Friday, March 2, 2018

TERLUKIS DI TELAPAK TANGAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Maret 2018

Baca:  Yesaya 49:8-26

"Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku."  Yesaya 49:16

Dalam penciptaan manusia, Alkitab menyatakan bahwa Tuhan membentuk manusia dari debu tanah dan kemudian Ia menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya sehingga manusia menjadi mekhluk yang hidup  (Kejadian 2:7).  Di sini ada dua tindakan Tuhan yaitu:  1.  Membentuk manusia dari debu tanah, berarti menunjuk pada tindakan Tuhan menggunakan tangan-Nya sendiri;  2.  Menghembuskan nafas hidup, yang pararel dengan tindakan-Nya menghembuskan firman-Nya.  Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kehidupan yang begitu unik dan istimewa di mata Tuhan karena merupakan hasil pekerjaan tangan dan firman Tuhan.  Itulah sebabnya manusia dinyatakan sebagai  'gambar dan rupa'  Tuhan  (Kejadian 1:26-27).

     Melalui nabi Yesaya Tuhan mengungkapkan kepedulian dan perhatian-Nya begitu dalam terhadap umat-Nya sekalipun mereka seringkali menyakiti, melukai dan memberontak kepada-Nya.  Bahkan tindakan Tuhan yang selalu mau mengingat dan tidak melupakan umat-Nya digambarkan dengan sangat menarik:  "...Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku;"  (ayat nas).  Berarti setiap kali Tuhan melihat telapak tangan-Nya Dia juga melihat tiap kehidupan dan pergumulan umat-Nya.  Sebagaimana melalui tangan-Nya yang sejak semula mencipta dan membentuk manusia dari debu tanah, Ia pun bersedia mengulurkan tangan-Nya untuk menolong dan memulihkan keadaan kita.  Tuhan berkata,  "Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan."  (Yesaya 49:11).

     Jangan sekali-kali beranggapan Tuhan tidak peduli dengan keadaan kita dan melupakan kita.  Seberat apa pun perjalanan hidup yang kita tempuh, pemazmur menyatakan,  "Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu."  (Mazmur 121:3-5).  Tuhan juga menegaskan,  "...sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya."  (Yesaya 65:24).

Tak perlu takut dan kuatir akan hidup ini, karena Tuhan selalu ada untuk kita!

Thursday, March 1, 2018

TAK PERNAH MELUPAKAN KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Maret 2018

Baca:  Yesaya 49:8-26

"Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau."  Yesaya 49:15

Ketika sedang dihadapkan pada masalah, penderitaan dan tantangan yang berat seringkali kita beranggapan bahwa Tuhan sudah tidak lagi peduli dengan keadaan kita dan bahkan Ia sudah melupakan kita.  Ditambah lagi dengan doa-doa yang sekian waktu lamanya belum juga beroleh jawaban akan semakin mempertegas anggapan tersebut.

     Kalau kita berpikiran demikian berarti kita tidak mengenal Tuhan dengan benar.  Kita hanya melihat dan menilai segala sesuatunya dari sudut pandang kita sendiri.  Hal pertama yang seharusnya kita lakukan adalah mengoreksi diri, sebab ada tertulis:  "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."  (Yesaya 59:1-2).  Inilah jawaban Tuhan:  "...Aku tidak akan melupakan engkau."  (ayat nas).  Seorang ibu yang sedang menyusui memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap bayinya.  Sekalipun sang bayi berada di ruangan yang berbeda, sesibuk apa pun ibu, ia sangat peka ketika anaknya menangis dan membutuhkannya.  Bila ibu di dunia ini bertindak sedemikian rupa, apalagi Tuhan kita, Ia lebih peka terhadap kebutuhan anak-anak-Nya dan tau yang terbaik bagi anak-anak-Nya.  Bukankah ini menjadi satu jaminan bagi kehidupan kita orang percaya?  Tapi di zaman yang jahat seperti ini ada ibu kandung yang tega membuang dan menjual bayinya sendiri, bahkan membunuhnya.

     Jika saat ini kita sedang menghadapi pergumulan yang berat, berhentilah untuk mengeluh, bersungut-sungut, apalagi menyalahkan Tuhan, karena  "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  (2 Petrus 3:9).

Tuhan tidak pernah melupakan kita;  jika kita diijinkan mengalami suatu  'proses', tujuannya adalah untuk membawa kita makin dekat kepada-Nya!