Wednesday, September 12, 2018

PERCAYA KEPADA TUHAN MENGANDALKAN-NYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 September 2018

Baca:  2 Korintus 1:3-11

"Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati."  2 Korintus 1:9b

Sudah menjadi sifat manusia jika dalam segala hal manusia cenderung mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri.  Karena itulah Tuhan terkadang mengijinkan masalah terjadi dalam hidup kita dengan tujuan agar kita menyadari segala keterbatasan dan belajar untuk hidup mengandalkan Tuhan dan percaya kepada-Nya.

     Pengalaman hidup rasul Paulus menjadi pelajaran berharga bagi kita!  Sebagai hamba Tuhan rasul Paulus telah mengalami berbagai kesulitan dan penderitaan.  Tuhan ijinkan hal ini terjadi karena Dia ingin Paulus semakin mengenal pribadi-Nya dan semakin bertumbuh di dalam Dia.  Banyak orang berpikir bahwa hamba-hamba Tuhan pasti akan terluput dari problem hidup.  Tidak!  Ada tertulis:  "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;"  (Mazmur 34:20).  Dalam setiap kemalangan tangan Tuhan pasti menyertai dan menopang mereka, sehingga mereka tak binasa karenanya.  Paulus mengungkapkan pengalaman hidupnya bersama Tuhan:  "...saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati."  (2 Korintus 1:8-9).  Ia mempunyai suatu alasan kuat untuk menaruh kepercayaan pada Tuhan, karena hanya Tuhan yang sanggup menyelamatkannya.  "Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi,"  (2 Korintus 1:10).

     Mungkin orang berpikir bahwa Paulus telah keluar dari jalur dan rencana Tuhan sehingga ia mengalami banyak masalah.  Tidak sama sekali!  Tuhan mengijinkan hal itu terjadi,  "...supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati."  (ayat nas).

Tuhan ingin kita mengakhiri ketergantungan kita pada diri sendiri, menyadari keterbatasan kita, percaya penuh kepada-Nya dan hidup mengandalkan Dia!

Tuesday, September 11, 2018

LIBATKAN TUHAN DI SETIAP PEKERJAAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 September 2018

Baca:  Keluaran 31:1-11

"Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,"  Keluaran 31:2-3

Tuhan menghendaki anak-anak-Nya memiliki kualitas hidup yang berbeda dengan dunia!  Karena itu firman-Nya mengajar kita untuk melakukan setiap pekerjaan dengan kualitas yang terbaik, bukan secara asal-asalan, sehingga mencapai hasil yang maksimal.  Alkitab mengajar kita untuk melakukan setiap pekerjaan dengan kualitas yang terbaik.  Jadi,  "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya."  (Kolose 3:23-24).  Kita diperintahkan untuk bekerja dengan sebaik mungkin tanpa memandang jenis pekerjaannya.  Ini firman Tuhan, bukan perkataan manusia!

     Ada dua orang yang dipilih Tuhan untuk terlibat dalam proses pembangunan Kemah Suci dan segala kelengkapannya, yaitu Bezaleel dan Aholiab.  Bezaleel orang yang ahli dalam hal benda-benda berharga dan perhiasan-perhiasan, termasuk ukiran-ukiran.  Aholiab adalah seorang yang ahli dalam hal pembuatan perkakas-perkakas, pakaian dan juga kelengkapan para imam dan orang Lewi.  Tuhan berkenan memenuhi mereka dengan Roh-Nya.  Pengertian  'dipenuhi dengan Roh Tuhan'  artinya:  diperlengkapi dan diberi kemampuan rohani untuk pelayanan khusus bagi Tuhan:  "...untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga;"  (Keluaran 31:4)  dan  "...untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan."  (Keluaran 31:5).

     Untuk dapat melakukan pekerjaan dengan kualitas yang terbaik kita harus selalu melibatkan Tuhan dan meminta tuntunan-Nya.  Dalam praktek hidup sehari-hari kita sering merasa diri mampu, hebat, pintar dan berpengalaman, sehingga kita merasa tak membutuhkan campur tangan Tuhan.  Namun, begitu kita menuai kegagalan atau hasil yang diraih tak seperti yang diharapkan, kita langsung marah dan menyalahkan Tuhan.

"Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam."  Zakharia 4:6a