Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Maret 2019
Baca: Keluaran 13:17-22
"TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk
menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk
menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam." Keluaran 13:21
Kita bangga dan sukacita memiliki Tuhan yang bukan hanya duduk di tahta Mahakudus dalam Kerajaan Sorga, namun juga tinggal dekat dengan kita, karena Dia adalah Yehovah Shammah. Tuhan hadir di tengah-tengah umat-Nya dengan tujuan supaya kita tidak takut walaupun berada di tengah dunia yang jahat dan penuh gejolak ini. "...janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab
Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku
akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan." (Yesaya 41:10). Tuhan menyatakan kehadiran-Nya atas bangsa Israel di padang gurun melalui tiang awan dan tiang api (ayat nas).
Saat mengalami masalah dan pergumulan hidup yang berat hendaklah pandangan kita senantiasa tertuju kepada Tuhan. Sekalipun kita tak melihat Dia secara kasat mata, kita mengimani bahwa Dia hadir di tengah-tengah kita untuk memberikan perlindungan dan pertolongan-Nya. Perlindungan Tuhan itu sempurna, dan pertolongan-Nya selalu tepat pada waktu-Nya. Maka dari itu "Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya," (Mazmur 37:34), sampai Dia bekerja menurut waktu-Nya. Kita tahu bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang mempunyai rancangan-rancangan yang indah dan baik adanya (Yeremia 29:11), namun di lain sisi musuh kita, yaitu Iblis, berusaha untuk mengalihkan arah pandang kita kepada besarnya masalah yang sedang kita hadapi. Bila kita tidak punya dasar iman yang kuat dalam Tuhan dan tidak berpegang teguh pada janji firman-Nya, kita pasti akan gagal melihat kuasa dan mujizat-Nya dinyatakan.
Peristiwa perkawinan di Kana (Yohanes 2:1-11) mengingatkan kita tentang arti kehadiran Tuhan dalam hidup ini. Saat pesta berlangsung terjadi suatu masalah yang tak bisa dianggap enteng, yaitu kehabisan anggur; beruntung si tuan rumah mengundang Kristus hadir di tengah pesta itu. Kehadiran Tuhan sanggup mengubah masalah menjadi mujizat: air diubah-Nya menjadi anggur.
"Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu..." Yosua 3:10
Friday, March 8, 2019
Thursday, March 7, 2019
MELEWATI LEMBAH, TAKKAN KU TAKUT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Maret 2019
Baca: Mazmur 23:1-6
"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." Mazmur 23:4
Menjalani kehidupan ini kita pasti pernah mengalami dan merasakan masa-masa sulit, serasa berada dalam lembah kekelaman. Lembah kekelaman berupa masalah berat dalam rumah tangga, masalah keuangan yang sedang seret, tekanan, penderitaan dan pergumulan berat lainnya. Sebagai orang percaya kita tak perlu takut atau kuatir, sebab Tuhan adalah Gembala kita, Dia tidak pernah meninggalkan kita, "...Engkau besertaku;" (ayat nas).
Dalam mazmurnya ini Daud menyebutkan bahwa ada dua benda yang selalu dibawa oleh gembala yaitu gada dan tongkat. Tongkat berfungsi untuk menepuk-nepuk tubuh domba ketika domba mulai berjalan melenceng arah atau menjauhi kawanannya. Tongkat ini berbentuk melengkung di bagian pangkalnya seperti gagang payung, agar dapat mengait badan atau leher domba yang jatuh terperosok di lubang atau di jurang. Sedangkan gada terbuat dari akar pohon dengan panjang tidak lebih dari 40-50 cm. Ini adalah senjata ampuh untuk melawan hewan-hewan buas yang hendak memangsa domba-dombanya. Gada ini adalah gambaran tentang jaminan perlindungan dan pembelaan Tuhan dari para musuh. Kehadiran sang gembala dengan gada dan tongkat di tangan ini menjadi jaminan perlindungan bagi domba-domba. Terkadang Tuhan harus menggunakan tongkat untuk menegur dan mendidik kita, dengan mengijinkan kita melewati lembah-lembah kekelaman atau bahkan bayang-bayang maut. Memang sakit dan membuat kita harus mencucurkan air mata, namun memiliki tujuan yang indah, yaitu Tuhan mau kita tetap konsisten berada di jalan-jalan-Nya, tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Tetaplah tekun dan setia kepada Tuhan, karena pada saatnya kita akan melihat bahwa apa yang Tuhan perbuat itu mendatangkan kebaikan bagi kita; kuasa dan mujizat Tuhan pasti akan dinyatakan: "Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku...Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku;" (Mazmur 23:5-6) dan "Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai." (Mazmur 126:5).
Bertahanlah saat melewati 'lembah' kehidupan, sebab semua akan berujung kepada kemenangan!
Baca: Mazmur 23:1-6
"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." Mazmur 23:4
Menjalani kehidupan ini kita pasti pernah mengalami dan merasakan masa-masa sulit, serasa berada dalam lembah kekelaman. Lembah kekelaman berupa masalah berat dalam rumah tangga, masalah keuangan yang sedang seret, tekanan, penderitaan dan pergumulan berat lainnya. Sebagai orang percaya kita tak perlu takut atau kuatir, sebab Tuhan adalah Gembala kita, Dia tidak pernah meninggalkan kita, "...Engkau besertaku;" (ayat nas).
Dalam mazmurnya ini Daud menyebutkan bahwa ada dua benda yang selalu dibawa oleh gembala yaitu gada dan tongkat. Tongkat berfungsi untuk menepuk-nepuk tubuh domba ketika domba mulai berjalan melenceng arah atau menjauhi kawanannya. Tongkat ini berbentuk melengkung di bagian pangkalnya seperti gagang payung, agar dapat mengait badan atau leher domba yang jatuh terperosok di lubang atau di jurang. Sedangkan gada terbuat dari akar pohon dengan panjang tidak lebih dari 40-50 cm. Ini adalah senjata ampuh untuk melawan hewan-hewan buas yang hendak memangsa domba-dombanya. Gada ini adalah gambaran tentang jaminan perlindungan dan pembelaan Tuhan dari para musuh. Kehadiran sang gembala dengan gada dan tongkat di tangan ini menjadi jaminan perlindungan bagi domba-domba. Terkadang Tuhan harus menggunakan tongkat untuk menegur dan mendidik kita, dengan mengijinkan kita melewati lembah-lembah kekelaman atau bahkan bayang-bayang maut. Memang sakit dan membuat kita harus mencucurkan air mata, namun memiliki tujuan yang indah, yaitu Tuhan mau kita tetap konsisten berada di jalan-jalan-Nya, tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Tetaplah tekun dan setia kepada Tuhan, karena pada saatnya kita akan melihat bahwa apa yang Tuhan perbuat itu mendatangkan kebaikan bagi kita; kuasa dan mujizat Tuhan pasti akan dinyatakan: "Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku...Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku;" (Mazmur 23:5-6) dan "Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai." (Mazmur 126:5).
Bertahanlah saat melewati 'lembah' kehidupan, sebab semua akan berujung kepada kemenangan!
Subscribe to:
Posts (Atom)