Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Agustus 2019
Baca: 1 Yohanes 2:7-17
"Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan
keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa,
melainkan dari dunia." 1 Yohanes 2:16
Hidup Kristen adalah hidup yang tidak mudah, sebab hidup Kristen adalah sebuah peperangan rohani. Berperang melawan siapa? Berperang melawan musuh yaitu Iblis, yang adalah musuh utama, "...perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12). Peperangan selanjutnya adalah peperangan melawan cara hidup duniawi. Alkitab menyatakan bahwa persahabatan dengan dunia ini menjadikan kita ini musuh Tuhan (Yakobus 4:4). Karena itu orang percaya harus punya ketegasan untuk meninggalkan segala hal yang bersifat duniawi agar kita layak dan berkenan kepada Tuhan.
Dunia dengan segala keinginan dan kenikmatannya seringkali dimanfaatkan Iblis untuk mempengaruhi, melemahkan, dan menghancurkan kehidupan manusia. Ada tiga keinginan yang ada di dalam dunia ini: 1. Keinginan daging. Rasul Paulus menegaskan bahwa keinginan daging itu berlawanan dengan keinginan Roh (Galatia 5:17); keinginan daging adalah maut (Roma 8:7). Mereka yang hidup dalam daging tidak mungkin berkenan kepada Tuhan (Roma 8:8). Kedagingan adalah titik yang paling lemah yang dimiliki oleh manusia: "...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). 2. Keinginan mata. Mata manusia selalu merasa tidak puas untuk melihat sesuatu (Pengkhotbah 1:8). Karena mata melihat, timbullah keinginan untuk melakukan. "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." (Matius 6:22-23). Mata adalah medan peperangan yang paling berbahaya.
3. Keangkuhan hidup. Ini berkaitan dengan ego manusia yang cenderung mementingkan diri sendiri, ingin dipuji, ingin dihormati, dihargai dan ingin dilayani. Ego inilah yang seringkali menjatuhkan manusia ke dalam dosa kesombongan. Berhati-hatilah! Sebab dosa kesombongan adalah dosa yang sangat besar di mata Tuhan.
Orang percaya harus benar-benar 'mati' dari segala keinginan dunia!
Tuesday, August 20, 2019
Monday, August 19, 2019
TUHAN SUDAH MEMPERINGATKAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Agustus 2019
Baca: Kisah Para Rasul 27:1-13
"Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka, bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta." Kisah 27:13
Cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana alam akhir-akhir ini terjadi di berbagai tempat di belahan bumi ini, termasuk di wilayah Indonesia. Mulai dari hujan lebat disertai dengan angin puting beliung, badai, taufan, panas yang begitu menyengat (kenaikan suhu yang drastis), gelombang tinggi dan sebagainya. Cuaca ekstrem adalah fenomena cuaca yang berpotensi menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau menimbulkan korban jiwa manusia.
Karena memberitakan Injil, rasul Paulus ditahan dan dibawa dengan sebuah kapal bersama dengan tawanan lain, dan saat itu cuaca sedang tidak baik. Setelah berlayar beberapa hari lamanya sampailah mereka di suatu tempat bernama 'Pelabuhan Indah'. Paulus memperoleh hikmat dari Tuhan: "Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita." (Kisah 27:10). Karena itu Paulus memperingatkan mereka untuk tidak melanjutkan perjalanan, melainkan berhenti sejenak di Pelabuhan Indah, namun mereka menolak untuk berhenti, karena menurut akal manusia pelabuhan tersebut tak memiliki pelindung alamiah, "Karena pelabuhan itu tidak baik untuk tinggal di situ selama musim dingin, maka kebanyakan dari mereka lebih setuju untuk berlayar terus dan mencoba mencapai kota Feniks untuk tinggal di situ selama musim dingin. Kota Feniks adalah sebuah pelabuhan pulau Kreta, yang terbuka ke arah barat daya dan ke arah barat laut." (Kisah 27:12). Dan "...perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda dari pada kepada perkataan Paulus." (Kisah 27:11). Apa yang terjadi kemudian? "...tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin 'Timur Laut'. Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan." (Kisah 27:14-15a).
Paulus berkata, "...jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini!" (Kisah 27:21).
Tak menghiraukan peringatan Tuhan, kesukaran demi kesukaran akan kita alami!
Baca: Kisah Para Rasul 27:1-13
"Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka, bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta." Kisah 27:13
Cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana alam akhir-akhir ini terjadi di berbagai tempat di belahan bumi ini, termasuk di wilayah Indonesia. Mulai dari hujan lebat disertai dengan angin puting beliung, badai, taufan, panas yang begitu menyengat (kenaikan suhu yang drastis), gelombang tinggi dan sebagainya. Cuaca ekstrem adalah fenomena cuaca yang berpotensi menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau menimbulkan korban jiwa manusia.
Karena memberitakan Injil, rasul Paulus ditahan dan dibawa dengan sebuah kapal bersama dengan tawanan lain, dan saat itu cuaca sedang tidak baik. Setelah berlayar beberapa hari lamanya sampailah mereka di suatu tempat bernama 'Pelabuhan Indah'. Paulus memperoleh hikmat dari Tuhan: "Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita." (Kisah 27:10). Karena itu Paulus memperingatkan mereka untuk tidak melanjutkan perjalanan, melainkan berhenti sejenak di Pelabuhan Indah, namun mereka menolak untuk berhenti, karena menurut akal manusia pelabuhan tersebut tak memiliki pelindung alamiah, "Karena pelabuhan itu tidak baik untuk tinggal di situ selama musim dingin, maka kebanyakan dari mereka lebih setuju untuk berlayar terus dan mencoba mencapai kota Feniks untuk tinggal di situ selama musim dingin. Kota Feniks adalah sebuah pelabuhan pulau Kreta, yang terbuka ke arah barat daya dan ke arah barat laut." (Kisah 27:12). Dan "...perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda dari pada kepada perkataan Paulus." (Kisah 27:11). Apa yang terjadi kemudian? "...tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin 'Timur Laut'. Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan." (Kisah 27:14-15a).
Paulus berkata, "...jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini!" (Kisah 27:21).
Tak menghiraukan peringatan Tuhan, kesukaran demi kesukaran akan kita alami!
Subscribe to:
Posts (Atom)