Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Februari 2019
Baca: Imamat 26:1-13
"Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala
janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu
tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah
TUHAN,..." Imamat 26:1
Yang harus menjadi sasaran dan pusat penyembahan orang percaya adalah Tuhan yang benar dan hidup, bukanlah berhala-berhala dalam rupa patung, tugu, atau batu ukir-ukiran. Ironisnya masih ada orang-orang yang tidak menjadikan Tuhan sebagai pusat penyembahan mereka, melainkan mereka menjadikan patung, tugu, atau batu ukiran sebagai pusat sesembahan. Penyembahan kepada apa pun dan siapa pun, selain kepada Tuhan yang benar dan hidup, adalah penyembahan berhala. Tentang hal ini pemazmur menyatakan, "Berhala bangsa-bangsa adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, juga nafas tidak ada dalam mulut mereka. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, semua orang yang percaya kepadanya." (Mazmur 135:15-18).
Penyembahan terhadap ilah-ilah lain merupakan kekejian di mata Tuhan! Oleh sebab itu rasul Paulus memperingatkan, "...saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!" (1 Korintus 10:14). Sebagai orang percaya yang memiliki Tuhan yang hidup dan benar, seharusnya kita tidak menyembah Dia dengan asal-asalan atau sembarangan, sebatas ritual keagamaan semata. Penyembahan kepada Tuhan menyangkut sikap hati dan juga ketaatan kita dalam melakukan kehendak-Nya. Tanpa sikap hati yang benar dan ketaatan, penyembahan kita tak ada arti apa-apa di hadapan Tuhan, dan itu hanya akan membangkitkan murka Tuhan.
Penyembahan kepada Tuhan sesungguhnya berbicara tentang gaya hidup kudus. Ini adalah bentuk penyembahan yang berkenan kepada Tuhan dan mendatangkan berkat. "Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi
hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya. Kamu akan makan makananmu sampai kenyang dan diam di negerimu dengan aman tenteram." (Imamat 26:4-5).
Inti dari penyembahan kepada Tuhan yang hidup dan benar adalah ketaatan kita! Penyembahan yang demikian pasti mendatangkan berkat Tuhan!
Tuesday, February 12, 2019
Monday, February 11, 2019
BERJUANGLAH AGAR TIDAK TERTINGGAL
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Februari 2019
Baca: Yoel 3:9-21
"Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju!" Yoel 3:9
Waktu kini bergulir sangat cepat! Sadar atau tidak, sesungguhnya kita sedang berada dalam hitungan mundur menuju kepada hari kedatangan Tuhan yang mendekat. Posisi kita ini layaknya seorang pelari yang sedang berlari di lintasan dan berada di putaran terakhir, tinggal selangkah lagi kita akan mencapai garis finis. Tidak ada waktu untuk kita berleha-leha, melainkan kita harus berlari sedemikian rupa supaya tidak tertinggal.
Oleh karena itu "...marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita." (Ibrani 12:1). 'Beban yang merintangi' ini berbicara tentang zona nyaman, masalah, penderitaan, kemalasan, segala keinginan daging, dan semua perkara yang menghalangi kita untuk berbuat maksimal bagi Tuhan. Seringkali karena hal-hal tersebut banyak orang percaya menunda-nunda waktu dan menangguhkan panggilan Tuhan dalam hidupnya. Kita menyerah kalah pada situasi atau keadaan, tak mau membayar harga. kita lebih memilih untuk berhenti dari perlombaan iman. Hai prajurit-prajurit Kristus, inilah saatnya, dan "...bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju!" (ayat nas). Di akhir zaman ini Tuhan sedang mencari prajurit-prajurit sorgawi yang bermental pahlawan, bukan prajurit manja yang menyerah kalah sebelum berperang. "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya." (2 Timotius 2:4).
Mau kerjakan panggilan Tuhan dengan kasih dan kerelaan hati, tangkaplah kairos (waktu perkenanan) Tuhan ini! "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11), karena pada saatnya kita harus mempertanggungjawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." (Lukas 12:48b).
"Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." Matius 20:16
Baca: Yoel 3:9-21
"Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju!" Yoel 3:9
Waktu kini bergulir sangat cepat! Sadar atau tidak, sesungguhnya kita sedang berada dalam hitungan mundur menuju kepada hari kedatangan Tuhan yang mendekat. Posisi kita ini layaknya seorang pelari yang sedang berlari di lintasan dan berada di putaran terakhir, tinggal selangkah lagi kita akan mencapai garis finis. Tidak ada waktu untuk kita berleha-leha, melainkan kita harus berlari sedemikian rupa supaya tidak tertinggal.
Oleh karena itu "...marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita." (Ibrani 12:1). 'Beban yang merintangi' ini berbicara tentang zona nyaman, masalah, penderitaan, kemalasan, segala keinginan daging, dan semua perkara yang menghalangi kita untuk berbuat maksimal bagi Tuhan. Seringkali karena hal-hal tersebut banyak orang percaya menunda-nunda waktu dan menangguhkan panggilan Tuhan dalam hidupnya. Kita menyerah kalah pada situasi atau keadaan, tak mau membayar harga. kita lebih memilih untuk berhenti dari perlombaan iman. Hai prajurit-prajurit Kristus, inilah saatnya, dan "...bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju!" (ayat nas). Di akhir zaman ini Tuhan sedang mencari prajurit-prajurit sorgawi yang bermental pahlawan, bukan prajurit manja yang menyerah kalah sebelum berperang. "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya." (2 Timotius 2:4).
Mau kerjakan panggilan Tuhan dengan kasih dan kerelaan hati, tangkaplah kairos (waktu perkenanan) Tuhan ini! "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11), karena pada saatnya kita harus mempertanggungjawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." (Lukas 12:48b).
"Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." Matius 20:16
Subscribe to:
Posts (Atom)