Wednesday, March 6, 2019

SANG PENJUNAN: Merenda Hidup Kita

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Maret 2019

Baca:  Yesaya 64:1-12

"...ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu."  Yesaya 64:8

Tak ada yang pantas untuk dibanggakan dan disombongkan dari diri manusia, karena manusia tak lebih dari tanah liat.  "Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami,"  (ayat nas).  Manusia adalah tanah liat, dan Tuhan adalah Sang Penjunan.  Sebagai Penjunan Tuhan berkuasa penuh atas kehidupan manusia.  Ia membentuk tanah liat itu dan merendanya sedemikian rupa hingga menjadi sebuah bejana yang sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.  Jadi, hidup manusia sepenuhnya bergantung kepada Tuhan!  Sebagai tanah liat, kita tidak dapat memaksa Tuhan Sang Penjunan agar membentuk kita sesuai dengan apa yang kita mau dan inginkan.  Sebaliknya, kita harus berserah penuh kepada kehendak Tuhan, tanpa protes, kecewa, keluh kesah atau peersungutan.

     Ada tertulis:  "Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: 'Apakah yang kaubuat?' atau yang telah dibuatnya: 'Engkau tidak punya tangan!'"  (Yesaya 45:9).  Kita harus percaya bahwa segala sesuatu yang Tuhan kerjakan dan rancangkan atas hidup kita adalah yang terbaik.  Jika kita merasa bahwa hari-hari yang kita jalani terasa berat, masalah datang silih berganti tiada henti, jangan cepat putus asa.  Milikilah keyakinan bahwa ini adalah bagian dari proses pembentukan yang Tuhan ijinkan untuk kita alami.  Karena itu kuatkan hati dan bertahanlah!  Sebab Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya  (Pengkhotbah 3:11).  Sebelum memiliki nilai  (berharga), sebuah bejana harus terlebih dahulu melewati proses demi proses, bahkan harus masuk ke dalam dapur api dengan tujuan agar bejana menjadi kuat dan kokoh.  Begitu pula kehidupan kita, terkadang kita harus melewati  'api'  sebagai bagian dari proses pemurnian iman.  "Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan."  (Yesaya 48:10).

     Bila kita mampu bertahan kita akan menjadi bejana indah di pemandangan Tuhan.  Pencobaan atau masalah tidak akan pernah melebihi kekuatan kita  (1 Korintus 10:13).

Tak perlu takut diproses, karena itu artinya Tuhan sedang merenda hidup kita untuk tujuan yang baik.

Tuesday, March 5, 2019

IBLIS TAK BERHENTI MENDAKWA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Maret 2019

Baca:  Zakharia 3:1-10

"...Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia."  Zakharia 3:1

Salah satu cara yang Iblis perbuat agar orang percaya semakin lemah imannya adalah melalui pikiran-pikiran yang mendakwa.  Iblis berusaha untuk mendakwa seseorang berkenaan dengan dosa dan kelemahannya, masa lalunya, dan juga tentang beratnya masalah yang terjadi dalam hidup ini.  Iblis mendakwa seseorang siang dan malam.

     Karena terus didakwa oleh Iblis berkenaan dengan dosa dan kelemahannya, orang akan dihantui oleh rasa bersalah dan merasa diri tidak layak di hadapan Tuhan.  Alkitab menyatakan bahwa Kristus telah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, dan  "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."  (1 Yohanes 1:9), bahkan  "sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita."  (Mazmur 103:12).  Iblis juga mendakwa seseorang tentang kehidupannya di masa lalu, terlebih-lebih tentang masa lalu yang kelam.  Inilah yang seringkali dijadikan senjata oleh Iblis untuk membelenggu hidup seseorang:  "Masa lalumu sangat buruk...tak mungkin kamu punya masa depan yang baik.  Hidupmu tak mungkin berubah menjadi baik."  Jangan pernah terintimidasi oleh perkataan negatif dari Iblis!  Asalkan kita mau bertobat dan memberi diri untuk dibentuk oleh Roh kudus, kehidupan kita pasti akan diubahkan.  Di dalam Kristus kita adalah ciptaan baru:  yang lama sudah berlalu, dan yang baru sudah datang  (2 Korintus 5:17).  Ingat!  Kita tidak hidup di masa lalu tapi di masa sekarang, dan masa depan kita ditentukan oleh langkah hidup sekarang.  Dengan pertolongan Roh Kudus, kita pasti bisa  "...melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,"  (Filipi 3:13).

     Masalah hidup yang berat sering dipakai Iblis untuk mendakwa supaya kita bimbang, kecewa, mengeluh, mengomel, kemudian menyalahkan Tuhan.  Kita membanding-bandingkan dengan keadaan orang lain di luar Tuhan.  Iblis dan segala tipu muslihatnya harus kita lawan!  Bagaimana caranya?  Tunduklah kepada Tuhan  (Yakobus 4:7):  "Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita."  (1 Yohanes 5:4b).

Bila kita hidup dalam kebenaran dan berjalan dengan iman, Iblis takkan mampu mendakwa kita.