Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Desember 2019
Baca: Roma 9:15-29
"Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk
membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang
mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?" Roma 9:21
Kerap timbul pertanyaan di dalam hati kita mengapa Tuhan seringkali memakai orang-orang dengan latar belakang hidup buruk untuk dipakai sebagai alat kemuliaan-Nya. Ada bekas narapidana, dukun, pelacur, pejudi atau peminum yang mengalami jamahan tangan Tuhan, lalu menjadi hamba-hamba Tuhan yang dipakai secara luar biasa. Apakah tidak ada orang baik yang layak menjadi hamba Tuhan? Di sinilah kita melihat keajaiban dan kebesaran tangan Tuhan yang penuh kuasa, yang sanggup mengubah hidup seseorang.
Tidak ada seorang pun yang bisa memahami jalan dan cara Tuhan dalam memilih hamba-hamba-Nya! Pilihan manusia selalu berdasar pada apa yang terlihat secara kasat mata. Ini bertolak belakang dengan cara pandang Tuhan, yang melihat sampai ke lubuk hati manusia. "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas
kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati. Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 9:15-16). Kita pasti terheran-heran bagaimana Tuhan memilih dan mengurapi Daud untuk menjadi raja (1 Samuel 16:1-13). Bukankah kakak-kakak Daud jauh lebih gagah dan lebih layak menjadi raja menurut penilaian manusia? Bahkan ketika Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." (1 Samuel 16:10). Justru yang dipilih Tuhan adalah Daud yang sedang menggembalakan kambing domba. Ketika Daud datang, berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." (1 Samuel 16:12).
Begitu juga dipilihnya Saulus menjadi hamba Tuhan secara manusia tidak masuk akal, sebab ia adalah penganiaya jemaat dan turut berperan dalam kematian Stefanus. Tetapi Tuhan berfirman kepada Ananias, "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku
untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan
orang-orang Israel." (Kisah 9:15).
Hanya Tuhanlah yang punya hak untuk memilih dan menentukan seseorang untuk dipakai-Nya!
Monday, December 2, 2019
Sunday, December 1, 2019
RAHASIA MENGALAMI BERKAT TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Desember 2019
Baca: Mazmur 128:1-6
"Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!" Mazmur 128:1
Di tengah situasi dunia yang tampak semakin tidak baik, di mana ada banyak sekali peristiwa tak terduga terjadi: krisis, bencana alam, tingkat kejahatan manusia yang semakin merajalela, orang dihantui oleh rasa takut dalam menjalani hidup: takut tak bisa memenuhi kebutuhan keluarga, takut tak mampu membiayai sekolah anak-anak, takut mengalami sakit, takut diperlakukan jahat oleh orang lain, dan sebagainya. Rasa takut terhadap perkara-perkara dunia seperti contoh-contoh di atas adalah hal yang biasa dirasakan dan dialami oleh semua manusia.
Yang Tuhan kehendaki adalah agar setiap orang punya rasa takut akan Tuhan, bukan takut terhadap perkara-perkara yang ada di dunia ini. Takut akan Tuhan adalah sikap hormat dan kagum kepada Tuhan sebagai satu-satunya Pribadi yang patut dan layak untuk menerima segala pujian, penghormatan, dan junjungan tertinggi. Rasa takut akan Tuhan inilah yang mendorong orang untuk taat melakukan kehendak-Nya. Adalah nol besar bila orang berkata bahwa ia takut akan Tuhan tapi ia tidak taat melakukan kehendak Tuhan. Pemazmur menyatakan bahwa orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang berbahagia. Mengapa? Karena takut akan Tuhan adalah kunci untuk mengalami berkat Tuhan. "Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!" (Mazmur 128:2).
Orang yang takut akan Tuhan hidupnya pasti disertai Tuhan sehingga apa saja yang dikerjakannya selalu mendatangkan hasil. Jika ia adalah seorang petani, benih yang ditaburnya di ladang pasti akan bertumbuh dan menghasilkan tuaian, sebab Tuhan "...akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu," (Maleakhi 3:11). Berkat berupa hasil atas jerih payah berlaku bagi setiap orang yang takut akan Tuhan. Pemazmur menambahkan bahwa Tuhan memberkati keluarga-keluarga yang takut akan Tuhan: isteri akan menjadi seperti pohon anggur yang subur dan anak-anak seperti tunas pohon zaitun di sekeliling meja, yang adalah lambang kelimpahan berkat.
Takut akan Tuhan adalah kunci mengalami kelimpahan berkat!
Catatan:
Namun harus diingat bahwa jalan-Nya tidak selalu sama dengan keinginan kita, "...Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati. Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 9:15-16). Tuhan begitu mengasihi kita anak-anak-Nya, percaya dan taat, Dia tahu yang terbaik bagi kita.
Baca: Mazmur 128:1-6
"Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!" Mazmur 128:1
Di tengah situasi dunia yang tampak semakin tidak baik, di mana ada banyak sekali peristiwa tak terduga terjadi: krisis, bencana alam, tingkat kejahatan manusia yang semakin merajalela, orang dihantui oleh rasa takut dalam menjalani hidup: takut tak bisa memenuhi kebutuhan keluarga, takut tak mampu membiayai sekolah anak-anak, takut mengalami sakit, takut diperlakukan jahat oleh orang lain, dan sebagainya. Rasa takut terhadap perkara-perkara dunia seperti contoh-contoh di atas adalah hal yang biasa dirasakan dan dialami oleh semua manusia.
Yang Tuhan kehendaki adalah agar setiap orang punya rasa takut akan Tuhan, bukan takut terhadap perkara-perkara yang ada di dunia ini. Takut akan Tuhan adalah sikap hormat dan kagum kepada Tuhan sebagai satu-satunya Pribadi yang patut dan layak untuk menerima segala pujian, penghormatan, dan junjungan tertinggi. Rasa takut akan Tuhan inilah yang mendorong orang untuk taat melakukan kehendak-Nya. Adalah nol besar bila orang berkata bahwa ia takut akan Tuhan tapi ia tidak taat melakukan kehendak Tuhan. Pemazmur menyatakan bahwa orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang berbahagia. Mengapa? Karena takut akan Tuhan adalah kunci untuk mengalami berkat Tuhan. "Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!" (Mazmur 128:2).
Orang yang takut akan Tuhan hidupnya pasti disertai Tuhan sehingga apa saja yang dikerjakannya selalu mendatangkan hasil. Jika ia adalah seorang petani, benih yang ditaburnya di ladang pasti akan bertumbuh dan menghasilkan tuaian, sebab Tuhan "...akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu," (Maleakhi 3:11). Berkat berupa hasil atas jerih payah berlaku bagi setiap orang yang takut akan Tuhan. Pemazmur menambahkan bahwa Tuhan memberkati keluarga-keluarga yang takut akan Tuhan: isteri akan menjadi seperti pohon anggur yang subur dan anak-anak seperti tunas pohon zaitun di sekeliling meja, yang adalah lambang kelimpahan berkat.
Takut akan Tuhan adalah kunci mengalami kelimpahan berkat!
Catatan:
Namun harus diingat bahwa jalan-Nya tidak selalu sama dengan keinginan kita, "...Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati. Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 9:15-16). Tuhan begitu mengasihi kita anak-anak-Nya, percaya dan taat, Dia tahu yang terbaik bagi kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)