Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Mei 2018
Baca: 1 Petrus 2:11-17
"Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh." 1 Petrus 2:15
Banyak orang beranggapan melakukan perbuatan baik di tengah-tengah dunia yang jahat dan serba sulit seperti sekarang ini adalah sebuah kerugian besar. Itulah sebabnya orang akan berpikir ulang 1000x ketika hendak berbuat baik. Mereka mau melakukan perbuatan baik hanya kepada orang yang berlaku baik terhadapnya, didasari oleh hubungan timbal balik. Jadi orang mau melakukan perbuatan baik jika hal itu mendatangkan keuntungan baginya. "Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu,
apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang
yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat
baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat
demikian." (Lukas 6:32-33).
Melakukan perbuatan baik itu tak mudah, terlebih-lebih berbuat baik kepada musuh. Tapi rasul Petrus menegaskan bahwa berbuat baik adalah kehendak Tuhan yang harus ditaati. Yang dimaksud berbuat baik (Yunani: agathopoieo) adalah tindakan atau melakukan sesuatu yang menguntungkan orang lain. Tindakan yang demikian berguna untuk membungkam kepicikan orang-orang yang bodoh (ayat nas). Membungkam (Yunani: phimao) artinya memberangus, yaitu suatu istilah yang digunakan untuk binatang. Lembu yang diberangus mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara keras dan tidak bisa makan. Yang diberangus di sini adalah kepicikan yang artinya ketidaktahuan, kebodohan atau kedunguan, sekalipun kepicikan itu ada di dalam diri orang-orang yang bodoh (menunjuk kepada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan).
Keberadaan orang percaya di dunia ini seperti domba di tengah serigala (Matius10:16). Tak mengejutkan jika kita harus mengalami perlakuan yang tidak adil, tekanan atau penindasan. Meski begitu orang percaya justru dituntut untuk menunjukkan kualitas hidup yang berbeda: "...janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan
caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk
itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat." (1 Petrus 3:9).
Dengan membalas kejahatan dengan kebaikan maka perbuatan jahat mereka dibungkam!
Wednesday, May 9, 2018
Tuesday, May 8, 2018
TERBEBAN UNTUK ORANG MISKIN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Mei 2018
Baca: Matius 26:6-13
"Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu." Matius 26:11
Siapa yang tak kenal Bunda Teresa, atau lebih dikenal dengan sebutan Mother Teresa? Dia adalah seorang biarawati Katholik Roma keturunan Albania dan berkewarganegaraan India yang mendirikan Misionaris Cinta Kasih (Missionaries of Charity) di Kalkuta (India). Selama lebih dari 47 tahun ia mengabdikan hidupnya untuk melayani orang-orang miskin, orang sakit dan juga yatim piatu; dan karena hidupnya yang menjadi berkat bagi orang ia pun memperoleh penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1979.
Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan dan mengecap kebaikan Tuhan sudah sepatutnya setiap orang percaya menjadi alat-Nya Tuhan untuk menyalurkan dan membagikan kasih kepada orang lain. Kita seharusnya tidak menutup mata ketika melihat ada orang-orang di sekitar yang hidup dalam penderitaan karena miskin. Beban inilah yang akan terus mengusik nurani kita untuk berbuat sesuatu bagi mereka. Berbuat sesuatu bagi orang-orang menderita yang sedang membutuhkan pertolongan bukanlah beban yang menyakitkan, justru beban yang membahagiakan, sebab segala sesuatu yang kita perbuat untuk mereka yang dipandang dunia sebagai orang-orang yang rendah dan miskin papa akan diperhitungkan sebagai perbuatan kepada Tuhan sendiri. "...sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40).
Alkitab menyatakan bahwa orang miskin akan selalu ada di dunia ini sebagai sarana bagi orang percaya untuk memraktekkan kasih! Oleh karena itu jangan sekali-kali kita meremehkan dan memandang rendah keberadaan orang miskin. "Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya;" (Amsal 17:5). Selain kemiskinan secara materi, kemiskinan lain yang harus menjadi perhatian utama kita adalah kemiskinan rohani yaitu keadaan orang yang belum diselamatkan. Melihat kondisi yang demikian orang percaya seharusnya terdorong untuk melayani jiwa-jiwa dengan roh yang menyala-nyala dan tidak lagi hidup hanya berfokus kepada diri sendiri.
"Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu." Amsal 19:17
Baca: Matius 26:6-13
"Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu." Matius 26:11
Siapa yang tak kenal Bunda Teresa, atau lebih dikenal dengan sebutan Mother Teresa? Dia adalah seorang biarawati Katholik Roma keturunan Albania dan berkewarganegaraan India yang mendirikan Misionaris Cinta Kasih (Missionaries of Charity) di Kalkuta (India). Selama lebih dari 47 tahun ia mengabdikan hidupnya untuk melayani orang-orang miskin, orang sakit dan juga yatim piatu; dan karena hidupnya yang menjadi berkat bagi orang ia pun memperoleh penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1979.
Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan dan mengecap kebaikan Tuhan sudah sepatutnya setiap orang percaya menjadi alat-Nya Tuhan untuk menyalurkan dan membagikan kasih kepada orang lain. Kita seharusnya tidak menutup mata ketika melihat ada orang-orang di sekitar yang hidup dalam penderitaan karena miskin. Beban inilah yang akan terus mengusik nurani kita untuk berbuat sesuatu bagi mereka. Berbuat sesuatu bagi orang-orang menderita yang sedang membutuhkan pertolongan bukanlah beban yang menyakitkan, justru beban yang membahagiakan, sebab segala sesuatu yang kita perbuat untuk mereka yang dipandang dunia sebagai orang-orang yang rendah dan miskin papa akan diperhitungkan sebagai perbuatan kepada Tuhan sendiri. "...sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40).
Alkitab menyatakan bahwa orang miskin akan selalu ada di dunia ini sebagai sarana bagi orang percaya untuk memraktekkan kasih! Oleh karena itu jangan sekali-kali kita meremehkan dan memandang rendah keberadaan orang miskin. "Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya;" (Amsal 17:5). Selain kemiskinan secara materi, kemiskinan lain yang harus menjadi perhatian utama kita adalah kemiskinan rohani yaitu keadaan orang yang belum diselamatkan. Melihat kondisi yang demikian orang percaya seharusnya terdorong untuk melayani jiwa-jiwa dengan roh yang menyala-nyala dan tidak lagi hidup hanya berfokus kepada diri sendiri.
"Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu." Amsal 19:17
Subscribe to:
Posts (Atom)