Thursday, November 7, 2019

TERLALU PERCAYA DIRI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 November 2019

Baca:  Matius 26:30-35

"Petrus menjawab-Nya: 'Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.'"  Matius 26:33

Punya rasa percaya diri adalah sangat baik, karena itu merupakan salah satu modal penting untuk meraih keberhasilan.  Namun, bila rasa percaya diri itu sangat berlebihan atau over confidence, justru sangatlah tidak baik, karena selain dapat merugikan diri sendiri, juga dapat merugikan orang lain.  Dalam kehidupan rohani penting sekali kita punya rasa percaya diri, artinya punya prinsip yang kokoh dalam mengiring Kristus.  Jika tidak, kita akan mudah sekali disesatkan oleh ajaran-ajaran yang menyimpang dari Injil.  Sering dijumpai ada banyak orang Kristen yang over confidence dengan kehidupan rohaninya.  Ini sangat berbahaya, karena ini bisa mengarah kepada kesombongan rohani.

     Petrus, salah seorang murid Kristus, yang awalnya begitu menggebu-gebu serasa rela berkorban bagi Sang Guru, justru meninggalkan Kristus di saat krusial menjelang penyaliban-Nya.  Sesungguhnya Kristus sudah memperingatkan,  "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai."  (Markus 14:27).  Petrus merespons pernyataan Kristus ini dengan penuh percaya diri,  "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."  (ayat nas).  Namun, Kristus tahu apa yang terjadi di depan,  "...pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali. Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata: 'Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.'"  (Markus 14:30-31).

     Pernyataan Petrus ini sepertinya menunjukkan bahwa ia begitu  'rohani', punya iman yang luar biasa, dan pendirian yang kokoh.  Tetapi sesungguhnya apa yang Petrus katakan ini menunjukkan rasa percaya diri yang terlalu berlebihan, dan sesungguhnya ia sedang menonjolkan  'keakuannya', bukan menaruh keyakinan kepada Tuhan tetapi pada kekuatan dan akalnya sendiri.  Banyak orang Kristen yang punya sikap seperti Petrus ini, penuh percaya diri berjanji akan mengiring Kristus dan melayani Dia, apa pun yang terjadi.  Ketika ada ujian dan masalah sedikit saja mereka sudah meninggalkan ibadah dan tak lagi semangat melayani Tuhan.

Terlalu percaya diri adalah awal kesombongan!  Sombong itu awal kehancuran!

Wednesday, November 6, 2019

JADILAH SAKSI YANG BENAR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 November 2019

Baca:  1 Petrus 2:11-17

"Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka."  1 Petrus 2:12

Sekalipun berada di tengah-tengah dunia yang begitu rusak, orang percaya dituntut untuk tetap memiliki cara hidup yang baik yang sesuai dengan kehendak Tuhan.  Itulah cara untuk kita bisa menjadi saksi yang benar.  Jangan sampai kita yang sudah menyandang status  'anak Tuhan'  punya cara hidup yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.  Bila perbuatan dan tingkah laku kita tidak jauh berbeda dengan orang dunia, mustahil kita dapat menjadi saksi Kristus yang benar.  Sebaliknya, kita malah akan menjadi batu sandungan bagi mereka dan mereka pun akan menertawakan kita.

     Kita diselamatkan Tuhan dengan tujuan supaya kita memberitakan perbuatan Tuhan dan menjadi saksi-Nya yang baik.  Untuk menjadi saksi Kristus, tidak ada jalan lain selain harus berani membuang segala sesuatu yang  'lama'  dalam hidup ini, walaupun mungkin yang lama itu menyenangkan daging.  Inilah harga yang harus dibayar!  Jadi, kita harus berani bertindak untuk membereskan semua yang tidak berkenan pada Tuhan, tanpa terkecuali, dan kembali kepada prinsip Alkitab.  Rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa kita telah mati dan hidup kita tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Bapa  (Kolose 3:3),  "...Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur."  (Kolose 2:6-7), sebab  "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa."  (Kolose 1:13-14).

     Membuang segala hal yang disukai bukan perkara gampang, tetapi bila kasih Kristus telah sepenuhnya menguasai hidup kita, tidak ada penderitaan seberat apa pun yang dapat menghalangi kita untuk maju bersama Kristus.  Inilah yang dialami Paulus, yang tidak hanya bisa berbicara, tetapi hidupnya benar-benar menjadi saksi Kristus. 

Tanpa memiliki kesaksian hidup, kita hanya akan menjadi batu sandungan!