Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Januari 2020
Baca: Roma 16:17-24
"Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku
bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana
terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat." Roma 16:19
Ibadah tanpa disertai ketaatan melakukan kehendak Tuhan adalah sia-sia belaka. Yang Tuhan cari dalam diri orang percaya adalah kekuatan. Oleh karena itu orang percaya harus berusaha sedemikian rupa untuk mencari perkenanan Tuhan, artinya kita harus lebih sungguh-sungguh lagi dalam mengikut Tuhan. Kita harus mengalami percepatan rohani: ibadah lebih lagi, berdoa lebih lagi, melayani Tuhan lebih lagi, taat lebih lagi. Ketaatan adalah prioritas Tuhan! Artinya dalam keadaan dan siuasi apa pun, senang atau tidak senang, kita harus tetap taat. Kata 'TAAT' dibaca dari depan atau dari belakang tetaplah TAAT. Hidup dalam ketaatan (kebenaran) adalah mutlak bagi orang percaya, karena hal itu menyukakan hati Tuhan. "Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran." (3 Yohanes 1:4).
Kristus adalah teladan utama dalam hal ketaatan! Puncak ketaatan Kristus kepada Bapa adalah mati di atas kayu salib. Ketaatan Kristus inilah yang menghasilkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya. Sebagai orang yang sudah diselamatkan, sudah sepatutnya kita meneladani Kristus yaitu hidup dalam ketaatan. Tak mudah untuk hidup taat di tengah-tengah dunia yang semakin jahat seperti sekarang ini. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi yang ada membuat orang tidak lagi hidup mengandalkan Tuhan, dan semakin diperparah dengan menjamurnya ajaran-ajaran sesat. "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:15-16). Hidup taat berarti hidup dalam kekudusan. "Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki
janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran
jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita
dalam takut akan Allah." (2 Korintus 7:1).
Hidup kudus adalah syarat mutlak untuk kita mengalami kehadiran Tuhan, sebab tanpa kekudusan tak seorang pun dapat melihat Tuhan (Ibrani 12:14).
Thursday, January 2, 2020
Wednesday, January 1, 2020
JALANI HARI DENGAN SUKACITA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Januari 2020
Baca: Filipi 4:4-9
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Filipi 4:4
Hari ini adalah hari baru di tahun 2020. Bersyukur kepada Tuhan, karena anugerah-Nya semata kita bisa hidup sampai hari ini. Dalam menyongsong hari-hari di tahun 2020 ini milikilah persiapan dan perencanaan hidup yang baik, "Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak." (Amsal 24:6). Banyak orang memprediksi bahwa tahun 2020 adalah tahun yang berat karena tantangan yang harus kita hadapi semakin berat, namun orang percaya tak boleh sedikit pun kehilangan semangat dan sukacitanya. Bersama dengan Tuhan kita pasti beroleh kekuatan untuk menghadapi semuanya.
Betapa pun hari-hari yang hendak kita jalani ini masih penuh misteri, karena tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi esok, kita harus tetap percaya bahwa Tuhan selalu ada di setiap musim kehidupan kita. Adalah bijak bila kita belajar dari rasul Paulus, yang dalam pelayanannya memberitakan Injil, harus menghadapi hari-hari yang teramat berat: masalah, kesulitan, penderitaan, aniaya, tekanan atau serangan dari pihak orang-orang yang menolak Injil, termasuk juga bencana atau musibah: "Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian," (2 Korintus 11:26-27). Puncaknya, Paulus tidak pernah mengeluh, bersungut-sungut, kecewa atau marah kepada Tuhan.
Saat di penjara rasul Paulus tetap giat memberikan semangat dan motivasi kepada orang-orang percaya untuk tetap bersukacita (ayat nas). Ia tidak sekedar berteori tapi telah melakukannya sendiri. Jika Tuhan di pihak kita, siapakah lawan kita?
Sekalipun dihadapkan pada banyak tantangan, rasul Paulus tak kehilangan semangat dan sukacitanya, karena mata rohaninya selalu tertuju kepada Tuhan.
Baca: Filipi 4:4-9
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Filipi 4:4
Hari ini adalah hari baru di tahun 2020. Bersyukur kepada Tuhan, karena anugerah-Nya semata kita bisa hidup sampai hari ini. Dalam menyongsong hari-hari di tahun 2020 ini milikilah persiapan dan perencanaan hidup yang baik, "Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak." (Amsal 24:6). Banyak orang memprediksi bahwa tahun 2020 adalah tahun yang berat karena tantangan yang harus kita hadapi semakin berat, namun orang percaya tak boleh sedikit pun kehilangan semangat dan sukacitanya. Bersama dengan Tuhan kita pasti beroleh kekuatan untuk menghadapi semuanya.
Betapa pun hari-hari yang hendak kita jalani ini masih penuh misteri, karena tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi esok, kita harus tetap percaya bahwa Tuhan selalu ada di setiap musim kehidupan kita. Adalah bijak bila kita belajar dari rasul Paulus, yang dalam pelayanannya memberitakan Injil, harus menghadapi hari-hari yang teramat berat: masalah, kesulitan, penderitaan, aniaya, tekanan atau serangan dari pihak orang-orang yang menolak Injil, termasuk juga bencana atau musibah: "Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian," (2 Korintus 11:26-27). Puncaknya, Paulus tidak pernah mengeluh, bersungut-sungut, kecewa atau marah kepada Tuhan.
Saat di penjara rasul Paulus tetap giat memberikan semangat dan motivasi kepada orang-orang percaya untuk tetap bersukacita (ayat nas). Ia tidak sekedar berteori tapi telah melakukannya sendiri. Jika Tuhan di pihak kita, siapakah lawan kita?
Sekalipun dihadapkan pada banyak tantangan, rasul Paulus tak kehilangan semangat dan sukacitanya, karena mata rohaninya selalu tertuju kepada Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)