Thursday, October 24, 2019

PENGAJARAN FIRMAN: Pertumbuhan Iman (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Oktober 2019

Baca:  2 Timotius 4:1-8

"...kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!"  2 Timotius 4:5

Dalam memberitakan Injil kita pasti akan menghadapi banyak sekali kendala dan tantangan, karena ada orang-orang yang menolak Injil.  Ini bukanlah kegagalan!  Kita disebut gagal ketika kita berhenti memberitakan Injil, sebab Tuhan mengukur keberhasilan pemberitaan Injil kita bukan pada jumlah orang yang diselamatkan, tetapi seberapa besar kerelaan kita dalam mengerjakan perintah Tuhan.

     Satu jiwa dimenangkan bagi Tuhan sudah teramat berharga di mata Tuhan,  "Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Lukas 15:7).  Oleh sebab itu  "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."  (2 Timotius 4:2), sebab  "Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai."  (Pengkhotbah 11:4).  Artinya kita tidak pernah tahu kapan orang siap untuk percaya dan menerima Injil keselamatan, yang terpenting adalah terus melangkah  "...selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja."  (Yohanes 9:4).  Ladang sudah mulai menguning!  "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."  (Matius 9:37-38).

     Dalam memberitakan Injil ini kita bukan hanya sekedar menyampaikan dengan sambil lalu, melainkan kita harus berusaha sedemikian rupa sampai orang tersebut mengenal dengan benar siapa Kristus.  Ini membutuhkan proses, yaitu melalui tahapan pengajaran secara kontinyu atau terus-menerus.  Dasar pengajarannya adalah Alkitab  (firman Tuhan)!  Jadi, apa yang kita ajarkan kepada orang lain haruslah selaras dengan apa yang Tuhan firmankan, tidak boleh menyimpang;  dan yang terutama sekali, ketika mengajar orang lain, kita sendiri harus punya kehidupan yang seturut dengan firman yang kita ajarkan.

Seorang pemberita Injil harus tinggal di dalam firman Tuhan dan yang mampu mengajar dengan keteladanan hidup  (teaching by doing).

Wednesday, October 23, 2019

PENGAJARAN FIRMAN: Pertumbuhan Iman (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Oktober 2019

Baca:  Amsal 1:1-7

"baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan"  Amsal 1:5

Dari ayat nas ini terkandung dua prinsip mendasar:  1.  Orang menjadi bijak berawal dari kesediaannya mempertajam pendengarannya untuk mendengar.  2.  Orang yang bijak adalah orang yang tak pernah berhenti menambah pengetahuan atau ilmunya.  Ini berbicara tentang pengajaran!  Sedangkan sumber pengetahuan itu sendiri didasari atas rasa takut akan Tuhan:  "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan,"  (Amsal 1:7).  Dapat disimpulkan di sini bahwa di dalam kehidupan rohani, hal pengajaran ini menjadi fokus perhatian Tuhan dalam pertumbuhan iman orang percaya.

     Oleh karena itu Tuhan memberikan sebuah amanat:  "...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."  (Matius 28:19-20).  Partikel  'lah'  dalam bahasa Indonesia adalah pertanda bahwa kata itu identik dengan perintah.  Adapun kata  'jadikanlah'  ini berbentuk imperatif  (perintah)  aktif yang harus dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang.  Jadi, perintah untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid Kristus merupakan kata kunci dan juga komitmen yang harus dikerjakan.  Amanat Tuhan ini ada di pundak orang percaya dan kita harus menaati apa yang Tuhan perintahkan ini, sebab tugas pemberitaan Injil ini bukanlah sebuah opsi, tapi merupakan suatu perintah yang tegas.

     Rasul Paulus menyadari betapa pentingnya tugas pemberitaan Injil.  "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil."  (1 Korintus 9:16).  Orang percaya adalah duta-duta Kristus di tengah dunia ini!  Di mana pun kita berada dan ke mana pun kita pergi, kita mengemban sebuah misi yaitu memberitakan Injil dan memperkenalkan Kristus kepada semua orang.  Memberitakan Injil itu tidak harus selalu pergi ke tempat yang jauh, namun memberitakan Injil bisa dilakukan di lingkungan yang terdekat dengan kita.  Pertanyaannya:  bersediakah kita melakukan apa yang Tuhan perintahkan?  Ingat!  Suatu hari kelak, setiap kita harus mempertanggungjawabkan di hadapan Tuhan hal tentang seberapa serius kita mengerjakan Amanat Agung ini.