Monday, June 4, 2018

BELAS KASIHAN TUHAN: Sanggup Menyembuhkan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juni 2018

Baca:  Matius 14:13-21

"Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit."  Matius 14:14

Jika sampai hari ini kita masih dapat bernafas, menghirup udara segar di pagi hari, diberi kesehatan tubuh, dan kembali beroleh kesempatan dari Tuhan untuk melakukan aktivitas dan mengerjakan semua yang telah dipercayakan-Nya, itu semata-mata karena anugerah Tuhan.  "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"  (Ratapan 3:22-23).  Di sisi lain ada Saudara kita yang sedang terkulai lemah tak berdaya karena sakit-penyakit yang diderita.  Hari-hari yang dijalaninya tampak kelabu dan sepertinya tertutup awan tebal.  Hati kecilnya pun bertanya-tanya:  masih adakah harapan baginya untuk melihat hari esok?

     Di dalam Tuhan selalu ada harapan!  Sebab kita punya Tuhan yang adalah Jehova Rapha, Tuhan Sang Penyembuh.  Orang beroleh kesembuhan dari Tuhan bukan karena ia aktif dalam pelayanan, bukan karena ia berstatus orang kaya atau berpangkat, bukan karena ia memiliki wajah yang rupawan, bukan juga karena ia hebat dan pintar, melainkan karena belas kasihan Tuhan.  Perhatikan dua kisah ini:  ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan dan berserulah mereka kepada Tuhan:  "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!"  (Matius 20:30).  Lalu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan"...lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia."  (Matius 20:34).  Juga, seorang sakit kusta datang kepada Tuhan dan berlutut di hadapan-Nya:  "'Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.' Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu... Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir."  (Markus 1:40-42).

     Belas kasihan Tuhan adalah pintu menuju kepada kesembuhan dan pemulihan.  Mungkin bukan fisik kita yang sakit, tapi ekonomi kita sedang sakit, hubungan suami-isteri sedang sakit, pelayanan kita sedang sakit.  Tak ada jalan lain selain kita harus datang kepada Tuhan dengan penuh kerendahan hati dan memohon belas kasihan-Nya.

"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."  Roma 9:15

Sunday, June 3, 2018

TUHAN SANGGUP PULIHKAN DERITAMU (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juni 2018

Baca:  Markus 5:25-34

"Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya."  Markus 5:29

Sekalipun usaha kerasnya selama ini menemui jalan buntu perempuan itu tak patah arang.  Begitu mendengar Kristus sedang lewat perempuan itu pun tak menyia-nyiakan kesempatan.  Sekalipun fisiknya lemah dan Kristus sedang dikelilingi oleh kerumunan orang banyak perempuan itu terus berusaha menjamah jumbai jubah-Nya.  Dengan penuh iman perempuan itu berkata,  "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."  (Markus 5:28).... dan mujizat terjadi!  "Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya."  (ayat nas).  Dahsyat!

     Kristus biasanya menyembuhkan orang dengan perkataan-Nya atau melakukan penumpangan tangan atau jamahan tangan-Nya, tapi perempuan ini mengalami kesembuhan hanya dengan perantaraan jumbai jubah-Nya.  Tindakan yang dilakukan oleh perempuan itu membuktikan bahwa ia memiliki iman yang luar biasa.  Ada tertulis:  "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."  (Ibrani 11:1).  Tanpa iman tak mungkin orang berkenan kepada Tuhan  (Ibrani 11:6).  Artinya jika Tuhan tidak berkenan terhadap seseorang tak mungkin Dia akan bertindak dan menyatakan kuasa-Nya bagi orang tersebut.  Berkatalah Tuhan kepada perempuan itu,  "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"  (Markus 5:34).

     Tanpa iman kita takkan mengalami dan merasakan bagaimana Tuhan bekerja secara dahsyat, seperti yang terjadi atas penduduk Nazaret.  Sekalipun telah mendengar bagaimana Tuhan menyembuhkan segala penyakit dan melakukan banyak mujizat, orang-orang di Nazaret tak memercayai Dia dan menganggap bahwa Ia  (Kristus)  tak lebih dari anak tukang kayu,  "Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ."  (Matius 13:57a-58).  Kristus tidak melakukan banyak mujizat di Nazaret bukan karena Dia tidak sanggup, tapi karena orang-orang Nazaret tidak percaya kepada-Nya.  Ketidakpercayaan menjadi penghalang untuk mengalami peertolongan Tuhan.

Iman yang teguh adalah pintu kepada kehidupan yang dipulihkan Tuhan!