Friday, November 29, 2019

JANGAN KEMBALI KEPADA DOSA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 November 2019

Baca:  Yesaya 44:21-28

"Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau!"  Yesaya 44:22

Semua orang pasti mengakui dengan jujur bahwa dosa itu memang nikmat.  Itulah sebabnya banyak orang sulit sekali untuk bisa lepas dari dosa tersebut.  Sekalipun tahu bahwa upah dosa adalah maut dan kematian kekal  (Roma 6:23), tetapi banyak orang pura-pura tidak tahu, sehingga mereka tetap saja melakukan dosa.  Anehnya, hal ini juga terjadi di kalangan orang percaya Tuhan.  Meskipun sadar bahwa Kristus telah menyelamatkan dirinya dari dosa melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, dan menjadikannya sebagai orang-orang yang telah dibenarkan  (bukan lagi hamba dosa, melainkan hamba kebenaran), tapi mereka kembali lagi ke dalam kehidupan dosa.  Alasan yang dikemukakan sangatlah klasik yaitu digoda oleh Iblis.  Mereka menjadikan Iblis sebagai kambing hitam.

     Hal ini juga terjadi pada bangsa Israel, yang meskipun telah dibebaskan dari perbudakan di Mesir, namun sebagian besar ingin kembali ke Mesir demi menikmati kesenangan daging:  "Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."  (Bilangan 11:5-6).  Mereka suka menjadi budak daripada menjadi orang yang merdeka!  Kita yang sudah diselamatkan oleh darah Kristus harus berani keluar untuk menanggalkan kehidupan lama, meninggalkan segala bentuk dosa.  Firman Tuhan menegaskan,  "...kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:"  (1 Petrus 2:9).

     Selama kita masih  'nyaman'  dengan dosa, bukan salah Tuhan bila doa-doa kita tak beroleh jawaban, sebab  "...yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."  (Yesaya 59:2).

Tuhan sudah menebus kita, karena itu tinggalkan dosa dan jangan pernah kembali!

Thursday, November 28, 2019

HATI BERPAUT: Kunci Dipulihkan Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 November 2019

Baca:  Rut 1:1-17

"Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya."  Rut 1:14

Ada seorang wanita bernama Naomi yang tinggal bersama 2 anak laki-lakinya  (Mahlon dan Kilyon), karena suaminya sudah meninggal.  Lalu kedua anak laki-lakinya itu menikah dengan perempuan Moab  (Orpa dan Rut).  Sayang;  kedua anak laki-lakinya itu meninggal, sehingga Naomi harus tinggal bersama dengan kedua menantunya saja.  Di tengah situasi sulit ini Naomi meminta kepada kedua menantu itu untuk pulang ke rumah keluarganya,  "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;"  (Rut 1:8).  Mereka pun bertangis-tangisan dan merasa berat untuk meninggalkan ibu mertuanya itu.

     Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Orpa memutuskan untuk pergi, karena dirasa sudah tidak ada harapan bila tetap tinggal dengan mertuanya.  Berbeda dengan Rut, yang bersikeras untuk tetap tinggal bersama Naomi,  "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;"  (Rut 1:16).  Ternyata Rut membuat pilihan hidup yang benar yaitu tetap berpaut kepada Naomi, yang membawanya untuk bertemu dengan Boas, seorang yang kaya raya  (Rut 2:1).  Bertemu dengan Boas, hidup Rut pun dipulihkan secara luar biasa.  Dari perempuan Moab yang tidak ada pengharapan, menjadi wanita yang punya masa depan setelah dinikahi oleh Boas.

     Sebelum bertemu dengan Boas ada proses yang harus Rut lalui:  1.  Kesetiaan.  Tanpa pernah merasa malu Rut pergi ke ladang Boas untuk memungut bulir-bulir jelai.  Ia begitu setia mengerjakan tugas yang disuruh oleh mertuanya, tanpa berbantah,  "Segala yang engkau katakan itu akan kulakukan."  (Rut 3:5).  2.  Kerendahan hati.  Rut rela berbaring di sebelah kaki Boas  (Rut 3:6-8).  Satu kunci utama yang membuat hidup Rut dipulihkan dan dimuliakan adalah karena hati yang tetap berpaut atau melekat.

"...tetap mengikuti perintah-Nya, berpaut pada-Nya dan berbakti kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu."  Yosua 22:5