Monday, June 18, 2018

MEMEGAHKAN DIRI: Jahat di Mata Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Juni 2018

Baca:  Yesaya 10:5-19

"Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya, atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya, dan seolah-olah tongkat mengangkat orangnya yang bukan kayu!"  Yesaya 10:15

Dosa yang seringkali diperbuat oleh kebanyakan orang, tapi kurang mereka sadari, adalah memegahkan diri  (sombong).  Padahal memegahkan diri atau berlaku congkak itu sangat jahat di mata Tuhan.  Tuhan sangat menentang keras orang yang berlaku demikian.  Orang yang memegahkan diri adalah orang yang tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan, orang yang tidak menyadari bahwa semua yang dimiliki adalah anugerah dari Tuhan.

     Kalau bukan karena Tuhan, keberhasilan, kesuksesan, dan juga kekayaan, takkan bisa diraih.  "Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan,"  (Ulangan 8:17-18).  Itulah sebabnya Tuhan menentang keras orang yang memegahkan diri sendiri.  Kalau kita tidak lagi menyadari akan anugerah Tuhan, saat itu pula kita akan merasa tidak membutuhkan Tuhan, merasa tidak perlu melibatkan Tuhan dan mengandalkan Dia di segala aspek kehidupan ini.  "Sebab ia telah berkata: 'Dengan kekuatan tanganku aku telah melakukannya dan dengan kebijaksanaanku, sebab aku berakal budi;'"  (Yesaya 10:13), merasa bahwa keberhasilan dan kesuksesan yang diperoleh selama ini adalah semata-mata karena hasil kerja keras sendiri, kemampuan sendiri, dan kebisaan sendiri.  Ia lupa bahwa di balik semuanya itu ada campur tangan Tuhan yang menopang dan menolong hidupnya.

     Memegahkan diri sendiri adalah salah satu trik Iblis untuk menjauhkan seseorang dari Tuhan;  dan biasanya orang yang memegahkan diri sendiri pada akhirnya akan semakin menjauh dari Tuhan, karena menganggap bahwa perkara-perkara rohani itu tidak lagi penting dalam hidupnya.  Itulah sebabnya pemazmur menyatakan bahwa Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati dan remuk jiwanya  (Mazmur 34:19).

"Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN,"  Mazmur 20:8

Sunday, June 17, 2018

DALAM PERTOBATAN ADA PENGAMPUNAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juni 2018

Baca:  Yesaya 1:10-20

"Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,"  Yesaya 1:16

Semua manusia pasti mengalami masalah meski berbeda-beda:  masalah pekerjaan, masalah keuangan, masalah keluarga, dan banyak lagi.  Masalah-masalah yang dialami oleh manusia pasti ada jalan keluarnya, dan ujung-ujungnya akan berakhir saat kematian menjemput.  Namun ada satu masalah terbesar yang dihadapi oleh seluruh umat manusia dan masalah tersebut akan terus terbawa sampai kematian  (karena tak semua orang menyadari bahwa setelah kematian masih ada kekekalan, hidup kekal di sorga atau kematian kekal di neraka).  Masalah itu adalah dosa, sebab dosalah yang akan membawa manusia dari kematian kepada kebinasaan kekal:  "...upah dosa ialah maut;"  (Roma 6:23).

     Masalah terbesar manusia ini  (dosa)  hanya dapat diselesaikan oleh anugerah Tuhan melalui pengorban-Nya di kayu salib.  Setiap orang yang percaya kepada-Nya  (Kristus)  tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal  (Yohanes 3:16).  Sebagai orang percaya kita patut berbangga dan bersukacita, bukan karena hal-hal yang sifatnya materi, tapi karena anugerah keselamatan yang telah Tuhan berikan dan dosa-dosa kita diampuni.  Kalau bukan karena salib Kristus kita ini adalah orang-orang yang pantas dimurkai dan menerima hukuman dari Tuhan, namun karena salib-Nya kita dilayakkan untuk dapat hidup dalam kemuliaan dan kuasa-Nya, serta beroleh jaminan keselamatan kekal.  Sorga menjadi sesuatu yang pasti bagi kita!  Sebab  "...Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Kristus)."  (Yohanes 16:6b).

     Oleh karena itu rasul Paulus memperingatkan agar orang percaya tetap mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar  (Filipi 2:12).  Mengerjakan keselamatan berarti kita hidup dalam pertobatan setiap hari.  Mungkin ada di antara Saudara yang berkata,  "Kehidupanku sangat buruk dan dosaku tiada terbilang.  Mungkinkah Tuhan mau mengampuni aku dan menerima aku?"  Ada tertulis:  "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."  (Yesaya 1:18).

Dosa kita akan diampuni jika kita mau mengakuinya dengan jujur di hadapan Tuhan  (1 Yohanes 1:9), dan benar-benar hidup dalam pertobatan!