Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Januari 2019
Baca: 2 Korintus 10:12-18
"Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan." 2 Korintus 10:18
Salah satu ciri kesombongan adalah suka memuji diri sendiri, segala sesuatu berfokus pada 'aku'. Sesungguhnya orang yang demikian merupakan orang yang penuh kelemahan, dan untuk menutupi sisi-sisi kelemahan dirinya, orang tersebut selalu bermegah atas dirinya. Belajarlah dari rasul Paulus, seorang hamba Tuhan besar dan dipakai Tuhan secara luar biasa, yang tak pernah memegahkan diri: "...kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam
batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas
sampai kepada kamu juga." (2 Korintus 10:13).
Tidak sepatutnya kita memuji diri sendiri, biarlah pujian itu datang dari Tuhan. Walaupun kita memuji diri tahan uji, tapi yang mengukur kualitas hidup kita ialah Tuhan. Bila Tuhan yang memuji kita pastilah itu sesuai kebenaran dan kenyataan yang kita alami. Orang yang sering memuji diri sendiri akan mudah sekali tergelincir. Pujian dan sanjungan dari manusia seringkali menjadi senjata ampuh bagi Iblis untuk menjerat hidup seseorang. Karena itu rasul Paulus menasihati demikian: "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh
bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang
lain." (Galatia 6:4). Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa memuji diri sendiri sama dengan sombong, dan kesombongan adalah kebencian Tuhan.
Melalui Obaja Tuhan menyampaikan firman-Nya tentang Edom yang congkak: "Sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan,
sekalipun sarangmu ditempatkan di antara bintang-bintang, dari sanapun
Aku akan menurunkan engkau, --demikianlah firman TUHAN." (Obaja 1:4). Sesungguhnya tak satu bagian pun dari kita ini yang dapat kita bangga-banggakan, karena kita ini memang bukanlah siapa-siapa. "Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (2 Korintus 10:17). Kristus mengajarkan: "Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Matius 23:11-12).
Tuhan membimbing orang yang rendah hati menurut hukum dan Ia mengajarkan jalan-jalan-Nya (Mazmur 25:9).
Thursday, January 10, 2019
Wednesday, January 9, 2019
UNDUR DAN MENINGGALKAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Januari 2019
Baca: Titus 3:1-11
"pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus," Titus 3:5
Ketika kita menyerahkan diri dan percaya kepada Kristus, saat itu kita diselamatkan dan dilahirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus menjadi ciptaan baru (2 Korintus 5:17). Sebagai orang yang telah dilahirkan kembali dan menerima baptisan Roh Kudus, cara hidup kita haruslah berbeda dengan cara hidup yang lama. Untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar 'lahir baru' adalah melalui buah yang dihasilkannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu buah pertobatan (Matius 3:8).
Walaupun dahulu sudah lahir baru dan sudah dibaptis Roh Kudus, tapi bila kemudian orang kembali kepada kehidupan lamanya dan mempunyai karakter yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, perlu dipertanyakan apakah Roh Kudus masih tinggal di dalam dirinya. Bila kita mengabaikan si Pemberi Roh Kudus dalam diri kita, kuasa-Nya atau urapan-Nya dapat ditarik kembali. Maka dari itu kita patut memelihara-Nya sebaik mungkin melalui ketaatan kita terhadap firman Tuhan. Jangan pernah mendukakan Roh Kudus (Efesus 4:30) dengan perbuatan kita yang menyimpang dari firman Tuhan, sebab Roh Kudus bisa undur dan meninggalkan kita.
Awalnya Saul diurapi Roh Tuhan: "Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: 'Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel?'" (1 Samuel 10:1). Seiring berjalannya waktu sikap Saul berubah, tidak lagi taat perintah Tuhan, hidup menurut kehendaknya sendiri.
Ketidaktaatannya inilah yang membuat Roh Tuhan undur dan meninggalkan Saul, sampai-sampai Tuhan berkata kepada Samuel, "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." (1 Samuel 15:11). Saul ditolak Tuhan menjadi raja Israel, kemudian Tuhan memilih dan mengurapi Daud dengan Roh-Nya menggantikan Saul.
Ketidaktaatan membuat Roh Kudus berduka, lalu Ia akan undur dan meninggalkan hidup seseorang!
Baca: Titus 3:1-11
"pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus," Titus 3:5
Ketika kita menyerahkan diri dan percaya kepada Kristus, saat itu kita diselamatkan dan dilahirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus menjadi ciptaan baru (2 Korintus 5:17). Sebagai orang yang telah dilahirkan kembali dan menerima baptisan Roh Kudus, cara hidup kita haruslah berbeda dengan cara hidup yang lama. Untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar 'lahir baru' adalah melalui buah yang dihasilkannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu buah pertobatan (Matius 3:8).
Walaupun dahulu sudah lahir baru dan sudah dibaptis Roh Kudus, tapi bila kemudian orang kembali kepada kehidupan lamanya dan mempunyai karakter yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, perlu dipertanyakan apakah Roh Kudus masih tinggal di dalam dirinya. Bila kita mengabaikan si Pemberi Roh Kudus dalam diri kita, kuasa-Nya atau urapan-Nya dapat ditarik kembali. Maka dari itu kita patut memelihara-Nya sebaik mungkin melalui ketaatan kita terhadap firman Tuhan. Jangan pernah mendukakan Roh Kudus (Efesus 4:30) dengan perbuatan kita yang menyimpang dari firman Tuhan, sebab Roh Kudus bisa undur dan meninggalkan kita.
Awalnya Saul diurapi Roh Tuhan: "Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: 'Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel?'" (1 Samuel 10:1). Seiring berjalannya waktu sikap Saul berubah, tidak lagi taat perintah Tuhan, hidup menurut kehendaknya sendiri.
Ketidaktaatannya inilah yang membuat Roh Tuhan undur dan meninggalkan Saul, sampai-sampai Tuhan berkata kepada Samuel, "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." (1 Samuel 15:11). Saul ditolak Tuhan menjadi raja Israel, kemudian Tuhan memilih dan mengurapi Daud dengan Roh-Nya menggantikan Saul.
Ketidaktaatan membuat Roh Kudus berduka, lalu Ia akan undur dan meninggalkan hidup seseorang!
Subscribe to:
Posts (Atom)