Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Januari 2019
Baca: Yohanes 14:1-14
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Yohanes 14:6
Hingga detik ini banyak orang masih meragukan tentang keilahian Kristus. Mereka menganggap bahwa Kristus adalah manusia biasa. Tetapi, sebagai pengikut Kristus, kita sangat percaya bahwa Kristus adalah Tuhan yang hidup dan berkuasa, Dia Tuhan yang menjelma menjadi manusia demi satu misi mulia, yaitu menyelamatkan manusia.
Bukti bahwa Kristus adalah Tuhan adalah adanya jaminan bahwa Ia menyediakan tempat bagi kita di sorga: "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ
untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan
tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku,
supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada." (Yohanes 14:2-3). Kristus berjanji bahwa Ia akan datang kembali ke dunia ini untuk menjemput umat-Nya dan memberikan sorga sebagai tempat tinggal yang pasti bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Ada pepatah yang mengatakan banyak jalan menuju Roma! Ini tidak berlaku untuk kehidupan kekal (sorga), sebab tidak ada jalan lain menuju kepada kehidupan kekal (sorga) selain melalui Kristus. "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (ayat nas). Jelas dinyatakan bahwa Kristus bukanlah penunjuk jalan menuju kepada Bapa, tapi Dia adalah Jalan itu sendiri. Dan sebagai Jalan, Kristus tidak hanya sekedar memberi nasihat dan arahan, tapi Ia sendiri akan menuntun dan memimpin umat-Nya secara pribadi hari lepas hari melalui Roh Kudus. Kristus juga adalah kebenaran! Banyak orang, bahkan para nabi, mungkin bisa mengajar tentang kebenaran sekalipun mereka belum tentu hidup dalam kebenaran sepenuhnya, seperti yang dilakukan oleh ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Hanya Kristus yang berni berkata: "Akulah kebenaran.", sebab "Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya." (1 Petrus 2:22). Selain itu Kristus adalah hidup, karena itu setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan akan beroleh kehidupan yang kekal (Yohanes 3:16).
Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat manusia. Tak perlu diragukan lagi!
Friday, January 18, 2019
Thursday, January 17, 2019
PENDERITAAN: Momok Orang Percaya
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Januari 2019
Baca: 1 Petrus 4:12-19
"Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya." 1 Petrus 4:13
Tak satu pun manusia di dunia ini yang mau hidup menderita tak terkecuali orang percaya. Itulah sebabnya kebanyakan orang Kristen merasa 'alergi' dan kurang senang jika mendengar khotbah hamba Tuhan yang bertemakan penderitaan. Ayat-ayat di Alkitab yang berbicara tentang penderitaan seringkali dilewati dan tak dibacanya, padahal firman Tuhan jelas menyatakan: "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia," (Filipi 1:29). Jadi setiap orang percaya dipanggil untuk menderita bagi Kristus.
Panggilan untuk menderita bagi Kristus inilah yang menjadi momok bagi orang percaya! Tentunya tidak mudah mencari orang yang bersedia menjawab panggilan ini, terlebih hidup di zaman yang semakin menuntut orang untuk menjadi berhasil dan sukses. Seringkali keberhasilan dan kesuksesan dijadikan ukuran atau tanda bagi seseorang apakah ia diberkati Tuhan. Akhirnya fokus kita hanya pada berkat, kenyamanan, fasilitas dan sebagainya. Perhatikan apa yang rasul Petrus tulis: "...karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah." (1 Petrus 4:1-2).
Banyak orang menjadi sangat terkejut karena setelah percaya kepada Kristus seolah-olah badai hidup tidak pernah reda, padahal mereka berharap perjalanan hidupnya akan menjadi mulus dan berkecukupan secara materi. Mereka pun menjadi apatis dan tidak lagi bersemangat melayani Tuhan. Kita mulai membanding-bandingkan dengan kehidupan orang-orang di luar Tuhan, seperti yang diperbuat bangsa Israel ketika dibawa Tuhan ke luar dari Mesir dan harus melewati padang gurun sebelum mencapai Tanah Perjanjian (Keluaran 14:11-12). Tak ada kekristenan tanpa salib!
Penderitaan adalah bagian hidup orang percaya, tapi percayalah penderitaan yang kita alami tak sebanding dengan kemuliaan yang Tuhan sediakan! Roma 8:18
Baca: 1 Petrus 4:12-19
"Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya." 1 Petrus 4:13
Tak satu pun manusia di dunia ini yang mau hidup menderita tak terkecuali orang percaya. Itulah sebabnya kebanyakan orang Kristen merasa 'alergi' dan kurang senang jika mendengar khotbah hamba Tuhan yang bertemakan penderitaan. Ayat-ayat di Alkitab yang berbicara tentang penderitaan seringkali dilewati dan tak dibacanya, padahal firman Tuhan jelas menyatakan: "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia," (Filipi 1:29). Jadi setiap orang percaya dipanggil untuk menderita bagi Kristus.
Panggilan untuk menderita bagi Kristus inilah yang menjadi momok bagi orang percaya! Tentunya tidak mudah mencari orang yang bersedia menjawab panggilan ini, terlebih hidup di zaman yang semakin menuntut orang untuk menjadi berhasil dan sukses. Seringkali keberhasilan dan kesuksesan dijadikan ukuran atau tanda bagi seseorang apakah ia diberkati Tuhan. Akhirnya fokus kita hanya pada berkat, kenyamanan, fasilitas dan sebagainya. Perhatikan apa yang rasul Petrus tulis: "...karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah." (1 Petrus 4:1-2).
Banyak orang menjadi sangat terkejut karena setelah percaya kepada Kristus seolah-olah badai hidup tidak pernah reda, padahal mereka berharap perjalanan hidupnya akan menjadi mulus dan berkecukupan secara materi. Mereka pun menjadi apatis dan tidak lagi bersemangat melayani Tuhan. Kita mulai membanding-bandingkan dengan kehidupan orang-orang di luar Tuhan, seperti yang diperbuat bangsa Israel ketika dibawa Tuhan ke luar dari Mesir dan harus melewati padang gurun sebelum mencapai Tanah Perjanjian (Keluaran 14:11-12). Tak ada kekristenan tanpa salib!
Penderitaan adalah bagian hidup orang percaya, tapi percayalah penderitaan yang kita alami tak sebanding dengan kemuliaan yang Tuhan sediakan! Roma 8:18
Subscribe to:
Posts (Atom)