Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Desember 2019
Baca: Lukas 9:57-62
"Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." Lukas 9:62
Ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir mereka tidak secara langsung masuk ke tanah yang dijanjikan Tuhan (Kanaan), melainkan mereka harus melewati proses yang cukup panjang di padang gurun yang penuh dengan tantangan. Dalam perjalanan ini mereka tak henti-hentinya mengeluh dan bersungut-sungut, karena yang terbayang di pikiran mereka hanyalah masalah, kesulitan, dan penderitaan yang dirasa lebih besar dari sebelumnya. Karena itu mereka selalu teringat kepada kehidupan lama di Mesir.
Kemarahan dan kekecewaan ditumpahkan kepada Musa, yang memimpin mereka keluar dari Mesir, dengan mengungkit-ungkit dan membanding-bandingkan kehidupan di Mesir: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami
untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami
dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu
kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi
kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." (Keluaran 14:11-12). Sikap yang sama ditunjukkan oleh banyak orang Kristen! Mereka tidak menyadari bahwa diselamatkan melalui pengorbanan Kristus berarti kehidupan lama kita telah dikubur bersama dengan kematian-Nya, dan hidup kita sekarang adalah 'hidup baru' di dalam Dia. Segala sesuatu yang ada di belakang harus benar-benar ditinggalkan dan tak perlu kita menoleh ke belakang lagi, karena siapa saja yang masih 'menoleh ke belakang' ia tidak layak bagi Kerajaan Sorga. Menoleh ke belakang berarti masih enggan menanggalkan kehidupan manusia lama.
Yang Tuhan kehendaki adalah kita hidup dalam pertobatan sejati. Bagaimana caranya? Hidup di dalam ketaatan penuh. Iblis seringkali menggunakan pikiran kita agar kita selalu mengingat-ingat dosa kita di masa lalu, supaya kita menjadi lemah dan kembali jatuh di dalamnya. Rasul Paulus memberi teladan bagaimana kita harus melupakan semua yang ada di belakang dan mengarahkan diri pada apa yang ada di depan (Filipi 3:13b).
Tinggalkan semua dosa, fokuslah kepada kehendak Tuhan, supaya kita layak masuk ke dalam kerajaan-Nya!
Friday, December 6, 2019
Thursday, December 5, 2019
BERDOA DALAM NAMA YESUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Desember 2019
Baca: Yohanes 14:1-14
"dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak." Yohanes 14:13
Kita seringkali salah dalam menerapkan ayat nas ini, menganggap bahwa asal saja mengatakan 'dalam nama Tuhan Yesus' di setiap akhir doa, Tuhan pasti akan mengabulkan dan menjawab semua permohonan, alias doa kita akan dikabulkan. Jika demikian hal itu sama seperti kita menjadikan nama Tuhan Yesus sebagai sebuah mantera yang berkhasiat, di mana ketika dalam keadaan terjepit atau saat butuh, kita tinggal menyebut atau memanggil nama Tuhan Yesus, maka semua akan beres.
Tuhan Yesus berkata, "Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yohanes 14:14). Jadi, berdoa dalam nama Tuhan Yesus berarti kita berdoa dengan otoritas-Nya. Mengapa? Karena nama Tuhan Yesus adalah nama di atas segala nama! Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, rasul Paulus menyatakan bahwa Bapa di sorga sangat meninggikan Tuhan Yesus dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Tuhan Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi (Filipi 2:9-10). Nama Tuhan Yesus benar-benar berkuasa di segala aspek kehidupan, sebab "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi." (Matius 28:18): Keadaan, situasi, masalah, roh jahat, malaikat, tunduk kepada nama-Nya, bahkan "...namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." (Yesaya 9:5).
Berdoa dalam nama Yesus berarti kita berdoa sesuai dengan kehendak Bapa. "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya." (1 Yohanes 5:14-15). Tuhan Yesus berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34). Bagi Tuhan Yesus, melakukan kehendak Bapa adalah yang terutama dalam hidup-Nya. Bagaimana dengan Saudara?
Ingin mengalami kedahsyatan kuasa nama Tuhan Yesus? Berdoalah dalam nama-Nya dengan iman dan hiduplah seturut kehendak-Nya!
Baca: Yohanes 14:1-14
"dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak." Yohanes 14:13
Kita seringkali salah dalam menerapkan ayat nas ini, menganggap bahwa asal saja mengatakan 'dalam nama Tuhan Yesus' di setiap akhir doa, Tuhan pasti akan mengabulkan dan menjawab semua permohonan, alias doa kita akan dikabulkan. Jika demikian hal itu sama seperti kita menjadikan nama Tuhan Yesus sebagai sebuah mantera yang berkhasiat, di mana ketika dalam keadaan terjepit atau saat butuh, kita tinggal menyebut atau memanggil nama Tuhan Yesus, maka semua akan beres.
Tuhan Yesus berkata, "Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yohanes 14:14). Jadi, berdoa dalam nama Tuhan Yesus berarti kita berdoa dengan otoritas-Nya. Mengapa? Karena nama Tuhan Yesus adalah nama di atas segala nama! Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, rasul Paulus menyatakan bahwa Bapa di sorga sangat meninggikan Tuhan Yesus dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Tuhan Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi (Filipi 2:9-10). Nama Tuhan Yesus benar-benar berkuasa di segala aspek kehidupan, sebab "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi." (Matius 28:18): Keadaan, situasi, masalah, roh jahat, malaikat, tunduk kepada nama-Nya, bahkan "...namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." (Yesaya 9:5).
Berdoa dalam nama Yesus berarti kita berdoa sesuai dengan kehendak Bapa. "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya." (1 Yohanes 5:14-15). Tuhan Yesus berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34). Bagi Tuhan Yesus, melakukan kehendak Bapa adalah yang terutama dalam hidup-Nya. Bagaimana dengan Saudara?
Ingin mengalami kedahsyatan kuasa nama Tuhan Yesus? Berdoalah dalam nama-Nya dengan iman dan hiduplah seturut kehendak-Nya!
Subscribe to:
Posts (Atom)