Thursday, September 26, 2019

MENGASIHI DUNIA: Ditolak Oleh Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 September 2019

Baca:  Titus 2:11-15

"Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini..."  Titus 2:12

Salah satu cara yang Iblis lakukan untuk memperhamba manusia adalah dengan mengiming-imingi dan menawarkan dunia ini dengan segala keindahan, kemilau dan kenikmatannya, supaya hati manusia condong kepada dunia ini, hidup menurut keinginan-keinginan duniawi, dan menjalani hidup kekristenannya ala kadarnya.  Ibadahnya kepada Tuhan tak lebih dari sekedar rutinitas mingguan,  "...mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,"  (Yesaya 29:13).  Tak ada waktu untuk bersaat teduh, tak ada waktu untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan!  Dari pagi hingga larut malam tenaga dan waktunya terkuras untuk mengejar materi semata:  bagaimana bisa mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, bagaimana menambah harta kekayaannya.  Urusan Tuhan nanti saja!  Kalau tidak sekarang, kapan lagi bisa menuruti segala keinginan dan menikmati indahnya dunia ini?

     Seorang yang mengasihi dunia ini,  "...kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu."  (1 Yohanes 2:15), sebab  "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain."  (Matius 6:24).  Seorang yang mengasihi dunia, hidupnya dikendalikan oleh tiga keinginan:  keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup  (1 Yohanes 2:16).  Ketika keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup menjadi tuan dalam hidup seseorang, secara otomatis ia akan diperbudak oleh dunia ini.  Mustahil seorang dapat mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati selama ia belum mau menyalibkan kedagingannya.

     Seorang yang mengasihi dunia menjadikan dirinya musuh Tuhan!  Ia bisa saja berlimpah harta kekayaan  (hidup nyaman), menjadi orang berhasil dan terkenal, tapi hidupnya akan berakhir tragis, sebab ia akan ditolak Tuhan, mengalami kebinasaan kekal.

Orang yang mengasihi Tuhan dan melakukan kehendak-Nya tetap hidup selamanya!

Wednesday, September 25, 2019

JANGAN DISIMPAN...BUANGLAH!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 September 2019

Baca:  1 Petrus 2:1-10

"Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,"  1 Petrus

Tak bisa dibayangkan bila di rumah kita tidak ada tempat untuk membuang sampah atau kotoran rumah tangga.  Sampah berserakan di mana-mana, belum lagi sisa makanan yang tidak segera dibuang pasti akan menimbulkan bau yang tidak sedap.  Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan!  Jangan sekali-kali memandang remeh orang yang bekerja mengambil sampah di rumah kita, kalau tidak ada mereka, apakah kita sendiri mau membuangnya?

     Ketika kita menginginkan sesuatu yang baik, maka hal-hal yang tidak baik atau  'sampah-sampah'  yang masih ada di area hidup kita harus dibuang.  Sayangnya, kita selalu punya seribu satu alasan untuk tetap menyimpan dan menyembunyikan sampah-sampah atau hal-hal yang kotor.  Rasul Petrus menegaskan bahwa agar hidup kita dapat dipakai sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, kita harus berani membuang  "...segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah."  (1 Petrus 2:1).  1.  Kejahatan.  Kejahatan tidak hanya berkenaan dengan tindakan atau perbuatan secara fisik, tapi di dalam hati dan pikiran kita juga seringkali timbul niat-niat yang jahat.  "Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar."  (Mazmur 66:18).  2.  Tipu muslihat.  Walaupun dunia ini dipenuhi dengan tipu muslihat, orang percaya dituntut untuk tidak terbawa arus dunia ini, Tuhan mau kita hidup dalam ketulusan dan kejujuran.  3.  Kemunafikan.  Munafik bisa diartikan:  bermuka dua, perkataannya berbeda dengan isi hatinya.  Sudah tahu apa yang benar, sudah mengerti kebenaran, tapi tidak melakukannya.  4.  Kedengkian.  Jangan sampai kita menyimpan dengki di dalam hati!  Selama masih ada dengki, jangan berharap Tuhan menjawab doa-doa kita.  5.  Fitnah.  Ingat!  Hidup dan mati dikuasi oleh lidah.  Karena itu lidah kita harus memperkatakan apa yang benar dan positif, jangan memperkatakan yang buruk tentang kelemahan dan kekurangan orang lain.

     Tuhan tidak akan bisa menggenapi rencana-Nya dan memakai hidup kita untuk menjadi alat kemuliaan-Nya, selama masih ada  'sampah-sampah'.

Tuhan menghendaki kehidupan kita  'bersih' dari segala yang jahat, karena Dia sudah menebus hidup kita dan mengangkat kita dari lumpur dosa!