Tuesday, August 6, 2019

SULIT MASUK KERAJAAN SORGA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Agustus 2019

Baca:  Markus 10:17-27

"Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."  Markus 10:25

Dalam pembacaan Alkitab hari ini dikisahkan tentang seorang yang kaya yang merasa dirinya sudah melakukan perintah Tuhan secara lengkap.  "...semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."  (Markus 10:20).  Orang kaya itu pun merasa yakin bahwa ia akan mendapatkan acungan jempol  (pujian)  dari Tuhan dan hidup yang kekal menjadi miliknya.  Namun, apa yang Tuhan katakan?  "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."  (Markus 10:21).

     Bagaimana respons orang kaya itu setelah mendengar apa yang Tuhan perintahkan?  "Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya."  (Markus 10:22).  Ia kecewa dan sedih karena diperintahkan Tuhan untuk menjual hartanya dan juga membagikannya kepada orang miskin.  Keengganannya untuk melakukan apa yang diperintahkan Tuhan ini menunjukkan bahwa orang kaya tersebut lebih mencintai hartanya daripada Tuhan.  Ia rela kehilangan Guru yang baik karena lebih memilih harta duniawi.  Sungguh benar apa yang Alkitab katakan:  "...di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."  (Matius 6:21).

     Tuhan menegaskan bahwa ketika seseorang menempatkan uang, harta atau kekayaannya sebagai yang terutama dan segala-galanya, sulit bagi orang tersebut untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."  (Markus 10:23).  Adalah  "Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."  (ayat nas).  Orang kaya yang hanya memikirkan harta duniawi yang sifatnya sementara dan mengabaikan perkara-perkara rohani yang sifatnya kekal, sulit untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  Namun Tuhan mengatakan bahwa tidak ada yang tak mungkin bagi orang kaya untuk masuk Kerajaan Sorga asalkan hatinya tidak terpaut kepada harta itu;  asalkan ia mau memrioritaskan Tuhan, menempatkan perkara-perkara rohani sebagai yang terutama dalam hidupnya, hidup dalam ketaatan, dan menjadi berkat.

Selama hati masih berpaut kepada harta duniawi, sulit rasanya mencapai sorga!

Monday, August 5, 2019

WAKTU TUHAN ADALAH YANG TERBAIK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Agustus 2019

Baca:  Yesaya 40:25-31

"tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."  Yesaya 40:31

Sudah menjadi rahasia umum bahwa menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan.  Kalau kita punya kesibukan atau ada sesuatu yang dikerjakan rasanya waktu berjalan sangat cepat, tetapi kalau kita menunggu tanpa ada sesuatu yang dikerjakan, walaupun kita tahu bahwa yang kita tunggu itu pasti datang, akan terasa lama dan sangat membosankan.  Dalam situasi ini kita gampang sekali berubah sikap:  menggerutu, mengeluh, bersungut-sungut karena tak sabar.

     Hal ini juga terjadi dalam kehidupan doa!  Pada saat kita menanti datangnya jawaban doa dari Tuhan seringkali kita tidak sabar, menyerah di tengah jalan dan berhenti berharap, karena mata jasmani kita belum melihat secara nyata jawaban doa tersebut.  Padahal sesungguhnya Tuhan telah mempersiapkan berkat yang kita perlukan, hanya waktunya belum tiba, sebab Tuhan lebih tahu kapan waktu yang terbaik untuk menjawab doa-doa kita.  Saat-saat menunggu inilah saat yang berbahaya dan merupakan ujian bagi seseorang.  Ketidaksabaran dalam menunggu jawaban seringkali membuat seseorang menempuh jalan pintas, mencari jalan keluar untuk masalahnya dengan mengandalkan kekuatan sendiri.  Ketidaksabaran dalam menanti-nantikan Tuhan inilah yang justru menjadi penghambat berkat baginya sendiri.  Mungkin saat menempuh jalan pintas kita mendapatkan apa yang kita perlukan, tapi seringkali apa yang kita peroleh malah menimbulkan masalah yang baru bagi kita,  "Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya."  (Amsal 10:22).

     Oleh karena itu bersabarlah dan tetap nanti-nantikan Tuhan!  Sebab waktu kita bukanlah waktu Tuhan.  Pertolongan dan jawaban dari Tuhan itu tidak pernah terlambat dan juga tidak terlalu cepat.  Mungkin kita berpikir bahwa Tuhan terlambat dalam bertindak, tapi sesungguhnya tidak demikian, hanya kita saja yang terburu-buru, tidak sabar menanti-nantikan Tuhan.  Jangan sekali-kali bertindak mendahului kehendak Tuhan, tapi nantikanlah Dia dengan sabar, Tuhan pasti menolong.  

"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,"  Pengkhotbah 3:11