Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 November 2019
Baca: 2 Korintus 6:11-18
"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang
yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?" 2 Korintus 6:14
Dunia dengan segala gemerlap dan kemegahannya seringkali menjadi 'magnet' bagi banyak orang untuk datang mendekat. Semakin kita mendekat kepada dunia dan mengasihinya, semakin hilang kasih kita kepada Tuhan. Karena itu firman Tuhan memperingatkan kita untuk meninggalkan kehidupan yang duniawi. Hanya dengan cara itu kita dapat berkenan kepada Tuhan. "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan
dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia
menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4).
Kita tidak boleh bersahabat dengan dunia, sebab cara hidup dunia sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan. Jadi, bukan tanpa tujuan bila Tuhan memerintahkan Abraham dan keluarganya untuk meninggalkan Ur Kasdim (Kejadian 11:31); Lot dan keluarganya diperintahkan Tuhan untuk meninggalkan Sodom dan Gomora (Kejadian 19); begitu juga bangsa Israel diperintahkan Tuhan untuk meninggalkan Mesir (Keluaran 12:51). Sodom dan Gomora adalah lambang kebejatan moral manusia; Ur Kasdim dan Mesir adalah lambang kehidupan dunia. Tuhan menyelamatkan bangsa Israel dengan Anak Domba Paskah. Setiap anak sulung di Mesir akan dibunuh malaikat Tuhan, tetapi bila malaikat melihat darah teroles di ambang pintu, malaikat pemusnah itu akan melewatinya dan kematian terhindar. Keselamatan mutlak karena darah Anak Domba. "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari
nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19).
Setiap kita yang sudah menerima keselamatan dari Tuhan harus keluar dari Mesir. Sayang masih banyak umat Tuhan, yang sekalipun sudah berada di luar Mesir, masih saja menjamah yang 'najis', yang menjadi kebencian Tuhan.
"Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis!" Yesaya 52:11a
Monday, November 4, 2019
Sunday, November 3, 2019
MENGERTI KEBENARAN FIRMAN TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 November 2019
Baca: Roma 1:16-17
"Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: 'Orang benar akan hidup oleh iman.'" (Roma 1:17).
Adalah penting sekali untuk kita memiliki pemahaman yang benar akan Injil. Bila kita tidak memiliki pemahaman yang benar, kita akan mudah sekali diombang-ambingkan "...oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan," (Efesus 4:14). Tanpa pemahaman yang benar tentu akan timbul penafsiran-penafsiran yang dapat meresahkan dan menggoyahkan iman.
Setiap firman Tuhan yang tertulis dalam Injil bukan untuk ditafsirkan dengan sembarangan dengan mengandalkan otak dan kepintaran kita, melainkan untuk dipercayai. Jadi, siapa pun yang sungguh-sungguh percaya dan yakin akan kebenaran firman Tuhan pasti selamat, sebab setiap firman yang tertulis dalam Injil itu akan menuntun orang kepada jalan keselamatan. Orang dapat saja mendengar berita Injil berkali-kali, tetapi bila ia tidak percaya dan tidak mau melakukan yang Tuhan perintahkan lewat firman-Nya tidak akan pernah menerima keselamatan. Karena itu "...hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." (Yakobus 1:22). Seorang yang memiliki pemahaman yang benar terhadap Injil akan melandaskan hidupnya pada kebenaran firman Tuhan. Pemahaman yang benar ini sangatlah penting, sebab dengan demikian orang akan selalu mengakui dan memercayai bahwa firman Tuhan itu bukan perkataan manusia, melainkan perkataan Tuhan sendiri: "Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi--dan memang sungguh-sungguh demikian--sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya." (1 Tesalonika 2:13).
Injil dapat menyelamatkan orang percaya, karena Injil yang memimpin kita untuk berjalan dalam kebenaran Tuhan, asalkan kita mau taat melakukan aturan-aturan yang tertulis di dalam Injil yaitu firman Tuhan dan memercayainya, sebab Injil adalah kekuatan Tuhan yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:16a).
Injil itu bukan buah pikiran atau karangan manusia, melainkan perkataan Tuhan yang penuh kuasa dan sanggup menyelamatkan orang yang percaya!
Baca: Roma 1:16-17
"Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: 'Orang benar akan hidup oleh iman.'" (Roma 1:17).
Adalah penting sekali untuk kita memiliki pemahaman yang benar akan Injil. Bila kita tidak memiliki pemahaman yang benar, kita akan mudah sekali diombang-ambingkan "...oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan," (Efesus 4:14). Tanpa pemahaman yang benar tentu akan timbul penafsiran-penafsiran yang dapat meresahkan dan menggoyahkan iman.
Setiap firman Tuhan yang tertulis dalam Injil bukan untuk ditafsirkan dengan sembarangan dengan mengandalkan otak dan kepintaran kita, melainkan untuk dipercayai. Jadi, siapa pun yang sungguh-sungguh percaya dan yakin akan kebenaran firman Tuhan pasti selamat, sebab setiap firman yang tertulis dalam Injil itu akan menuntun orang kepada jalan keselamatan. Orang dapat saja mendengar berita Injil berkali-kali, tetapi bila ia tidak percaya dan tidak mau melakukan yang Tuhan perintahkan lewat firman-Nya tidak akan pernah menerima keselamatan. Karena itu "...hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." (Yakobus 1:22). Seorang yang memiliki pemahaman yang benar terhadap Injil akan melandaskan hidupnya pada kebenaran firman Tuhan. Pemahaman yang benar ini sangatlah penting, sebab dengan demikian orang akan selalu mengakui dan memercayai bahwa firman Tuhan itu bukan perkataan manusia, melainkan perkataan Tuhan sendiri: "Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi--dan memang sungguh-sungguh demikian--sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya." (1 Tesalonika 2:13).
Injil dapat menyelamatkan orang percaya, karena Injil yang memimpin kita untuk berjalan dalam kebenaran Tuhan, asalkan kita mau taat melakukan aturan-aturan yang tertulis di dalam Injil yaitu firman Tuhan dan memercayainya, sebab Injil adalah kekuatan Tuhan yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:16a).
Injil itu bukan buah pikiran atau karangan manusia, melainkan perkataan Tuhan yang penuh kuasa dan sanggup menyelamatkan orang yang percaya!
Subscribe to:
Posts (Atom)