Wednesday, December 4, 2019

TUHAN SUMBER KESELAMATAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2019

Baca:  Mazmur 27:1-14

"TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?"  Mazmur 27:1

Orang yang pernah ditolong Tuhan, mengalami kebaikan Tuhan, diluputkan Tuhan dari musibah atau kesulitan, yang pernah diterangi hatinya oleh firman Tuhan, dan merasakan jamahan kuasa Roh Kudus, pasti akan berkata bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber keselamatan bagi hidupnya, karena dia mengerti benar bahwa yang sanggup menolong dan menyelamatkan hidupnya bukanlah denominasi gereja tertentu, bukan pendeta, bukan pastor, bukan doktrin, bukan aturan-aturan agama, tetapi hanya Tuhan saja.

     Pengalaman hidup yang luar biasa bersama Tuhanlah yang membuat pemazmur  (bani Asaf)  bisa berkata,  "Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya."  (Mazmur 73:26).  Dalam hal ini pemazmur tidak sekedar berbicara atau asal bicara, tetapi ia punya alasan yang kuat:  "Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan."  (Mazmur 73:21-24).  Tak ada pertolongan dan keselamatan selain daripada Tuhan.  Karena itu tak ada yang lain yang mereka ingini selain hanya Tuhan.  "Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi." (Mazmur 73:25).

     Hari-hari manusia di dunia selalu dibayang-bayangi ketidakpastian, ketakutan, kecemasan, kekuatiran.  Tetapi bila kita suka dekat pada Tuhan, ada perlindungan dan keselamatan.  Pemazmur, yang sekalipun diperhadapkan dengan masalah dan penderitaan yang berat, imannya tetap teguh, karena ia percaya kalau dulu Tuhan tolong, sekarang dan esok pun Tuhan pasti akan tolong, karena Tuhan yang ia sembah adalah Tuhan yang tidak pernah berubah.  Karena itu tak perlu terpengaruh oleh situasi atau keadaan yang hanya akan membuat hati kita menjadi tawar.  Sebaliknya arahkan pandangan kepada Tuhan, maka iman kita akan bangkit, sebab kita tahu pertolongan-Nya selalu tepat waktu.

"Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan kanan-Mu menyokong aku," Mazmur 18:36

Tuesday, December 3, 2019

HIDUP TIDAK BERGANTUNG PADA HARTA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2019

Baca:  Lukas 12:13-21

"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."  Lukas 12:15

Banyak orang yang menjadikan uang atau harta kekayan sebagai andalan dalam hidupnya.  Pikirnya dengan memiliki uang atau harta kekayaan yang berlimpah, mereka bisa mendapatkan apa saja yang diinginkan, bisa membeli apa saja yang mereka mau.  Itulah sebabnya tak mudah bagi orang kaya punya kerendahan hati, karena mereka masih menjadikan uang atau harta sebagai ukuran gengsi, kedudukan, dan sosial ekonomi.  Mereka lupa bahwa tidak semua bisa dibeli dengan uang.  Kesehatan, umur panjang, damai sejahtera, keamanan, kebahagiaan, apalagi keselamatan jiwa kita, tak bisa dibeli dengan uang sebesar apa pun.  Buktinya?  Ada orang kaya tapi sakit-sakitan atau mati usia muda;  ada orang kaya tapi rumah tangganya tidak bahagia;  ada orang kaya tapi selalu diliputi rasa cemas, was-was dan kuatir karena takut uang atau hartanya dirampok atau dicuri.

     Karena itu rasul Paulus meminta Timotius untuk memperingatkan orang kaya agar jangan tinggi hati dan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan  (1 Timotius 6:17).  Firman Tuhan mengajarkan kita untuk tidak menaruh hati kepada harta,  "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."  (Matius 6:21), dan  "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya."  (Matius 6:19).  Tidaklah salah memiliki uang yang banyak atau harta yang melimpah, tapi jangan sampai membuat kita lupa segala-galanya:  melupakan Tuhan dan menganggap remeh perkara rohani.

     Kita harus ingat bahwa hidup manusia tidak tergantung pada harta kekayaan!  Ada tertulis:  "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."  (Lukas 12:20-21).  Pada saat manusia dipanggil pulang oleh Tuhan  (meninggal), tak sepeser uang pun atau harta kekayaan yang dibawa.  Camkan itu!

"...celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu."  Lukas 6:24