Wednesday, December 18, 2019

SANKSI TUHAN TAK PANDANG BULU

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Desember 2019

Baca:  Ulangan 34:1-12

"Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana."  Ulangan 34:4

Tuhan yang kita sembah, selain memiliki sifat Mahakasih, juga Mahaadil.  Hal inilah yang seringkali dilupakan dan diremehkan oleh manusia.  Karena Tuhan Mahaadil, setiap orang tanpa pandang bulu akan menerima sanksi apabila mereka melakukan suatu pelanggaran atau pemberontakan terhadap Tuhan.

     Musa, pilihan Tuhan yang diutus membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menuju ke negeri yang dijanjikan Tuhan yaitu Tanah Kanaan, juga tak luput dari sanksi Tuhan.  Ada pun sanksinya adalah tidak dapat masuk ke negeri yang Tuhan janjikan itu karena Musa telah berlaku ceroboh saat berkata-kata di hadapan umat Israel di Meriba.  "Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: 'Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?' Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: 'Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.'"  (Bilangan 20:10-12).  Tuhan tidak pernah berkompromi dan pelanggaran sekecil apa pun.

     Namun Tuhan masih memberi kesempatan Musa melihat negeri yang dijanjikan-Nya itu meski hanya dari kejauhan.  "Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan,"  (Ulangan 34:1).  Sesungguhnya sanksi ini sangat menyedihkan hati Tuhan sendiri, namun karena Ia Mahaadil, segala sesuatu yang telah ditetapkan-Nya dan difirmankan-Nya, pasti akan dilaksanakan tanpa memandang bulu.  Betapa pun Musa sangat dikasihi Tuhan, ia tetap tidak dapat masuk ke negeri yang dijanjikan Tuhan.

Tuhan tidak bisa dipermainkan!  Setiap pelanggaran pasti ada sanksi dari Tuhan.

Tuesday, December 17, 2019

PENDERITAAN: Bagian Hidup Manusia

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Desember 2019

Baca:  Amsal 18:1-24

"Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?"  Amsal 18:14

Seandainya bisa, semua orang pasti ingin menghindar dan menjauhkan diri dari penderitaan.  Namun apa daya, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus menghadapinya.  Semua orang percaya, jemaat awam atau hamba Tuhan sekalipun, harus menghadapi penderitaan di sepanjang perjalanan hidupnya.  Musa pun menyadari bahwa penderitaan adalah bagian hidup manusia dan itulah yang menjadi kebanggaan hidup manusia  (Mazmur 90:10).

     Ketika penderitaan datang melanda, seringkali semangat kita dalam menjalani hidup menjadi patah.  Semakin kita tak punya semangat, semakin kita tak berdaya!  Namun tetaplah bersemangat sekalipun penderitaan yang kita alami terasa berat, sebab  "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya,"  (ayat nas).  Jangan tawar hati!  Sebab  "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  (Amsal 24:10).  Kita akan tetap bersemangat dan tidak tawar hati ketika kita hidup dekat dengan Tuhan, seperti ranting melekat kepada pokok anggur, karena kita tahu bahwa Tuhan selalu siap menopang:  "Punya-Mulah lengan yang perkasa, kuat tangan-Mu dan tinggi tangan kanan-Mu."  (Mazmur 89:14).  Orang percaya haruslah mampu melihat sisi positif di balik setiap penderitaan yang dialaminya.  Ketahuilah bahwa penderitaan itu bukanlah akhir dari segala-galanya, tapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang percaya, di mana Tuhan seringkali memakai penderitaan ini sebagai cara untuk membentuk, memroses dan mendewasakan iman.

     Percayalah di balik penderitaan yang kita alami selalu ada rencana Tuhan yang indah!  Kalau Tuhan ijinkan penderitaan terjadi dalam hidup kita, percayalah  "...Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."  (1 Korintus 10:13), sehingga  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13).  Satu hal lagi yang harus kita pahami, yaitu bahwa penderitaan yang kita alami di dunia ini sifatnya hanya untuk sementara, tidak untuk selamanya.  Jangan pernah biarkan penderitaan itu menghancurkan hidup kita!

Selalu ada kebaikan di balik penderitaan, karena Tuhan turut bekerja di dalamnya!