Galatia 2:19b
Untuk dapat hidup sama seperti Kristus hidup kita harus terlebih dahulu menjadi sama dengan kematian-Nya: "Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa." (Roma 6:5-6). Artinya kehidupan lama kita turut disalibkan bersama dengan Kristus. Kematian ini berarti mati terhadap segala keinginan daging.
Berbicara tentang salib ada beberapa hal yang patut direnungkan! Orang yang tergantung di kayu salib ia tidak bisa memandang ke mana-mana, pandangannya hanya tertuju ke satu arah saja. Orang percaya yang telah diselamatkan, pandangan matanya harus tertuju ke satu arah saja yaitu Kristus, fokus kepada perkara-perkara rohani. Namun banyak orang Kristen berusaha memandang ke dua arah pada saat yang bersamaan. Memandang kepada Tuhan, juga memandang dunia; mengasihi Tuhan, tapi enggan meninggalkan dosa. Sikap semacam ini sama seperti isteri Lot, yang lari tapi masih menoleh ke belakang. Rasul Paulus menasihati, "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada...Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:1-2). Firman Tuhan menegaskan, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." (Lukas 9:62).
Orang yang tergantung di kayu salib tak mungkin kembali lagi (pasti mati). Karena Kristus telah menyelamatkan kita dan menebus dosa-dosa kita, maka jangan pernah kembali kepada kehidupan yang lama. "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:" (1 Korintus 6:20), "...bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal," (1 Petrus 1:18-19). Dan "...jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula." (2 Petrus 2:20).
Sebagai ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17) kita harus benar-benar 'mati' dari segala keinginan daging (manusia lama).
Subscribe to:
Posts (Atom)