Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 November 2019
Baca: Mazmur 17:1-15
"Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu" Mazmur 17:8
Tak semua orang punya keberanian untuk berkata kepada Tuhan: "Peliharalah aku seperti biji mata..." (ayat nas), selain mereka yang memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan, seperti Daud. Orang yang tinggal dekat Tuhan dan bergaul karib dengan-Nya pasti tidak akan menyembunyikan sesuatu apa pun di hadapan Tuhan. Tanda bahwa Daud punya hubungan yang karib dengan Tuhan adalah selalu mengijinkan Tuhan untuk mengoreksi dan menyelidiki hidupnya, karena sadar bahwa tak ada sesuatu pun yang tersembunyi di hadapan-Nya: "...Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:13-14) dan "mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya
tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya." (Mazmur 139:16).
Daud tidak takut diselidiki keadaan hatinya, siap untuk diuji, dikenal pikirannya, dikoreksi langkah hidupnya oleh Tuhan: "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23-24). Jika kita menyadari bahwa kehidupan manusia itu terbuka di hadapan Tuhan dan tidak ada yang bisa ditutup-tutupi dan disembunyikan, seharusnya mendorong kita untuk berlaku seperti orang arif, bukan seperti orang bebal (Efesus 5:15). Adalah sia-sia menyembunyikan sekecil apa pun kesalahan daripada-Nya, karena semuanya terbuka dan telanjang di hadapan Tuhan: "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab
segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya
kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Bila kita sudah membuat kesalahan terhadap Tuhan, katakan dengan jujur kepada Roh Kudus dan mohon kepada-Nya untuk meluruskan jalan kita, "Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;" (Yohanes 16:13). Karena itu, kita perlu membuka hati selebar-lebarnya untuk dikoreksi dan diselidiki Tuhan.
"Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku." Kisah 13:22
Sunday, November 17, 2019
Saturday, November 16, 2019
JANGAN TAKUT BERMIMPI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 November 2019
Baca: Yesaya 54:1-17
"Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi." Yesaya 54:3
Ada kalimat bijak menyatakan bahwa ketidakmampuan seseorang dalam meraih segala impian bukanlah karena faktor ekonomi, keterbatasan dalam pendidikan, ataupun status dirinya sendiri, melainkan dari ketidakmauannya untuk mewujudkan segala impian tersebut. Karena itu, jangan pernah takut untuk bermimpi atau punya impian besar! Dengan memiliki impian, orang akan termotivasi dan terdorong untuk berjuang dan berusaha sedemikian rupa mewujudkannya. Kita semua tahu bahwa impian takkan menjadi kenyataan tanpa usaha dan kerja keras.
Punya mimpi besar bukanlah kesombongan! Alkitab menyatakan bahwa dalam segala perkara Tuhan turut bekerja (Roma 8:28) dan Dia punya rencana besar bagi kehidupan anak-anak-Nya. Contoh: keberhasilan Yusuf menjadi penguasa di Mesir diawali dari sebuah mimpi besar, meski ia harus melewati proses yang begitu panjang, penuh liku, dan sangat menyakitkan. Tidak ada perkara yang mustahil bagi orang percaya, asalkan kita tetap hidup di jalan Tuhan. Tuhan berkata, "...sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi." (Matius 21:21).
Perhatikan! Pohon akan tumbuh sesuai dengan ukuran tempatnya: jika pohon ditanam di area yang luas, maka pohon itu akan bertumbuh besar. Sebaliknya, jika pohon itu hanya ditanam di sebuah pot yang ukurannya kecil, pertumbuhannya pun akan terhambat dan terbatas. Oleh karena itu miliki keberanian untuk membayar harga: berkorban waktu, tenaga, ketekunan, kesetiaan, dan sebagainya. Waktu terus berjalan! Jangan pernah menyia-nyiakan hal sekecil apa pun yang ada di depan mata: "...panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!" (Yesaya 54:2). Tali tanggung jawab, tali kejujuran, tali ketekunan, tali kesetiaan dan sebagainya harus semakin diperpanjang, serta diikatkan pada patok yang sangat kuat. Patok itu adalah Tuhan, Gunung Batu yang teguh.
Ada harga yang harus dibayar untuk mewujudkan segala mimpi besar!
Baca: Yesaya 54:1-17
"Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi." Yesaya 54:3
Ada kalimat bijak menyatakan bahwa ketidakmampuan seseorang dalam meraih segala impian bukanlah karena faktor ekonomi, keterbatasan dalam pendidikan, ataupun status dirinya sendiri, melainkan dari ketidakmauannya untuk mewujudkan segala impian tersebut. Karena itu, jangan pernah takut untuk bermimpi atau punya impian besar! Dengan memiliki impian, orang akan termotivasi dan terdorong untuk berjuang dan berusaha sedemikian rupa mewujudkannya. Kita semua tahu bahwa impian takkan menjadi kenyataan tanpa usaha dan kerja keras.
Punya mimpi besar bukanlah kesombongan! Alkitab menyatakan bahwa dalam segala perkara Tuhan turut bekerja (Roma 8:28) dan Dia punya rencana besar bagi kehidupan anak-anak-Nya. Contoh: keberhasilan Yusuf menjadi penguasa di Mesir diawali dari sebuah mimpi besar, meski ia harus melewati proses yang begitu panjang, penuh liku, dan sangat menyakitkan. Tidak ada perkara yang mustahil bagi orang percaya, asalkan kita tetap hidup di jalan Tuhan. Tuhan berkata, "...sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi." (Matius 21:21).
Perhatikan! Pohon akan tumbuh sesuai dengan ukuran tempatnya: jika pohon ditanam di area yang luas, maka pohon itu akan bertumbuh besar. Sebaliknya, jika pohon itu hanya ditanam di sebuah pot yang ukurannya kecil, pertumbuhannya pun akan terhambat dan terbatas. Oleh karena itu miliki keberanian untuk membayar harga: berkorban waktu, tenaga, ketekunan, kesetiaan, dan sebagainya. Waktu terus berjalan! Jangan pernah menyia-nyiakan hal sekecil apa pun yang ada di depan mata: "...panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!" (Yesaya 54:2). Tali tanggung jawab, tali kejujuran, tali ketekunan, tali kesetiaan dan sebagainya harus semakin diperpanjang, serta diikatkan pada patok yang sangat kuat. Patok itu adalah Tuhan, Gunung Batu yang teguh.
Ada harga yang harus dibayar untuk mewujudkan segala mimpi besar!
Subscribe to:
Posts (Atom)