Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2019
Baca: Wahyu 14:1-5
"Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan." Wahyu 14:4a
Pada hari kedatangan-Nya kelak (second coming) Kristus akan datang sebagai mempelai pria untuk menjemput mempelai wanita. Jemaat atau gereja-Nya adalah calon mempelai-mempelai Kristus. Untuk menjadi mempelai Kristus orang percaya harus memenuhi kriteria atau syarat-syarat yang Tuhan kehendaki. Syarat utamanya adalah hidup tak bercacat cela. Hidup tak bercacat cela berarti hidup dalam kekudusan, tidak hidup dalam kecemaran dan hawa nafsu, sebab kita dipanggil bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus (1 Tesalonika 4:7). Oleh karena itu "...kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:14).
Mempelai Kristus adalah orang yang senantiasa karib dengan Tuhan, seperti yang Kristus teladankan; ia senantiasa bergaul karib dengan Bapa. Sesibuk apa pun pelayanan yang dikerjakan, Kristus selalu menyediakan waktu bersekutu dengan Bapa, memisahkan diri dari segala kesibukan. Sudahkah kita memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan? Sesibuk apa pun kita bekerja tidak ada alasan untuk tidak berdoa membangun kekariban dengan Kristus. Terlebih-lebih kita yang sudah melayani pekerjaan Tuhan, membangun kekariban dengan Tuhan adalah terutama. Pelayanan takkan berdampak apa-apa tanpa ada penyertaan Roh Kudus. Dengan sangat keras Tuhan menegur jemaat di Sardis! "Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!" (Wahyu 3:1). Sekalipun secara kasat mata tampak aktif dalam melayani, di mata Tuhan kerohanian mereka mati, karena pelayanan mereka tak lebih dari rutinitas agamawi semata.
Mempelai Kristus adalah "...orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi." (Wahyu 14:4b). Ini berbicara tentang kesetiaan dan komitmen! Seperti Rut yang setia mengikuti Naomi (mertuanya): "...sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana
engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan
Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan." (Rut 1:16-17).
Sudahkah kita memenuhi syarat sebagai mempelai Kristus? Jika belu, persiapkan diri mulai dari sekarang!
Monday, March 4, 2019
Sunday, March 3, 2019
SIAP ATAU TIDAK SIAP, TUHAN PASTI DATANG
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Maret 2019
Baca: Wahyu 3:1-6
"Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu." Wahyu 3:3b
Firman Tuhan tak bosan-bosannya memperingatkan orang percaya untuk selalu waspada dan berjaga-jaga dalam menanti-nantikan kedatangan Tuhan. Mengapa? Sebab kedatangan Tuhan itu tidak bisa diduga dan dikira, sewaktu-waktu, kapan saja, dan bisa saja terjadi secara tiba-tiba. Alkitab menyatakan bahwa kedatangan Tuhan itu "...seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput." (1 Tesalonika 5:2-3). Tak seorang pun tahu kapan pencuri datang: entah itu pada siang bolong saat penghuni rumah sedang pergi atau ketika semua penghuni rumah sedang tertidur pulas di malam hari.
Siapkah kita menyambut kedatangan Tuhan? Karena kita tidak tahu secara pasti kapan Tuhan datang menjemput umat-Nya, maka kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bagaimana caranya? Hidup dalam pertobatan setiap hari. Bagi mereka yang tidak siap dan belum sungguh-sungguh bertobat, kabar tentang kedatangan Tuhan adalah hal yang sangat ditakutkan dan dikuatirkan. Pula tentang 'hari Tuhan' bagi tiap-tiap orang yaitu datangnya hari kematian. Ini pun menjadi rahasia Ilahi karena tidak ada seorang pun yang tahu secara pasti. Kalau kita dalam keadaan tidak siap, hal itu bisa menjadi jerat bagi kita. "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." (Pengkhotbah 9:12).
Jangan lagi hidup semborono, milikilah hati yang takut akan Tuhan. Gunakan kesempatan yang singkat ini untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan, baik itu dalam ibadah atau pelayanan. Jadilah pelaku-pelaku firman. Bila ada tugas dan tanggung jawab yang Tuhan sudah percayakan kepada kita, mari kita kerjakan dengan sungguh-sungguh tanpa mempertimbangkan untung ruginya.
"Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." Matius 24:44
Baca: Wahyu 3:1-6
"Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu." Wahyu 3:3b
Firman Tuhan tak bosan-bosannya memperingatkan orang percaya untuk selalu waspada dan berjaga-jaga dalam menanti-nantikan kedatangan Tuhan. Mengapa? Sebab kedatangan Tuhan itu tidak bisa diduga dan dikira, sewaktu-waktu, kapan saja, dan bisa saja terjadi secara tiba-tiba. Alkitab menyatakan bahwa kedatangan Tuhan itu "...seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput." (1 Tesalonika 5:2-3). Tak seorang pun tahu kapan pencuri datang: entah itu pada siang bolong saat penghuni rumah sedang pergi atau ketika semua penghuni rumah sedang tertidur pulas di malam hari.
Siapkah kita menyambut kedatangan Tuhan? Karena kita tidak tahu secara pasti kapan Tuhan datang menjemput umat-Nya, maka kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bagaimana caranya? Hidup dalam pertobatan setiap hari. Bagi mereka yang tidak siap dan belum sungguh-sungguh bertobat, kabar tentang kedatangan Tuhan adalah hal yang sangat ditakutkan dan dikuatirkan. Pula tentang 'hari Tuhan' bagi tiap-tiap orang yaitu datangnya hari kematian. Ini pun menjadi rahasia Ilahi karena tidak ada seorang pun yang tahu secara pasti. Kalau kita dalam keadaan tidak siap, hal itu bisa menjadi jerat bagi kita. "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." (Pengkhotbah 9:12).
Jangan lagi hidup semborono, milikilah hati yang takut akan Tuhan. Gunakan kesempatan yang singkat ini untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan, baik itu dalam ibadah atau pelayanan. Jadilah pelaku-pelaku firman. Bila ada tugas dan tanggung jawab yang Tuhan sudah percayakan kepada kita, mari kita kerjakan dengan sungguh-sungguh tanpa mempertimbangkan untung ruginya.
"Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." Matius 24:44
Subscribe to:
Posts (Atom)