Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Januari 2019
Baca: 1 Tawarikh 28:1-10
"Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab engkau ini seorang prajurit dan telah menumpahkan darah." 1 Tawarikh 28:3
Pada suatu waktu Daud mengumpulkan seluruh pembesar Israel: "...para kepala suku, para pemimpin rombongan orang-orang yang melayani
raja, para kepala pasukan seribu dan kepala pasukan seratus, serta para
kepala harta benda dan ternak kepunyaan raja dan anak-anaknya;
bersama-sama mereka juga para pegawai istana dan para perwira dan semua
pahlawan yang gagah perkasa." (1 Tawarikh 28:1). Apa tujuannya? Daud ingin memberitahukan kepada mereka semua bahwa sesungguhnya ia berkehendak untuk mendirikan rumah perhentian untuk tabut perjanjian Tuhan dan telah mempersiapkan segala sesuatunya (1 Tawarikh 28:2), namun di ayat selanjutnya Daud menyatakan bahwa Tuhan tidak memperkenankan dia untuk mendirikan rumah bagi-Nya, sebab tangan Daud telah tercemar dengan dosa, yaitu menumpahkan darah seseorang.
Adapun peristiwa penumpahan darah tersebut berkenaan dengan Uria, suami Batsyeba (2 Samuel 11:1-27). Apa yang diperbuat Daud ini merupakan kejahatan besar di mata Tuhan, dan selalu ada akibat dari setiap perbuatan dosa dan penumpahan darah. Artinya Daud harus menerima konsekuensi atas pelanggaran yang telah diperbuatnya. Namun Tuhan adalah pribadi yang berlimpah kasih setia, sehingga Ia pun mengampuni dosa Daud dan tetap melanjutkan penggenapan janji-Nya dalam kehidupan Daud. Sekalipun Daud tidak diperkenankan untuk membangun Bait Suci-Nya tapi Tuhan tetap memilih dan menetapkan keturunan Daud sendiri, yaitu Salomo, untuk mendirikan rumah bagi-Nya. Apa alasannya? Karena Daud mau bertobat dengan sungguh. Ketika ditegur oleh nabi Natan Daud tidak mengeraskan hati, apalagi berkilah dan menyalahkan orang lain. Ia mengakui dengan jujur kesalahan yang diperbuat dan menyesalinya.
Daud datang kepada Tuhan dan memohon pengampunan dengan hati yang hancur: "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!" (Mazmur 51:3-4). Asal mau bertobat dengan sungguh-sungguh Tuhan pasti akan mengampuni setiap pelanggaran kita.
Pertobatan adalah kunci mengalami pemulihan dari Tuhan!
Tuesday, January 8, 2019
Monday, January 7, 2019
DITEGUHKAN, DIKUATKAN DAN DIPERLENGKAPI (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Januari 2019
Baca: Markus 1:16-20
"Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Markus 1:17
Banyak orang Kristen rindu melayani pekerjaan Tuhan tapi ragu melangkah karena merasa tidak mampu. Ketahuilah, di hadapan Tuhan pelayanan bukan berbicara tentang 'mampu atau tidak mampu', melainkan mau atau tidak mau, rela atau tidak rela. Jadi, hati adalah modal dasar untuk dapat turut ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan.
Melayani Tuhan merupakan suatu kehormatan yang diberikan Tuhan kepada kita, namun dalam melayani pekerjaan Tuhan sampai kita terjebak pada hal-hal yang keliru seperti yang rasul Paulus katakan: "...mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar." (Roma 10:2). Bermodalkan semangat saja, tanpa memiliki pengenalan dan pengertian yang benar akan Tuhan, akan membuat pelayanan kita tak lebih dari sekedar kegiatan agamawi yang dilakukan secara rutin dan hal itu takkan berdampak apa-apa. Karena itu kita harus memiliki sikap hati yang benar dalam melayani Tuhan. Rasul Paulus menasihati agar kita melayani Tuhan dengan kasih: "Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!" (1 Korintus 16:14), dengan segenap hati. "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23).
Ketika Tuhan memanggil seseorang untuk melayani-Nya, Ia tidak akan sembarangan memanggil dan kemudian mengutus dia begitu saja, tapi Ia terlebih dahulu membentuk dan memperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus-Nya, sehingga ia dapat melayani pekerjaan-Nya secara optimal. "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Kita tahu bahwa ada banyak sekali tantangan dan ujian di setiap pelayanan, tapi percayalah dengan pertolongan Roh Kudus kita pasti mampu menghadapinya. Milikilah respons hati yang benar saat kita dipanggil untuk melayani Tuhan, sebab tinggal sedikit waktu lagi Tuhan akan datang dan saat itulah Ia akan menuntut pertanggungjawaban dari kita.
"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." Yohanes 9:4
Baca: Markus 1:16-20
"Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Markus 1:17
Banyak orang Kristen rindu melayani pekerjaan Tuhan tapi ragu melangkah karena merasa tidak mampu. Ketahuilah, di hadapan Tuhan pelayanan bukan berbicara tentang 'mampu atau tidak mampu', melainkan mau atau tidak mau, rela atau tidak rela. Jadi, hati adalah modal dasar untuk dapat turut ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan.
Melayani Tuhan merupakan suatu kehormatan yang diberikan Tuhan kepada kita, namun dalam melayani pekerjaan Tuhan sampai kita terjebak pada hal-hal yang keliru seperti yang rasul Paulus katakan: "...mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar." (Roma 10:2). Bermodalkan semangat saja, tanpa memiliki pengenalan dan pengertian yang benar akan Tuhan, akan membuat pelayanan kita tak lebih dari sekedar kegiatan agamawi yang dilakukan secara rutin dan hal itu takkan berdampak apa-apa. Karena itu kita harus memiliki sikap hati yang benar dalam melayani Tuhan. Rasul Paulus menasihati agar kita melayani Tuhan dengan kasih: "Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!" (1 Korintus 16:14), dengan segenap hati. "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23).
Ketika Tuhan memanggil seseorang untuk melayani-Nya, Ia tidak akan sembarangan memanggil dan kemudian mengutus dia begitu saja, tapi Ia terlebih dahulu membentuk dan memperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus-Nya, sehingga ia dapat melayani pekerjaan-Nya secara optimal. "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Kita tahu bahwa ada banyak sekali tantangan dan ujian di setiap pelayanan, tapi percayalah dengan pertolongan Roh Kudus kita pasti mampu menghadapinya. Milikilah respons hati yang benar saat kita dipanggil untuk melayani Tuhan, sebab tinggal sedikit waktu lagi Tuhan akan datang dan saat itulah Ia akan menuntut pertanggungjawaban dari kita.
"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." Yohanes 9:4
Subscribe to:
Posts (Atom)