Tuesday, March 20, 2018

ELISA: Berawal dari Pelayan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Maret 2018

Baca:  1 Raja-Raja 19:19-21

"Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya."  1 Raja-Raja 19:21b

Ada banyak tokoh besar di Alkitab yang dipakai Tuhan secara luar biasa, yang memulai karirnya dari bawah dan menjadi seorang pelayan atau abdi.  Contoh:  Yosua, sebelum menjadi pemimpin besar bangsa Israel, terlebih dahulu menjadi abdi Musa  (Keluaran 33:11);  Daud, sebelum menjadi raja atas Israel, memulai karirnya hanya sebagai penggembala kambing domba yang jumlahnya hanya 2-3 ekor.

     Juga Elisa, seorang nabi Tuhan yang penuh urapan.  Elisa mampu menyisihkan 50 orang yang sedang berada dalam  'sekolah kenabian'  pada waktu itu dan menjadi penerus pelayan Elia.  Ketika air di Yerikho dalam keadaan tidak baik sehingga di Yerikho terjadi banyak kematian  (wanita hamil mengalami keguguran), dengan campur tangan Tuhan Elisa mampu menetralkan air di Yerikho hanya dengan garam:  "Demikianlah air itu menjadi sehat..."  (2 Raja-Raja 2:22);  ketika pergi ke Betel ada segerombolan anak yang menyemooh dan mengata-ngatai Elisa botak, maka hanya dengan perkataannya saja  "...keluarlah dua ekor beruang dari hutan, lalu mencabik-cabik dari mereka empat puluh dua orang anak."  (2 Raja-Raja 2:24).  Tuhan juga memakai Elisa untuk menjadi saluran berkat bagi salah seorang isteri hamba Tuhan yang terlilit hutang:  hanya dengan berbekal sebuah buli-buli berisi minyak hutangnya pun lunas terbayar  (2 Raja-Raja 4:8-37);  dan Naaman  (panglima raja Aram)  disembuhkan dari sakit kustanya ketika taat melakukan apa yang diperintahkan oleh Elisa yaitu mandi di sungai Yordan sebanyak tujuh kali  (2 Raja-Raja 5:1-27).

     Elisa tidak langsung menjadi hamba Tuhan yang hebat.  Ia mengawali karirnya sebagai abdi atau pelayan Elisa  (ayat nas).  Kita percaya bahwa Elisa bukanlah abdi atau pelayan yang malas, tapi giat dan memiliki semangat mengerjakan apa yang dipercayakan kepadanya.  Terlihat ketika Elia hendak terangkat ke sorga Elisa begitu bersemangat dan bertekad kuat untuk meminta urapan Tuhan dua kali lipat  (double portion of Thy Spirit).

Setia ketika menjadi pelayan, akhirnya Tuhan memercayakan Elisa untuk mengerjakan perkara-perkara besar!

Monday, March 19, 2018

TAK MAU JADI PELAYAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Maret 2018

Baca:  Markus 10:35-45

"Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya."  Markus 10:43-44

Secara naluriah semua orang pasti ingin menjadi pemimpin atau kepala yang beroleh pujian, penghargaan dan penghormatan dari sesamanya.  Karena terlalu berambisi menjadi pemimpin atau kepala tidak jarang orang menempuh jalan yang salah:  merendahkan orang atau mengecilkan orang lain.  Pikirnya pemimpin boleh memerintah dan berlaku semena-mena.  Firman Tuhan justru menyatakan bahwa  'kebesaran'  diri seseorang itu tidak dicapai melalui prestasi jasmani maupun kepemilikan materi, melainkan ketika orang mau menjadi hamba dan pelayan bagi orang lain;  itulah hakikat mengikut Kristus, inti menjadi murid Kristus.  Tanpa memiliki kerelaan hati untuk mengabdi menjadi pelayan atau hamba, maka kita tidak layak mengikut Kristus.

     Tuhan sangat memperhatikan dan selalu mengarahkan pandangan-Nya kepada kesetiaan dan ketekunan seseorang dalam melakukan tugas, pekerjaan atau pelayanan yang sepertinya tampak kecil, sederhana dan sepele.  Mengapa?  Sebab dari situlah Tuhan akan mengambil sebuah keputusan apakah orang itu layak dipercaya mengerjakan perkara-perkara yang jauh lebih besar.  "Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu,"  (Mazmur 75:7).  Peninggian itu datangnya dari Tuhan:  direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain.  Tuhan akan mengangkat hidup kita,  "...apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini,"  (Ulangan 28:14).

     Menjadi  'kepala'  yang dimaksudkan dalam Ulangan 28:13 juga tidak semata-mata mengacu kepada suatu jabatan atau kedudukan yang tinggi dalam pekerjaan atau pelayanan, tapi berbicara tentang suatu kehidupan yang menjadi teladan atau panutan bagi banyak orang.  Percayalah bahwa Tuhan tahu waktu yang tepat kapan Ia akan meninggikan dan mengangkat hidup seseorang.  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."  (Lukas 16:10).

Kesetiaan dan ketekunan adalah pintu gerbang menuju kepada promosi!