Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Oktober 2019
Baca: Daniel 6:1-29
"...Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena
ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk
menempatkannya atas seluruh kerajaannya." Daniel 6:4
Alkitab menyatakan Daniel mempunyai roh yang luar biasa, artinya ia memiliki kemampuan di atas rata-rata. Ini merupakan buah kedisiplinannya dalam membangun iman, melalui persekutuan yang karib dengan Tuhan. Karena memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan ini Daniel mendapatkan penglihatan dari Tuhan. Meski demikian hal itu tak membuatnya menjadi sombong rohani! Hanya kepada orang-orang yang bergaul karib dengan Dia Tuhan akan menyatakan kehendak dan rencana-Nya, seperti yang pemazmur tulis: "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14).
Bukti bahwa Daniel memiliki kedisiplinan rohani, di antaranya adalah: "...Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut
firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing
Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun." (Daniel 9:2). Kalimat 'memperhatikan dalam kumpulan kitab' ini menunjukkan bahwa Daniel senantiasa merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Inilah yang menjadi kunci sukses hidupnya! "...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang
diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:2-3). Kuasa firman itulah yang bekerja di dalam diri Daniel, sebab "...firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku
dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan
akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:11).
Selain itu Daniel adalah seorang pendoa: tiga kali sehari ia berdoa dan memuji Tuhan (Daniel 6:11); ia juga suka berpuasa: "Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam
mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh." (Daniel 10:2-3).
Ingin menjadi pribadi yang luar biasa? Milikilah kedisiplinan rohani seperti Daniel.
Wednesday, October 2, 2019
Tuesday, October 1, 2019
JANGANLAH LARI KE MESIR!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Oktober 2019
Baca: Yesaya 30:1-17
"'Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat,' maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: 'Kami mau mengendarai kuda tangkas,' maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi." Yesaya 30:16
Manakala kita menghadapi problem apa pun, yang biasa kita lakukan adalah mencari cara bagaimana agar segera terbebas dari problem tersebut. Kita pun memutar otak sedemikian rupa, mereka-reka rencana untuk mencari jalan keluarnya.
Ini pula yang dilakukan oleh bangsa Israel ketika mereka dalam keadaan terjepit karena sedang terkepung oleh musuh. Dalam ketakutan dan kepanikan mereka berusaha mencari jalan untuk menyelamatkan diri. Pikiran mereka langsung tertuju kepada Mesir, dan ke sanalah mereka mencari pertolongan. "Celakalah ... yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir. Tetapi perlindungan Firaun akan memalukan kamu, dan perteduhan di bawah naungan Mesir akan menodai kamu." (Yesaya 30:1-3). Mesir dan Firaun adalah lambang dunia, gambaran tentang harta, kekayaan, koneksi, atau kekuatan manusia yang dianggap kuat dan sanggup memberi pertolongan. Hasilnya? Mesir dan rajanya tidak mampu menolong dan menyelamatkan bangsa Israel, "...perlindungan Firaun akan memalukan kamu, dan perteduhan di bawah naungan Mesir akan menodai kamu. Sebab sekalipun pembesar-pembesar Yerusalem sudah ada di Zoan, dan utusan-utusannya sudah sampai ke Hanes, sekaliannya akan mendapat malu karena bangsa itu tidak dapat memberi faedah kepada mereka, dan tidak dapat memberi pertolongan atau faedah; melainkan hanya memalukan, bahkan mengaibkan mereka." (Yesaya 30:3-5).
Mungkin Saudara sudah berdoa sekian lama meminta pertolongan Tuhan, bahkan mungkin Saudara mencapai tahap jenuh dan hilang kesabaran karena belum mendapatkan jawaban, lalu timbul keinginan untuk mencari pertolongan kepada yang lain. Adakalanya Tuhan mengijinkan kita melewati proses 'menanti' dengan tujuan supaya kita berdoa dengan tidak jemu-jemu dan berjuang melawan keputusasaan.
Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat, Ia punya waktu yang terbaik! Kala Ia sedang mempersiapkan berkat-Nya untuk kita, di sisi lain kita sendiri juga harus dipersiapkan. Pertolongan kita adalah Tuhan, bukan Mesir!
Baca: Yesaya 30:1-17
"'Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat,' maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: 'Kami mau mengendarai kuda tangkas,' maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi." Yesaya 30:16
Manakala kita menghadapi problem apa pun, yang biasa kita lakukan adalah mencari cara bagaimana agar segera terbebas dari problem tersebut. Kita pun memutar otak sedemikian rupa, mereka-reka rencana untuk mencari jalan keluarnya.
Ini pula yang dilakukan oleh bangsa Israel ketika mereka dalam keadaan terjepit karena sedang terkepung oleh musuh. Dalam ketakutan dan kepanikan mereka berusaha mencari jalan untuk menyelamatkan diri. Pikiran mereka langsung tertuju kepada Mesir, dan ke sanalah mereka mencari pertolongan. "Celakalah ... yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir. Tetapi perlindungan Firaun akan memalukan kamu, dan perteduhan di bawah naungan Mesir akan menodai kamu." (Yesaya 30:1-3). Mesir dan Firaun adalah lambang dunia, gambaran tentang harta, kekayaan, koneksi, atau kekuatan manusia yang dianggap kuat dan sanggup memberi pertolongan. Hasilnya? Mesir dan rajanya tidak mampu menolong dan menyelamatkan bangsa Israel, "...perlindungan Firaun akan memalukan kamu, dan perteduhan di bawah naungan Mesir akan menodai kamu. Sebab sekalipun pembesar-pembesar Yerusalem sudah ada di Zoan, dan utusan-utusannya sudah sampai ke Hanes, sekaliannya akan mendapat malu karena bangsa itu tidak dapat memberi faedah kepada mereka, dan tidak dapat memberi pertolongan atau faedah; melainkan hanya memalukan, bahkan mengaibkan mereka." (Yesaya 30:3-5).
Mungkin Saudara sudah berdoa sekian lama meminta pertolongan Tuhan, bahkan mungkin Saudara mencapai tahap jenuh dan hilang kesabaran karena belum mendapatkan jawaban, lalu timbul keinginan untuk mencari pertolongan kepada yang lain. Adakalanya Tuhan mengijinkan kita melewati proses 'menanti' dengan tujuan supaya kita berdoa dengan tidak jemu-jemu dan berjuang melawan keputusasaan.
Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat, Ia punya waktu yang terbaik! Kala Ia sedang mempersiapkan berkat-Nya untuk kita, di sisi lain kita sendiri juga harus dipersiapkan. Pertolongan kita adalah Tuhan, bukan Mesir!
Subscribe to:
Posts (Atom)