Wednesday, June 26, 2019

ADA SEPASANG MATA MELIHAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juni 2019

Baca:  Amsal 15:1-33

"Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik."  Amsal 15:3

Seringkali banyak orang berkamuflase menghiasi hidupnya dengan berbagai bentuk kemunafikan.  Mereka sedemikian rupa menutup rapat-rapat  'kebusukan'  hidupnya dengan penampilan luarnya:  tutur kata halus, sikap ramah dan tindak tanduk yang tampak rohani, padahal kehidupan yang dijalani sesungguhnya adalah suatu kehidupan gelap yang penuh liku-liku.  Mereka menyembunyikan  'belang'nya di hadapan manusia dengan berbagai trik, namun mereka tak menyadari bahwa ada sepasang mata yang tak berkedip mengawasi setiap gerak-gerik hidupnya tanpa ada yang terlewatkan.  "Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik."  (ayat nas).

     Orang-orang seperti ini tak pernah menyesal atau merasa berdosa, bahkan mereka menganggap bahwa Tuhan tak melihat segala yang diperbuatnya.  Mereka tetap tenang seolah-olah tak terjadi apa-apa dan tak pernah berbuat dosa.  Apalah artinya nampak aktif ke gereja bila hidup kita tak berubah, dan dosa tetap saja kita lakukan dengan sembunyi-sembunyi?  Itu sia-sia belaka.  Alkitab menegaskan:  "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."  (Matius 7:21).  Kerajaan Sorga hanya disediakan bagi orang-orang yang taat melakukan kehendak Tuhan.  Hendaknya kita berhati-hati dalam segala hal, sebab mata Tuhan ada di segala tempat.

     Walaupun tidak ada pastur, pendeta, pemimpin rohani atau orang lain yang tahu, kita harus menjaga hidup agar tetap berkenan kepada Tuhan.  Jangan sampai kita memakai  'kedok'  apa pun!  Sadarlah dan ingatlah bahwa  "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).  Ada orang yang melakukan dosa, tapi begitu mendengar teguran mereka segera sadar dan minta ampun kepada Tuhan.  Tetapi tidak sedikit orang, yang sekalipun sudah mendengar kebenaran firman Tuhan, tetap saja melakukan dosa dengan sembunyi.

"Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu."  Ibrani 10:26

Tuesday, June 25, 2019

PELANGGARAN MENDATANGKAN MURKA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Juni 2019

Baca:  Yeremia 29:17-23

"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sesungguhnya, Aku akan mengirim pedang, kelaparan dan penyakit sampar ke antara mereka, dan Aku akan membuat mereka seperti buah ara yang busuk dan demikian jeleknya, sehingga tidak dapat dimakan."  Yeremia 29:17

Di pemandangan mata Tuhan tidak ada yang namanya  'dosa besar atau dosa kecil', dosa tetaplah dosa, dan Tuhan sangat membenci dosa.  Akibat dari dosa sangatlah jelas yaitu hukuman.  Tuhan berkali-kali memperingatkan umat-Nya agar tidak berbuat dosa atau melanggar apa yang difirmankan-Nya, tapi pada kenyataannya sejak dari zaman dahulu hingga detik hari ini masih saja ada orang yang menganggap remeh peringatan Tuhan ini dan tetap saja hidup dalam ketidaktaatan.  Padahal jelas sekali dinyatakan:  "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal,"  (Ibrani 2:2).

     Banyak orang seringkali mengabaikan pelanggaran-pelanggaran kecil atau menganggap sepele hal-hal kecil, padahal ada dampak yang besar dari setiap pelanggaran.  Contoh:  Akhan mencuri barang rampasan yang diangkut dari Yerikho, padahal ia tahu Tuhan berfirman bahwa barang rampasan dari kota itu tidak boleh disentuh atau dimiliki oleh siapa pun, jika ada yang melanggar pasti akan dihukum mati.  Meski sudah diperingatkan dengan keras Akhan tetap saja mengingini barang jarahan tersebut, timbul sifat serakah sehingga ia berani ambil resiko mencuri jarahan itu.  Mungkin Akhan berpikir tidak ada seorang pun tahu apa yang telah diperbuatnya, sehingga ia akan dapat menikmati hasil curiannya dengan bebas.  Ia pun tidak akan mengira bahwa akibat dari perbuatannya itu seluruh bangsa Israel ikut menanggung akibatnya, yaitu kalah dari bangsa Ai, yang notabene adalah bangsa yang jauh lebih lemah dari bangsa Israel.  Akhirnya Akhan dan keluarganya harus mengalami penghukuman di lembah Akhor  (Yosua 7:24-25).

      Yang menimpa Akhan dan keluarganya ini menjadi pelajaran dan peringatan buat kita agar tidak main-main dengan dosa.  Pelanggaran terhadap firman Tuhan ternyata bukan hanya akan membuat pelakunya menderita, tapi seluruh keluarganya akan turut menanggung akibatnya.

Jangan sesat!  Tuhan tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.  Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya  (Galatia 6:7).