Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Desember 2019
Baca: 1 Yohanes 2:1-6
"Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya." 1 Yohanes 2:3
Untuk dapat mengenal Tuhan kita harus memiliki hubungan yang dekat atau bergaul karib dengan Dia setiap saat sebagaimana yang Nuh perbuat, sehingga ia disebut sahabat Tuhan. Dalam firman-Nya Tuhan berkata, "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (Yohanes 15:14). Jangan berbangga diri dulu dengan mengatakan bahwa kita sudah mengenal Tuhan bila kita tidak menuruti perintah-perintah-Nya, sebab ada tertulis: "Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan
demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka
dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:22-23).
Nabi Yeremia memperingatkan agar orang bijaksana jangan bermegah karena kebijaksanaannya, orang yang kuat jangan bermegah karena kekuatannya dan orang yang kaya jangan bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang bermegah hendaknya mereka bermegah karena telah memahami dan mengenal Tuhan dengan benar (Yeremia 9:23-24). Bagaimana caranya? Selain membangun persekutuan yang karib, kita dapat mengenal Tuhan melalui kebenaran firman-Nya. Karena itu sediakanlah waktu untuk membaca, meneliti dan merenungkan firman-Nya siang dan malam. Daud menyatakan bahwa firman Tuhan itu "...sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya....lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih
manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah." (Mazmur 19:8, 9, 11).
Kerja keras dan komitmen yang kuat dibutuhkan untuk dapat mengenal Tuhan dengan benar. Sudahkah kita bergaul karib dengan Tuhan dan senantiasa menyediakan waktu untuk merenungkan firman-Nya siang dan malam?
Yang mengasihi Tuhan dan taat kepada-Nya pasti dikenal oleh Tuhan (1 Korintus 8:3).
Sunday, December 8, 2019
Saturday, December 7, 2019
ORANG PERCAYA: Harus Hidup Tertib
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Desember 2019
Baca: 2 Tesalonika 3:1-15
"Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna." 2 Tesalonika 3:11
Seorang olahragawan yang menjalani hidup dengan tidak tertib pasti tidak akan mampu meraih prestasi yang maksimal. Contoh ketidaktertiban olahragawan: berlatih asal-asalan, makan makanan sembarangan, tidak patuh pada instruksi pelatih, suka bergadang dan sebagainya. Ada harga yang harus dibayar untuk bisa berprestasi, yaitu hidup tertib. Semua orang sukses di dunia ini juga demikian! Hari-harinya tidak pernah diisi dengan hal-hal yang tidak berguna, hidup mereka sangatlah tertib. Itulah sebabnya mereka menjadi orang-orang yang berhasil.
Secara umum arti kata 'tertib' adalah teratur; menurut aturan; rapi, sopan, dengan sepatutnya. Memiliki kehidupan yang tertib adalah mutlak bagi orang percaya. Untuk itulah rasul Paulus memperingatkan orang-orang di Tesalonika yang menjalani hidup dengan tidak tertib dan hanya disibukkan dengan hal-hal yang tidak berguna. Ketidaktertiban pasti akan menimbulkan kekacauan, padahal Tuhan tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera (1 Korintus 14:33). Orang percaya yang menjalani hidup dengan sangat tidak tertib, keberadaannya hanya akan menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang ada di sekitarnya, dan secara otomatis kehidupan yang demikian sangat mempermalukan nama Tuhan. Alkitab menyatakan bahwa tubuh kita ini adalah bait-Nya Roh Kudus (1 Korintus 3:16), tempat di mana Roh Kudus berdiam. Oleh karena itu kita tidak boleh hidup dengan sembarangan atau sembrono. Kalau kita berlaku sembarangan, sembrono, alias tidak tertib, kita akan mendukakan Roh Kudus yang ada di dalam kita (Efesus 4:30). Cepat atau lambat Roh Kudus akan meninggalkan kita.
Rasul Paulus menegaskan bahwa Tuhan memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Timotius 1:7). Bila ada seorang percaya yang hidup tidak tertib berarti ia tidak hidup menurut pimpinan Roh Kudus. Masih banyak orang Kristen yang sekalipun sudah terlibat dalam pelayanan, hidupnya sangat tidak tertib. Jika demikian tidaklah mengherankan bila pelayanan yang dilakukan tak membawa dampak apa-apa.
Hidup tertib adalah hidup menurut pimpinan Roh Kudus dan memuliakan Tuhan!
Baca: 2 Tesalonika 3:1-15
"Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna." 2 Tesalonika 3:11
Seorang olahragawan yang menjalani hidup dengan tidak tertib pasti tidak akan mampu meraih prestasi yang maksimal. Contoh ketidaktertiban olahragawan: berlatih asal-asalan, makan makanan sembarangan, tidak patuh pada instruksi pelatih, suka bergadang dan sebagainya. Ada harga yang harus dibayar untuk bisa berprestasi, yaitu hidup tertib. Semua orang sukses di dunia ini juga demikian! Hari-harinya tidak pernah diisi dengan hal-hal yang tidak berguna, hidup mereka sangatlah tertib. Itulah sebabnya mereka menjadi orang-orang yang berhasil.
Secara umum arti kata 'tertib' adalah teratur; menurut aturan; rapi, sopan, dengan sepatutnya. Memiliki kehidupan yang tertib adalah mutlak bagi orang percaya. Untuk itulah rasul Paulus memperingatkan orang-orang di Tesalonika yang menjalani hidup dengan tidak tertib dan hanya disibukkan dengan hal-hal yang tidak berguna. Ketidaktertiban pasti akan menimbulkan kekacauan, padahal Tuhan tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera (1 Korintus 14:33). Orang percaya yang menjalani hidup dengan sangat tidak tertib, keberadaannya hanya akan menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang ada di sekitarnya, dan secara otomatis kehidupan yang demikian sangat mempermalukan nama Tuhan. Alkitab menyatakan bahwa tubuh kita ini adalah bait-Nya Roh Kudus (1 Korintus 3:16), tempat di mana Roh Kudus berdiam. Oleh karena itu kita tidak boleh hidup dengan sembarangan atau sembrono. Kalau kita berlaku sembarangan, sembrono, alias tidak tertib, kita akan mendukakan Roh Kudus yang ada di dalam kita (Efesus 4:30). Cepat atau lambat Roh Kudus akan meninggalkan kita.
Rasul Paulus menegaskan bahwa Tuhan memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Timotius 1:7). Bila ada seorang percaya yang hidup tidak tertib berarti ia tidak hidup menurut pimpinan Roh Kudus. Masih banyak orang Kristen yang sekalipun sudah terlibat dalam pelayanan, hidupnya sangat tidak tertib. Jika demikian tidaklah mengherankan bila pelayanan yang dilakukan tak membawa dampak apa-apa.
Hidup tertib adalah hidup menurut pimpinan Roh Kudus dan memuliakan Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)