Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Januari 2019
Baca: Lukas 18:15-17
"Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Lukas 18:17
Pelajaran berharga lain yang dapat kita teladani dari anak kecil adalah: 2. Mudah diajar. Anak kecil mudah sekali diajar. Apa pun yang diajarkan akan mudah sekali terserap dan tersimpan di dalam memori otaknya. Milikilah hati yang mau diajar! Ada banyak orang Kristen tak mengalami pertumbuhan rohani karena mereka sulit sekali diajar, apalagi ditegur atau dinasihati, mudah sekali marah dan tersinggung. "berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah." (Amsal 9:9). Kita harus mempertajam pendengaran kita terhadap ajaran firman Tuhan dan memiliki roh yang mudah diajar agar kita bisa menikmati Kerajaan Sorga di bumi ini.
3. Percaya penuh kepada orangtua. Seorang anak kecil sangat bergantung penuh kepada orangtuanya. Ia tidak pernah merasa takut dan kuatir tentang apa pun karena ia sangat percaya bahwa bapanya pasti melindungi dan menyediakan apa yang ia perlukan. Karena itu "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;" (Amsal 3:5-7). Seorang yang memiliki kepercayaan penuh kepada Tuhan pasti akan mengalami Kerajaan Sorga di bumi, karena ia tahu bahwa ia punya Bapa yang baik, yang adalah Sang empunya segala-galanya.
4. Mudah memaafkan. Tak mudah orang dewasa memaafkan kesalahan orang lain, biasanya kita cenderung mendendam, sakit hati dan sulit mengampuni. Berbeda dengan seorang anak kecil! Meskipun baru bertengkar dengan teman, secepat itu pula mereka akur kembali dan saling memaafkan. Alkitab menyatakan bahwa orang yang tidak memiliki kasih adalah orang yang belum pindah dari maut: "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup,
yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi,
ia tetap di dalam maut." (1 Yohanes 3:14).
Punya kerendahan hati, mau diajar, percaya penuh kepada Tuhan dan punya kasih adalah kunci untuk mengalami Kerajaan Sorga di bumi!
Monday, January 14, 2019
Sunday, January 13, 2019
MENGALAMI SORGA: Jadi Seperti Anak Kecil (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Januari 2019
Baca: Markus 10:13-16
"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." Markus 10:14
Salah satu kalimat dalam Doa Bapa kami yang Kristus ajarkan adalah: "datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga." (Matius 6:10). Apa maksudnya? Kristus menghendaki agar setiap orang percaya mengalami Kerajaan Sorga bukan hanya pada saat bertemu Kristus di sorga kelak, tetapi kita juga dapat mengalami Kerajaan Sorga saat kita masih hidup di bumi ini. Ada pun yang menjadi ukuran seseorang dapat dikatakan mengalami Kerajaan Sorga di bumi ini tidak dilihat dari apa yang kasat mata, seperti berlimpahnya materi/kekayaan, rumahnya yang tampak megah, mobilnya yang lebih dari satu, berpangkat atau tingginya status sosial di masyarakat, tetapi kehidupan yang penuh sukacita dan damai sejahtera di segala keadaan, sebab ada tertulis: "...Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." (Roma 14:17).
Bagaimana caranya agar kita bisa mengalami Kerajaan Sorga di bumi? Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi seperti seorang anak kecil. Apa maksudnya? Apakah kita harus berperilaku seperti anak kecil? Bukan itu maksudnya. Menjadi seperti anak kecil bukan berarti menjadi kekanak-kanakan: "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak." (1 Korintus 13:11a), tetapi kita belajar akan sikap positif yang mereka miliki.
Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari kehidupan seorang anak kecil, di antaranya adalah: 1. Kesederhanaan. Anak kecil itu sederhana, polos, belum tercemar oleh pikiran-pikiran negatif, apa adanya, tidak ada yang dibuat-buat alias tidak munafik. Lawan dari kesederhanaan adalah banyak akal, atau berlaku licik. Tuhan menginginkan kepolosan kita, tidak ada hal yang perlu ditutup-tutupi. Karena itu rasul Paulus menasihati: "Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!" (1 Korintus 14:20). Menjadi anak-anak dalam kejahatan berarti tidak turut ambil bagian, mampu menjaga diri atau menjauhkan diri dari segala bentuk kejahatan.
Baca: Markus 10:13-16
"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." Markus 10:14
Salah satu kalimat dalam Doa Bapa kami yang Kristus ajarkan adalah: "datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga." (Matius 6:10). Apa maksudnya? Kristus menghendaki agar setiap orang percaya mengalami Kerajaan Sorga bukan hanya pada saat bertemu Kristus di sorga kelak, tetapi kita juga dapat mengalami Kerajaan Sorga saat kita masih hidup di bumi ini. Ada pun yang menjadi ukuran seseorang dapat dikatakan mengalami Kerajaan Sorga di bumi ini tidak dilihat dari apa yang kasat mata, seperti berlimpahnya materi/kekayaan, rumahnya yang tampak megah, mobilnya yang lebih dari satu, berpangkat atau tingginya status sosial di masyarakat, tetapi kehidupan yang penuh sukacita dan damai sejahtera di segala keadaan, sebab ada tertulis: "...Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." (Roma 14:17).
Bagaimana caranya agar kita bisa mengalami Kerajaan Sorga di bumi? Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi seperti seorang anak kecil. Apa maksudnya? Apakah kita harus berperilaku seperti anak kecil? Bukan itu maksudnya. Menjadi seperti anak kecil bukan berarti menjadi kekanak-kanakan: "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak." (1 Korintus 13:11a), tetapi kita belajar akan sikap positif yang mereka miliki.
Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari kehidupan seorang anak kecil, di antaranya adalah: 1. Kesederhanaan. Anak kecil itu sederhana, polos, belum tercemar oleh pikiran-pikiran negatif, apa adanya, tidak ada yang dibuat-buat alias tidak munafik. Lawan dari kesederhanaan adalah banyak akal, atau berlaku licik. Tuhan menginginkan kepolosan kita, tidak ada hal yang perlu ditutup-tutupi. Karena itu rasul Paulus menasihati: "Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!" (1 Korintus 14:20). Menjadi anak-anak dalam kejahatan berarti tidak turut ambil bagian, mampu menjaga diri atau menjauhkan diri dari segala bentuk kejahatan.
Subscribe to:
Posts (Atom)